04

69 7 0
                                    

.

.

.

Happy reading...

    Mata itu terbuka, menampilkan sebuah padang rumput indah dengan pohon dan ayunan di depan matanya.
Angin berhembus pelan tetapi berhasil membuat helai rambutnya sedikit berterbangan.

Dia melihat sekeliling. indah, sepi, dan tenang mungkin adalah beberapa kata yang bisa menggambarkan tempat itu.

Matanya menangkap sesosok yang sedang duduk membelakanginya di ayunan, sosok itu berambut panjang, berkulit putih, dan memakai dress berwarna putih.
Bukannya takut, dirinya malah berniat menghampiri wanita itu. Tapi sebelum dia benar-benar menghampirinya, wanita itu malah membalikkan badannya dan menampilkan wajah dengan senyuman cantiknya.

Dirinya tertegun, matanya tak berkedip sedikitpun, matanya tak berpaling dari sosok yang ada didepannya. Wanita itu, sosok yang sangat ia rindukan, sosok yang sangat ia cintai, sosok wanita yang telah melahirkan dan membesarkannya dengan penuh cinta.

Ingin rasanya dia memeluk wanita yang ada didepannya, dan menumpahkan semua air matanya, mengatakan banyak kata cinta, tapi sebelum itu benar benar terjadi wanita itu perlahan lahan mulai menghilang. Tak rela sosok yang sangat ia rindukan menghilang secepat itu, dia mulai mengejar sosok itu sambil meneriakinya,

"Bunda!!..." Teriaknya sambil berlari mengajar bundanya.

"Bundaa mau kemana??!..."

"Bunda jangan pergi!!.." teriaknya histeris ketika sosok bunda itu benar benar menghilang dari penglihatannya.

Nafasnya terengah-engah, dirinya jatuh terduduk di hamparan padang rumput, setetes air mata mulai mengalir diikuti tetesan tetesan lainnya. Satu tangannya memegang dada lalu menepuknya pelan.

"Bunda...." Gumamnya disertai dengan isakan.

"Bunda ini juliann...."

"Bunda julian kangen, kenapa saat Tuhan mempertemukan kita bunda malah pergi dulu, bunda gak mau ngomong sama julian ya?"

"Bunda marah sama julian?..."

"Bunda pasti marah yaa..."

"Bunda udah gak sayang julian lagii..."

"Maafin julian..."

Lagi lagi mata itu terbuka, tapi bukan hamparan padang rumput yang pertama dia lihat, melainkan atap putih dengan lampu yang menyala. Matanya melihat sekeliling, lalu matanya tak sengaja menangkap sosok asing yang tengah melamun, sepertinya sosok itu tidak menyadari kalau tengah diperhatikan. Tak lama sosok itu sadar dari dunianya.

"Ehhh? Lohh!? Udah bangun ternyata?" tanyanya lalu menghampiri julian.

"Mesti haus ya? Ini minum dulu" lanjutnya lalu menyodorkan segelas air putih, karena julian hanya diam saja sosok itu berinisiatif membantu julian untuk minum.

"Makan dulu yaa... Perut kamu kosong dari kemarin kayaknya makannya kamu pingsan" ucap orang itu lagi.

"Emm maaf kak..." ucap julian

RumahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang