Chapter 1

460 55 2
                                    

Bukan hal baru lagi melihat keributan di SMA Neo yang super sibuk di Senin pagi, kali ini giliran kelas Matematika IPA satu kebagian menjadi petugas upacara

Sebenarnya Dimas selaku ketua OSIS hendak di tunjuk untuk menjadi pemimpin upacara, tapi berhubung suaranya hampir habis sebab acara event seni dan budaya tahunan sekolah kemarin ia menyerahkan bagian itu pada teman sekelasnya

Dan Jeffrey yang di tunjuk kali ini, terlepas dari sikapnya yang kadang kadang memancing emosi remaja itu memang cocok untuk hal hal seperti ini

Suaranya berat dan dalam, postur tubuh sempurna dan wajah yang menarik perhatian. Dimas tidak akan mengelak fakta itu

"Good job guys, ternyata keren juga ya kita jadi begituan." Gigi tertawa memberi selamat dan memuji teman temannya setelah upacara selesai

Terutama Jeffrey, remaja itu terlihat berbeda sekali tadi. Seragamnya rapi apalagi dengan atribut sekolah yang lengkap

Padahal biasanya Jeffrey berbaris bersama siswa kelas lain yang tidak memakai topi kadang kadang tidak membawa dasi

Rini mengangguk "Iya jirr, keren juga Lo Jeff."

Jeffrey menaikkan alis dengan wajah sombong, Yuda mendecak "Mulai, idungnya terbang tuh."

"Bacot." Jeffrey mendengus, remaja itu di hadiahi tawa Hasya dan Yuda setelahnya.

Dimas yang tidak bersuara sama sekali membuat Gigi menoleh, gadis itu mendekat Dimas dan duduk di sampingnya "Kenapa diem aja?"

"Nggak papa." Dimas menjawab dengan suara serak hampir hilang, Gigi menggeleng "Awas aja istirahat jajan gorengan."

Dimas hanya nyengir tanpa dosa, kemudian mereka bersiap berganti pakaian olahraga. Berhubungan jadwal pelajaran mereka memang olahraga terlebih dahulu setelah upacara pagi

Pelajaran hari ini adalah olahraga bola basket dia berada di tim dua bersama Gigi, Yuda, Hasya dan Jeffrey

Yuda dan Hasya bersorak mengetahui Jeffrey ada di tim mereka, dua remaja itu optimis mendapatkan kemenangan

Pak Agus tertawa "Ini cuma buat seru seruan Yuda Hasya."

"Ya gak papa pak, buat seru seruan atau bukan yang penting menang." Pak Agus menggeleng kecil

Dimas menghela nafas pelan, ia sebenarnya tidak terlalu suka pelajaran olahraga, panas, gerah, di cuaca begini harus lari lari mengejar bola? Hahh, lebih baik Dimas duduk di pinggir lapangan yang teduh itu sembari meminum es cekek andalannya

"Lemes banget kenapa si neng." Gigi tertawa melihat wajah lemas Dimas, Dimas melirik sinis "Gue gak bisa olahraga, nanti gue cuma jadi beban tim lagi."

Jeffrey bergidik mendengar ucapan Dimas "Yaudah sih ikut lari aja, tar gue yang menangin."

Dimas mendecih melihat kepercayaan diri Jeffrey yang hampir membuatnya mual, Gigi tertawa

Mereka akan melawan Tim satu yang terdiri dari Joni, Wina, Rini, Kemal dan Tristan.

Jeffrey berebut bola dengan Joni begitu peluit di bunyikan, remaja itu mendribble bola dengan mahir berlari dan memberi umpan pada Yuda yang di sambut dengan senang satu poin mereka dapatkan

Kali ini Joni berniat menyerang, namun Hasya bisa merebut dengan mudah "Dim." Ia melempar bolanya pada Dimas, Dimas yang kebingungan menerima umpan Hasya

Ia lempar asal pada Jeffrey yang tepat berdiri di posisi tiga point, begitu saja tiga point mereka dapatkan dengan cepat.

"Itu Lo bisa!" Gigi memekik pada Dimas, Dimas meringis. Padahal Bukannya ia berniat mengoper pada Jeffrey tadi tapi hanya kebetulan saja sebab ia bingung harus di kemanakan bolanya.

Secret between us Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang