"I wish I'd sent you that
Drunk text at midnight
I was just scared it would
Ruin our friendship
But I really meant it
I wonder how you would reply?."Sejak hari itu Build selalu menghindari Bible. Dia akan terbangun pagi sekali untuk menyiapkan sarapan, tanpa membangun sang pemilik rumah. Lalu ia akan berangkat dan meninggalkan sebuah note serta sarapan yang sudah dia siapkan, tanpa menunggu Bible.
Itu terus berulang. Membuat Bible kembali kebingungan. Bahkan pesan yang Bible kirimpun akan di balas sesingkat singkatnya. Terkadang Build tidak kembali ke apartemen, dengan alasan dia pulang kerumahnya.
'aku berangkat duluan. Aku sudah siapkan sarapan. Jangan lupa di makan :).'
Note yang tertulis di bawah gelas berisi susu itu, lagi. Menghela nafas nya kasar, begitu frustasi. Sampai kapan Build akan bersikap seperti ini?
Walaupun demikian, Bible selalu memakan apapun yang dibuatkan Build. Namun, kali ini ia tidak ada waktu untuk sarapan. Seseorang sudah menunggu nya di bawah.
"Hai, I'm sorry, I'm so late." Ucap Bible, setelah ia masuk ke mobil yang menjemputnya. Mengusahakan tetap tersenyum.
"It's okey." Balasnya, sambil mengusap rambut Bible dengan lembut. Membuat sang empunya menoleh terkejut.
Dan yah, Dia menyadari ada yang salah dengan Bible pagi ini. Oh tidak, setiap harinya seperti itu. Namun ini lebih ketara, meski tadi ia tersenyum.
"Hey, are you oke?." Tanyanya memastikan.
"Emm..I'm fine." Bohongnya."Jes, apa kita tidak akan berangkat?."
Ya, benar Jes Pasit, yang sekarang sudah seperti supir pribadinya. Dia hanya menghela nafasnya perlahan dan tersenyum, lalu menjalankan mobilnya.
Dalam perjalanan, tidak ada sama sekali percakapan. Sunyi, Bible tidak mengutarakan apa yang difikirkan nya seperti sebelumnya.
Saat mereka sudah berada di tempat parkir kampus, Bible tetap diam tak bersuara. Hingga dia menyadari bahwa mereka sudah sampai, dia membuka seatbeltnya.
"Terimakasih." Ucapnya menyunggingkan senyumnya sekilas."aku masuk dulu." Pamitnya. Namun belum sampai Bible membuka pintu mobil sepenuhnya, dengan cepat Jes meraih pintu itu dan menutupnya kembali. Membuat Bible menyadarkan kembali tubuhnya dan menatap Jes yang wajahnya tepat berada di depannya.
Menyadari Bible seperti menahan napas, ia kembali ketempat mengemudinya.
"Hei, listen. If you have any problems, you can talk to me. I will listen to you. Okay?." Kata Jes. Menatap Bible yang juga menatapnya sendu. Siapapun tolong, Jes tidak bisa melihat Bible dengan ekspresi seperti itu.
"Aku suka sama kamu, Bib." Jes Mengakui perasaannya, secara tiba tiba. Ya, itu sukses membuat ekspresi Bible berubah. Terkejutnya bukan main.
"Jes..."
"I liked you when we first met at there. I don't know, but I like you so much. So, just tell me everything you want. I Will listen to you." Jelasnya. Jes mengangkat tangan kanannya untuk meraih wajah pria di depannya. Mengusapnya perlahan.
Tubuhnya mulai mendekat kearah Bible, mencoba mendekatkan wajahnya dengan wajah Bible. Ia menatap Bible sekilas lalu beralih pada Bibirnya. Ibu jarinya mengusap Bibir bawah itu, dan dalam hitungan detik, bibir mereka bertemu. Tanpa ada gerakan, hanya menempel.
Dan di sisi lain, terlihat seseorang tengah memperhatikan mereka dari kejauhan. Meremas buku buka yang ia bawa, mencoba menelan ludahnya dan menarik nafas nya yang terasa berat. Menghandle segala sesuatu yang akan keluar dari dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destroyed [BIBLEBUILDxJESBIBLE]
FanfictionBiu tidak pernah tahu, mencintai bible akan semenyakitkan ini. yang dia tahu, Bible selalu menganggap nya ada, namun tidak tahu bahwa keberadaan nya tak dianggap.