1. Prolog

178 20 4
                                    

Di UA Academy, di tengah hiruk-pikuk pelatihan para calon pahlawan, sebuah penjara khusus terletak di dalam ruang bawah tanah. Penjara ini bukan untuk penjahat biasa, tetapi untuk seorang anak yang memiliki kekuatan luar biasa, Halilintar.

Dengan kekuatan petir yang mengalir dalam dirinya, Halilintar mampu menciptakan badai yang mematikan, mengubah tempat yang tenang menjadi kekacauan. Kekuatan ini, meski luar biasa, telah membuatnya dicap sebagai ancaman.

Halilintar dulunya dikenal sebagai villain. Dalam pelarian dari para pahlawan, dia pernah menggunakan kekuatannya untuk menyerang dan menakuti penduduk. Namun, dalam hati kecilnya, dia hanya mencari pengakuan dan tempat di mana dia diterima. Terperangkap di UA, dia bertanya-tanya apakah semua anak memang harus bermimpi menjadi pahlawan. Dalam pandangannya, dia hanya bisa melihat diri sendiri sebagai monster.

Di sisi lain, para pahlawan yang mengurung Halilintar memiliki harapan yang tinggi. Mereka percaya bahwa di balik kegelapan yang mengelilingi anak ini, terdapat potensi besar untuk menjadi pahlawan. Nezu, kepala sekolah UA, adalah orang yang paling percaya bahwa Halilintar dapat diselamatkan. Dia mengumpulkan tim terbaik untuk membantu Halilintar menemukan jalannya dan mengajarinya arti sesungguhnya menjadi pahlawan.

Namun, saat para pahlawan berusaha mendekatinya, Halilintar merasa semakin terasing. Setiap kali mereka berbicara tentang harapan dan keberanian, dia hanya merasa semakin tertekan. Bagaimana bisa dia menjadi pahlawan jika semua orang hanya melihatnya sebagai villain? Bahkan, ketika dia menggunakan kekuatannya, semua orang selalu melihat kegelapan di balik cahaya yang ia ciptakan.

Suatu hari, saat para siswa UA menjalani pelatihan di luar, Halilintar mendengar percakapan mereka. Mereka berbicara tentang misi menyelamatkan orang-orang yang terjebak di dalam gedung yang terbakar. Secara instinktif, rasa ingin tahunya muncul. Apakah mungkin dia bisa membantu?

Dengan penuh ketidakpastian, Halilintar memutuskan untuk melarikan diri dari penjara dan mengikuti kelompok itu dari jauh. Dia melihat para pahlawan bekerja sama, menggunakan kekuatan mereka untuk menyelamatkan orang-orang. Di sanalah, ia melihat sesuatu yang belum pernah ia saksikan sebelumnya: keinginan tulus untuk melindungi orang lain, tanpa pamrih.

Kehangatan dalam tindakan mereka mulai meresap ke dalam hati Halilintar. Di tengah kobaran api dan teriakan ketakutan, Halilintar merasa dorongan kuat untuk menggunakan kekuatannya. Dia mengumpulkan keberanian dan mengerahkan kekuatannya. Sebuah badai petir muncul, dan seketika itu juga, api yang berkobar mulai padam.

Melihat aksi Halilintar, para pahlawan awalnya terkejut. Namun, mereka segera menyadari bahwa anak ini tidak hanya berusaha untuk mengacaukan; dia berusaha untuk membantu. Dengan cepat, mereka bekerja sama, membimbing Halilintar dan memanfaatkan kekuatannya untuk menyelamatkan lebih banyak orang.

Setelah kejadian itu, Halilintar kembali ke UA dengan perasaan campur aduk. Dia melihat reaksi para pahlawan yang terkejut, namun di dalamnya ada rasa bangga. Akankah mereka akhirnya melihatnya bukan sebagai villain, tetapi sebagai seseorang yang bisa menyelamatkan?

Hari-hari berlalu, dan Halilintar mulai berlatih di UA. Para pahlawan memberinya kesempatan, memberi bimbingan, dan mencoba untuk membantu menemukan cara untuk menggunakan kekuatannya untuk kebaikan. Meskipun masih ada keraguan di dalam dirinya, Halilintar mulai melihat harapan yang samar. Dia bisa menjadi sesuatu yang lebih dari sekadar monster; dia bisa menjadi pahlawan.

Namun, bayang-bayang masa lalu tidak hilang dengan mudah. Ada pihak-pihak tertentu yang tidak ingin Halilintar kembali ke jalan yang benar. Sebuah organisasi misterius muncul, berusaha memanfaatkan kekuatan Halilintar untuk tujuan jahat. Mereka tahu bahwa potensi petir yang mengalir dalam diri Halilintar bisa menjadi senjata yang tak tertandingi.

Dengan para pahlawan di belakangnya, Halilintar berjuang melawan godaan untuk kembali ke sisi gelap. Dia harus menghadapi tidak hanya musuh luar, tetapi juga pertarungan di dalam dirinya sendiri. Apakah dia akan membiarkan masa lalunya mengendalikan masa depannya, atau akankah dia menemukan keberanian untuk berdiri melawan gelap yang mengintainya?

Dalam sebuah pertempuran epik antara para pahlawan dan organisasi jahat, Halilintar menemukan kekuatannya yang sebenarnya. Dia tidak hanya bertarung untuk dirinya sendiri, tetapi untuk semua orang yang percaya padanya. Dengan setiap serangan petir yang dilancarkannya, ia mengubah pandangan orang-orang di sekitarnya, yang mulai melihat bukan hanya monster, tetapi juga seorang pejuang yang siap untuk melindungi.

Akhirnya, Halilintar berdiri di hadapan semua orang, bukan sebagai villain, tetapi sebagai pahlawan sejati. Dia menyadari bahwa setiap orang memiliki sisi gelap, tetapi yang terpenting adalah memilih untuk melawan kegelapan itu. Dalam pertarungan tersebut, dia tidak hanya menyelamatkan orang lain tetapi juga menyelamatkan dirinya sendiri.

Dari hari itu, Halilintar menjadi simbol harapan di UA. Dia membuktikan bahwa meskipun seseorang berasal dari kegelapan, mereka bisa menemukan cahaya dan menjadi pahlawan. Dengan segala kekuatan dan keberanian yang dimilikinya, Halilintar membuktikan bahwa tidak ada impian yang terlalu besar untuk dikejar, bahkan bagi mereka yang dianggap monster.

Ini gajelas, Oke?
Revisi nanti sama sei.

HERO OR VILLAIN? [BNHA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang