14. TERNYATA PEMIKIRAN ZEAN SALAH

10 7 0
                                    

Lauren duduk dengan lembut disamping anak tirinya yang tengah duduk di atas kursi kayu. Suasana sangat terasa dalam setiap sentuhan bundanya, dengan penuh kasih sayang bundanya itu menyuapi nya.

Senyuman pemuda itu tak pernah luntur sedikitpun, tanpa seperti lentera kecil yang menari dalam kegelapan malam.

"Jadi gini ya, rasanya disuapin makan sama sosok ibu?? Hangat, tapi entah kapan gue bisa dapet ini lagi" batin Zean yang amat khawatir.

"Sakit, hati bunda sakit sekali melihat kamu seperti ini Zean" batin Lauren sembari menatap sang anak.

Di kejauhan, Bagaskara memandang pemandangan itu, campur aduk perasaan dirinya. Setiap detik dengan penuh kasih sayang dan cinta yang mendalam, seperti melihat bunga yang indah namun layu ditengah kekeringan yang tak kunjung reda.

Di kejauhan, Rio saudara dari Zean Bagaskara. Melihat pemandangan haru sang bunda dan Zean dari kejauhan nya. "Ternyata selama ini gue kurang bersyukur? Gue bener-bener serakah ya, Zean? " lirih Rio yang terus menatap pemandangan haru nya itu.

Skip makan selesai, Lauren kembali pergi kebelakang.

Bagaskara melangkahkan kakinya untuk mendekati sang anak yang tengah duduk di kursi kayu. "Mau jalan-jalan?? " tanya Bagaskara secara tiba-tiba. Zean menatap sang ayah dengan tatapan bingung, "kemana?? " tanyanya.

"Sekitar pantai, sebelum kembali ke Rumah Sakit" jawab singkat Bagaskara. Zean berfikir, "kapan lagi kan, jalan-jalan sama ayah dipantai" batin Zean. Zean pun menyetujuinya dengan anggukkan kepala.

Zean, tak mampu menahan rasa bahagia dihatinya, bibirnya tak pernah berhenti mengulas senyuman sejak berada gendongan sang ayah nya.

Saat dalam gendongan sang ayah, Zean pun angkat bicara.

"Yah, ayah mau langsung pulang?? "
- tanya Zean pada ayahnya

"Iya, memangnya kenapa?? "
- jawab singkat Bagaskara

"Ini gimana ngomongnya? Kira-kira ayah mau gak ya. Tapi kalau gak dicoba gabakal tau ayah mau atau enggak nya" - batin Zean

Namun, setelah berfikir panjang ia memberanikan diri untuk bertanya pada ayahnya lagi.

"Ayah boleh temenin Zean sampai tidur gak? Sebentar aja?? "
- pinta sang anak, dan ayahnya menjawab

"Boleh, nanti ayah temenin sampe besok pagi"
- jawab sang ayah

"Hahh? Ayah mau, segampang itu" batin Zean

Setelah bertanya seperti itu, mereka berdua pun melanjutkan jalan-jalan keliling pantai berdua, disisi lain Lauren yang melihat nya begitu terharu. Akhirnya Bagaskara yaitu suaminya, bisa berbahagia dengan anaknya.

"Gue harap besok masih bisa menikmati kebahagiaan ini. Lain kali gue mau ajak ayah, bunda, Rio, sama dedek bayi nanti kepantai ini lagi. Itupun kalau Tuhan masih kasih gue umur panjang" dalam hati Zean Bagaskara.

"Ayah" - panggil Zean.

"Iya, kenapa Zean?? "
- jawab ayahnya dengan lembut.

"Kalau suatu saat nanti Zean ajak ayah kesini lagi, apa ayah mau?? "
- tanya anaknya, dengan nadanya yang begitu antusias.

"Boleh, kapan-kapan kita kesini lagi"
- jawab ayahnya dengan lembut.

Zean terkejut, bahwa ayahnya menyetujuinya. "Beneran, kalau gitu nanti Zean mau Rio, bunda, ayah, sama dedek bayi yang ada di perut bunda" Zean berbicara panjang, tanpa tahu bahwa sang ayah sejak tadi hanya tersenyum mendengarkan celotehan sang anak.

Skip acara itu selesai, dan Bagaskara pulang ke Rumah Sakit untuk menemani Zean. Sementara Lauren pulang dengan putranya juga yaitu Rio.

Bagaskara sampai di Rumah Sakit, kini Zean langsung terbaring diatas brankar dengan mata terpejam. Bagaskara, laki-laki setia yang menjaga putranya disampingnya.

Namun, getaran ponselnya mengalihkan perhatian Bagaskara. Dengan cepat Bagaskara merogoh sakunya dan melihat notif telpon dari sang istri.

Di pembicaraan telpon

"Mas, Rio kecelakaan"

"Apa!! Sekarang dimana"

"Ada di RS yang sama, sekarang lagi ditangani dokter"

"Baik, sekarang mas kesana"

Udah ya, segitu dulu ntar lanjut lagi. Author baru sembuh, jadi sedikit dulu.
Lanjut bab 15, up 2-3 hari sekali
dah dulu, mimin capek banget
Besok' lagi yaa, klo ada waktu!!

Follow dan vote terus yaa
Babayyy👋👋😘

Komen ya klo ada yg typo, maaf yaww




DEAR ZEAN BAGASKARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang