Han Jisung, baru saja lulus sma. Tapi dia merasa asa yang kosong, karena sosok seniornya Minho sedang melanjutkan kuliahnya di luar negeri setelah lulus sma. Bukan tanpa alasan, dia ikut menemani sang ibu yang juga pergi ke luar negeri untuk menemani suaminya berobat. Minho bisa saja tetap tinggal di Korea, tapi dia tak tega membiarkan sang ibu sendirian menjaga sang ayah di negeri asing. Awalnya Jisung merasa keberatan, tapi dia tak mau egois dan merelakan Minho untuk pergi. Toh sang kekasih sudah berjanji akan kembali setelah pengobatan sang ayah selesai.
2 tahun setelah kepergian Minho ke luar negeri, Jisung memulai dunia perkuliahannya dan mulai mendapatkan teman baru, namanya Jeongin. Satu fakultas dengannya. Jisung ingin menjalani kehidupannya dengan tenang, selama kuliah. Namun sayangnya saat semester ke 2 hal tak terduga terjadi. Saat hari pertama masuk universitas, dia tak sengaja bertabrakan dengan seorang pangeran kampus bernama Juyeon. Dan sejak kejadian itu seorang gadis yang mengaku kekasih Juyeon terus mengganggu Jisung dan mengira Jisung menyukai kekasihnya, dan mencoba mendekatinya seperti yang lainnya. Jisung mencoba menjelaskan tapi gadis itu tak mau mendengarkannya.
"Kau pikir hanya satu dua orang saja yang sepertimu, pura-pura bertabrakan seolah tidak disengaja. Pada akhirnya kalian so dekat dengan kekasihku dan mencoba mendekatinya. Itu semua trik murahan. Aku sudah bosan melihatnya." Ucap Yuna.
"Aku bahkan tak mengenal kekasihmu, jadi bagaimana bisa aku mencoba mendekati dia."
"Tentu saja karena dia tampan."
"Hei! Kau pikir hanya kekasihmu yang tampan, masih banyak yang berwajah tampan diluar sana. Kenapa kau terlalu membanggakan kekasihmu hanya karena dia tampan. Lagipula aku juga sudah punya kekasih, dan dia jauh lebih tampan dari kekasihmu itu."
"Kalau begitu coba tunjukan padaku mana kekasihmu itu."
"Dia sedang di luar negeri sekarang dan belum kembali."
"Ldr dengan seseorang yang sangat tampan. Apa kau yakin dia masih mengingatmu? Mungkin saja diluar sana dia sudah punya kekasih baru dan melupakanmu."
"Jangan asal bicara, kau tak tahu apa-apa, Dia tak seperti itu."
"Sudah jangan ladeni dia, dia memang selalu seperti itu. Ayo kita pergi saja." Jeongin menarik tangan Jisung dan pergi dari tempat itu.
Jisung masih merasa kesal, bagaimana bisa gadis itu mengatakan hal buruk tentang kekasihnya. Tak mungkin Minho memiliki kekasih baru dan melupakannya. Dia tak mungkin melupakan janji 2 tahun yang lalu, jika dia dia akan kembali ke Korea dan tak akan menghianatinya."Sudah jangan pasang wajah kesal terus seperti itu, ayo kita ke kantin. Aku traktir makan."
"Ok." Mood Jisung membaik saat mendengar kata makanan.
~~
Jisung tidur tengkurap di tempat tidurnya sambil melihat laptopnya. Hanya ada email terakhir Minho sebulan yang lalu, dan belum ada yang baru. Jisung tak berani mengirim email duluan karena takut mengganggu sang kekasih seperti dulu, dia pernah mencoba menghubungi sang kekasih yang ternyata sedang ujian. Sejak hari itu Jisung hanya menunggu Minho menghubunginya duluan. Jisung membuka file didalam laptopnya, banyak poto dirinya dan Minho saat awal mereka menjadi sepasang kekasih. Minho sudah sangat tampan sejak Sma, apalagi sekarang dia pasti jauh lebih tampan. Tiba-tiba saja ucapan Yuna terlintas di kepalanya. Bagaimana jika Minho benar-benar bertemu seseorang dan melupakannya. Jisung menggelengkan kepalanya dan mencoba mengusir pikiran itu jauh-jauh. Dia harus percaya jika Minho tak mungkin menghianatinya.Jisung mengambil sebuah syal berwarna biru, hadiah terakhir dari Minho sebelum pergi keluar negeri. Jisung menjaga syal itu dengan baik dan menyimpannya di dalam sebuah kotak. Saat Minho kembali ke Korea nanti, dia ingin sekali menggukan syal itu untuk menyambut kedatangan kekasihnya. Tapi sudah 2 minggu sejak musim dingin tiba, dan sang kekasih belum kembali. Jisung sangat merindukan Minho, dia rindu setiap momen mereka bersama. Rutinitas biasa seperti menjemput dan mengantar pulang Jisung sekolah, makan bersama di kantin. Menghabiskan es krim bersama, dan lain sebagainya. Dulu terasa biasa saja, tapi kini dia merindukan momen-momen itu.
Jisung mengambil boneka yang diberikan Minho padanya, dan memeluknya dengan erat. Berharap pria tampan itu akan muncul di dalam mimpinya.~~
Jisung baru saja keluar dari rumahnya, saat dia melihat sosok yang dia rindukan muncul di hadapannya. Jisung tak percaya dan menganggap bahwa apa yang dia lihat adalah mimpi. Namun sosok itu menghampirinya dan memeluknya dengan lembut. Jisung menangis saat tahu bahwa sosok itu nyata, dan bukan lagi imajinasinya.
"Maaf, aku datang terlambat sayang."
Minho mengelus punggung kekasih yang dirindukannya agar si manis menjadi tenang.Setelah berhenti menangis, Jisung memberitahu semuanya kepada Minho. Minho hanya tersenyum mendengar ceritanya, Minho juga masih tak percaya jika kini dia bertemu kembali dengan Jisung.
"Kalau begitu, besok aku akan mengantarmu pergi kuliah."
"Tapi hyungkan pasti lelah setelah menaiki pesawat cukup jauh."
"Aku masih libur selama seminggu, minggu depan aku akan bekerja disebuah perusahaan. Jadi selama seminggu ini aku ingin menghabiskan banyak waktu denganmu, sebelum nantinya aku sibuk bekerja."
"Baiklah, besok gadis itu pasti akan mati kutu saat melihat kekasihku yang sangat tampan."
~~
Besoknya, Minho mengantarkan Jisung. Dan tentu saja mereka menjadi pusat perhatian, karena sosok Minho yang tampan. Jisung menemui Yuna dan mengenalkan Minho padanya. Dan sesuai dugaan Jisung, gadis itu hanya terdiam dan tak mengatakan apapun saat bertemu dengan Minho."Sudah aku katakan, aku punya kekasih yang jauh lebih tampan dari kekasihmu. Sekarang kau sudah bertemu dengannya kan. Jadi jangan ganggu aku lagi,karena aku sama sekali tak tertarik dengan kekasihmu. Apalagi ingin merebut perhatiannya. Sekarang kekasihku sudah datang, jadi biarkan aku kuliah dengan tenang." Jisung menghampiri Minho dan menggenggam tangannya.
"Ayo, aku kenalkan pada sahabat baruku. Namanya Jeongin."Minho mengantarkan Jisung selama satu minggu, dan sejak hari itu Yuna sudah tak mengganggu Jisung lagi. Kini dia bisa menjalani hari-harinya di kampus dengan tenang tanpa ada gangguan dari gadis itu. Benar-benar hari yang damai. Sayangnya, tak lama Jisung disibukan dengan tugas kuliah yang tak ada habisnya. Untung saja sekarang ada Minho, setiap selesai bekerja pria tampan itu selalu menyempatkan diri untuk mengajaknya makan malam, dan membantu tugas kuliah Jisung. Jisung sangat senang karena kini tak perlu lagi merindukan sosok Minho yang sempat pergi jauh. Kini pria tampan itu sudah kembali mengisi hari-harinya yang terasa kosong. Dan Jisung sangat bahagia.
Tamat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Oneshoot MinSung part 2
AléatoireIni lanjutan story dari kumpulan oneshoot minsung sebelumnya