Bab 2

93 18 2
                                    

✮ ⋆ ˚。𖦹 ⋆°°✩
Writer: Shiro_Fai

Paginya, Kaiser terbangun dari tidurnya karena mendengar suara bentakan dari orang tuanya. Ia perlahan turun dari tempat tidur dan berjalan lembut kearah pintu kamarnya, teriakan pertengkaran kedua orang tuanya semakin keras dan membuat pendengar anak umur 5 tahun ini meringis kesakitan.

Saat ia sudah sampai di ruang tamu, dimana kedua orang tuanya sedang bertengkar. Kaiser menatap ngeri ke arah mereka, ia jadi merasa kasian pada ibunya yang berjuang melawan babi besar itu.

Perlahan pertengkaran mereda, [name] berjalan pelan keluar dari ruang tamu dan menyadari kalau putranya dari tadi memperhatikan mereka. Ia menyamakan tinggi badan dengan buah hatinya dan mengelus pipinya dengan lembut "Icel, kamu gapapa kan nak?"

Kaiser menjawab dengan anggukan setuju, dia mulai memeluk ibunya karena rindu dengan pelukan hangatnya "harusnya Icel yang tanya begitu ke Mama, Mama gapapa kan? Mama sepertinya punya banyak luka, pasti sakit ya kan ma?"

[name] terkekeh kecil atas perhatian dari putra nya "iya, Mama baik-baik aja. Icel belum makan kan? Kamu tunggu di kamar kamu dan jangan keluar oke? Nanti ada monster yang mau memakan Icel". Kaiser tertawa dengan lelucon dari Ibunya, iya akhirnya menyetujui apa yang di katakan sang ibu.

Langsung saja Kaiser pergi menuju kamarnya dan meninggalkan sang ibu, sedangkan [name] memutuskan untuk pergi ke dapur untuk mempersiapkan sarapan untuk putra tercintanya. Untung saja hari ini ia libur kerja, jadi seharian penuh bisa menjaga Kaiser dari amukan seorang babi besar.

Saat dia terus fokus pada masakannya, ia merasakan keanehan di rumahnya.Rumahnya terasa sunyi, tidak seperti biasanya, [name] mulai merasakan firasat buruk. Tiba-tiba ia mendengar suara pecahan dari kamar Kaiser terdengar jelas di pendengaran [name], ia buru-buru mematikan kompor dan langsung berlari menuju kamar putranya.

Pandangan pertama saat masuk ke kamar putra tercintanya adalah melihat Kaiser berdarah akibat kekerasan dari ayahnya, dengan cepat [name] mendorong pria tolol itu menjauh dari anaknya "Maksud kamu apa kaya gitu?! Icel ga buat salah loh!!". Amarah sang ibu sudah memuncak, dia menatap tajam ke arah pria itu.

"Anak gak guna. Disuruh kerja malah bantah orang tua," Balas pria itu, [name] sangat ogah memanggil pria itu sebagai suaminya. Ia paham betul yang dimaksud kerja itu adalah mencuri. Secara tidak langsung, pria itu menyuruh Kaiser untuk mencuri lagi.

"wajar saja dia menolak! Karena dia tau kalo itu perbuatan tidak baik!! Dia masih ana-.." ucapan [name] terpotong oleh pukulan keras dari pria gendut itu. Kaiser menatap ketakutan dan khawatir kearah ibunya

"Mama!!"

"Tsk, dasar serangga!" Dia pergi meninggalkan Kaiser bersama ibunya, ia sama sekali tidak peduli dengan mereka berdua. Membuangnya begitu saja seperti berlian yang di buang.

Anak berumur 5 tahun itu mendekat ke ibu tercintanya, iya memeriksa keadaan sang ibu apakah baik-baik saja. "Mama? Mama, ini Icel. Mama gapapa kan?" Ia perlahan meneteskan air matanya, merasa tidak tega melihat ibunya kesakitan.

