19.55
Senin, 23 September 2024
2628 KataENJOY!
🌒👑🌘
"Hei!" Arran mengibaskan tangannya di depan wajah gadis imut tersebut.
Sekiranya sudah sepuluh menit mereka berjalan beriringan. Namun, gadis ini hanya diam semenjak Arran mengatakan bahwa ia mirip kucing. Arran hanya takut kalau gadis ini tersinggung. Walaupun apa yang dikatakannya memang benar, gadis itu seperti kucing.
Lihat saja dari fisiknya. Memiliki sepasang telinga berambut halus cokelat kemerahan dan ekor berwarna senada. Lucu sekali melihat ekor itu bergerak-gerak. Arran menarik pandangannya kala mendapat lirikan tajam.
Arran menundukkan pandangan. 'Imut-imut begitu galak juga ternyata,' gerutu Arran yang tak tersampaikan secara lisan.
"Aku mendengarmu," sahut si gadis tiba-tiba. Manik hitam dengan pusat pupil berwarna biru cerah miliknya tetap fokus ke depan.
Refleks Arran mendongak, menatap wajah gadis itu terheran. Arran jauh lebih pendek dari gadis yang berdiri di sebelahnya. Selisih sepuluh centimeter kira-kira. Iris hijau Arran melebar. "Mendengar apa? Aku hanya diam dari tadi, kok."
Gadis manis tersebut menghentikan langkah. Membalik tubuh menghadap Arran. Iris hitam itu menatap lama. Seakan memindai wajah Arran. Angin semilir melipir. Memainkan rambut sepanjang punggung si gadis. Telinganya bergerak-gerak seakan risih dengan angin yang melintas. Menambah kesan cantik di mata Arran.
"Aku mendengar apa yang tak terucap oleh lisanmu, Pangeran." Gadis itu menarik manik hitamnya. Mengalihkan ke arah lain. Sadar bahwa Arran justru terjatuh dalam pesonanya.
Mereka diam sejenak, kaki kembali melangkah. Menikmati hijau rembuyung pepohonan. Serta angin yang berembus lembut, memainkan rambut. "Namaku Floare Blestem. Kau bisa memanggilku Flo. Dan kau Arran Abercio. Aku akan memanggilmu Pangeran."
"Pangeran? Kenapa kau memanggilku begitu? Apakah aku terlihat seperti pangeran? Aku hanya bocah ingusan yang kehilangan seluruh keluargaku. Ayah, ibu, dan … Chloe. Aku tak berhasil menemukannya." Arran menunduk lesu. Iris hijaunya redup. Anak rambut cokelat mengkilat itu jatuh. Arran mengusap ingus, juga air mata yang menitik lalu jatuh.
Flo kembali menghentikan langkah, lagi-lagi menatap Arran. "Keluarga manusia yang merawat Pangeran?"
Arran menatap masam. Menyeka wajahnya yang sangat kusut. Kotor oleh darah juga keringat. "Mereka keluargaku. Apa maksudmu keluarga manusia yang merawat aku? Mereka keluargaku. Ibu yang melahirkan aku dari rahimnya. Lalu ayah yang bekerja membiayai diriku. Juga Chloe, kakak kembarku yang tak pernah bosan marah-marah tiap kali aku berbuat salah. Mereka keluargaku! Tahu apa kau tentang mereka?" Ia menajamkan mata hijaunya. Menipiskan bibir tak suka. Lantas membuang muka. Berjalan lebih dulu meninggalkan Flo di belakang.
Flo hanya diam memandang punggung Arran yang kian menjauh. Kelopak matanya mengerjap-erjap. Angin terus saja melintas memainkan rambut panjangnya. Sesekali sepasang telinga berambut cokelat kemerahan itu bergerak-gerak. Sementara ekor lebatnya tak henti melambai di belakang sana.
Ia menipiskan bibir. "Aku tahu banyak tentang kau. Si Pangeran penyelamat Verden."
Kaki Arran yang hendak mengayun ia tahan. Terdiam sejenak mencerna ucapan Flo. Lantas membalik tubuh dan mendapati gadis itu tersenyum lembut. Arran mengernyitkan dahi. Menelengkan kepala. "Apa maksudmu?" Mata tajamnya memicing.
Flo menarik napas dalam-dalam, mengembuskan perlahan. Melangkahkan kaki tanpa alas, mendekat ke arah Arran. "Dunia ini, bernama Verden, Pangeran. Sementara kau adalah pangeran dari Kerajaan Crysacalaba, penguasa seluruh Verden. Kau, terlahir di tanah ini, seratus tiga puluh tahun lalu. Kaisar Gabino menitipkan kau kepada sepasang manusia, guna menghindari petaka. Namun, sekarang, Verden membutuhkan bantuanmu, Pangeran. Sebab hanya kau yang bisa, tak ada seorang pun yang mampu selain kau." Ia kembali mengulas senyuman. Menghentikan langkah tepat di hadapan Arran.
![](https://img.wattpad.com/cover/376033052-288-k732099.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ARRAN : The Lost Prince
FantasiFantasy-Adventure | 15+ ❝Kehilangan bahagia demi jagat dunia.❞ -ARRAN | The Lost Prince- | Verden 1/2 | #storyO1 Arran tak menyangka bahwa hidupnya menjadi lusuh oleh problematika. Ia rindu udara segar di pematang sawah, serta tawa riang bersama tem...