"Mama gapapa sayang, cuma memar biasa kok. Ayo kita obati lu mu terlebih dahulu, setelah itu kamu sarapan oke?" Dengan senyuman hangat, ia menenangkan buah hatinya agar tidak panik lagi. [name] perlahan mencari kotak p3k yang dia sembunyikan di kamar Kaiser, sengaja ia sembunyikan agar Kaiser bisa menyembuhkan dirinya sendiri tanpa sang ibu.

Saat [name] terus sibuk mengobati luka Kaiser, tiba-tiba anak usia 5 tahun itu bertanya pada sang ibu. "Mama, kenapa Papa jahat banget sama kita? Padahal kita tidak berbuat salah" pertanyaan dari putra nya membuat hatinya merasa sakit dan bersalah. Perlahan ia memeluk putranya dengan penuh kehangatan.

"Dia punya sifat iblis, jadi jangan dekati dia. Tidak apa-apa, kita bisa bertahan hidup sendiri tanpa dia..."

✮ ⋆ ˚。𖦹 ⋆°°✩

Beberapa tahun telah berlalu, kini Kaiser sudah beranjak usia 7 tahun. Malam harinya, Kaiser saat ini sudah tertidur nyenyak di tempat tidurnya, tapi [name] masih merenungkan tujuannya. "Maafin mama ya, mama ga bisa bikin kamu bahagia di masa kecil" ucapan sambil mengelus rambut putra tercintanya.

Pagi dini harinya pukul 3 pagi, Kaiser tiba-tiba terbangun dari tidurnya karena dirinya ingin ke toilet untuk buang air kecil. Saat ia berjalan kearah toilet, dia memperhatikan kalau lampu di kamar ibunya masih menyala. Perlahan dia memeriksa ke kamar ibunya, dan terlihat lah ibunya sedang packing barang-barangnya. Dia terheran-heran apa yang sedang ibunya lakukan "Mama?"

"Icel? Kok kamu sudah bangun nak? Ini masih subuh loh" [name] terkejut mendengar suara putranya, ia melihat Kaiser berdiri di depan kamarnya.

"Icel tadi mau ke kamar mandi buat pipis, tapi Icel malah melihat kamar Mama masih terang. Memangnya Mama lagi ngapain?" Tanya Kaiser dengan polos, [name] melihat wajah polos Kaiser merasa bersalah harus berbohong.

"Mama ada kerjaan mendadak, jadi Mama mau berangkat sekarang" jawabnya dengan rasa bersalah telah berbohong pada anaknya. Kaiser hanya mengangguk dan percaya kalau ibunya cuma mau kerja "Mama cepet pulang ya? Icel bakal kangen sama Mama, Icel mau di manjain sama Mama lagi.."

[name] terkekeh dengan tingkah manja putranya "Mama ga bakal lama kok, sayang. Mama pasti pulang dan bakal manjain Icel lagi. Icel bisa tunggu mama kan?" Kaiser mendengar itu menjadi bersemangat dan gembira, ia buru-buru memeluk ibunya dengan penuh kasih sayang "ya! Icel bisa! Hihih Icel sayang banget sama Mama!!"

[name] membalas pelukan anaknya "Mama juga sayang Icel. Dah sana, kamu pipis dulu gih nanti kalau di tahan malah ngompol"

Kaiser terkekeh geli dan mengangguk sebagai persetujuan "Okay mama!"

✮ ⋆ ˚。𖦹 ⋆°°✩

Dari pagi, siang, sore dan malam. Kaiser terus menunggu dengan sabar kedatangan ibunya, tapi ia harus menahan rasa sakit yang di lakukan oleh sang ayah. Dia sama sekali tidak menyadari kalau ibunya pergi meninggalkan rumah.

Saat ini, Kaiser tengah merenungkan dirinya di pojok kamarnya. Ia sangat kesepian tanpa sosok seorang ibu di samping nya "Mama, Icel takut. Papa selalu pukul aku...sakit banget ma, mama tolong cepat pulang temenin Icel" air mata perlahan mengalir di pipi Kaiser, dia sudah sangat merindukan sosok ibunya. Ia sangat ingin merasakan pelukan dan elusan lembut dari mama tercintanya.

To be continued...

𝐌𝐎𝐌!! ; M. KaiserTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang