18. SADAR DARI KOMA (2 BULAN)

1 0 0
                                    


🇵 🇱 🇴 🇹 - 🇹 🇼 🇮 🇸 🇹

Haii semuanya, ini adalah hadiah buat kalian dari
author. Disini menceritakan plot twist Bagaskara
yang bermimpi bahwa, anak pertama yang ia urus
itu meninggal tepat dihari ulang tahunnya.
*
*
*
*
Sebelum baca, vote follow dan komen sebanyak-banyaknya.
*
*
Tinggalkan juga jejak kalian dengan cara :
1. Wajib follow
2. Wajib vote
3. Komentar




"Permisi, keluarga dari Rey Bagaskara?" ucap salah satu dokter.

"Saya istrinya, dok.. Gimana kondisi suami saya??" jawab Lauren yang amat cemas terhadap suaminya.

"Pasien sudah sadar, ada yang ingin menjenguk terlebih dahulu." tanya tawar dokter tersebut.

Keluarga yang terdiri dari 3 anggota. Lauren, Rio dan Zean, keluarga itupun dengan cepat menjawab. "Saya dulu dok," dokter itu kebingungan mendengar jawaban dari keluarga pasien. Namun, setelah berfikir lama, dokter itu pun memberikan tawaran baru.

"Begini saja, bagaimana jika ibu dan anak ibu masuk kedalam sama-sama. Tapi ingat, jangan ganggu pasien, apalagi beliau baru sadar dari koma nya.

Lauren, serta kedua anaknya pun mengangguk pelan yang mengartikan mereka mengiyakan tawaran itu.

"Baik, kalau begitu saya permisi dulu..." jawab dokter itu dengan senyuman kecilnya.

Dokter itupun pergi, dan Lauren serta kedua anaknya masuk ke dalam perlahan-lahan agar tidak mengganggu istirahat nya. Bagaskara yang sejak tadi hanya fokus menatap lurus pada sang anak sulungnya, yaitu Zean Bagaskara.

Ia kaget, mengapa Zean hidup lagi? Padahal baru hari kemarin Zean meninggalkan saya, tepat di hari ulang tahun nya ke-18.

"Zean, anak ayah. Ini beneran kamu, nak??" tanya ayahnya dengan tatapan polos.

"Iya ayah, ini Zean. Ayah kenapa, masa ga ingat sama anaknya sendiri" jawabnya sedikit bercanda, agar menghangatkan suasana.

Keluarga kecil itu pun tertawa, yang menghangatkan suasana. Lauren pun angkat bicara, "Mas, alhamdulillah kamu udah sadar. Kami sempat putus asa karena kamu gak sadar sadar"Namun, untungnya Tuhan masih memberikan kesempatan untuk kamu, mas."

"Terima kasih, Ya Tuhan. Terima kasih banyak," batin Bagaskara. Kini yang ada dipikirannya hanya anak tercintanya, yaitu Zean Bagaskara.

Bagaskara terlonjak dari brankarnya, ia langsung mendudukkan dirinya seraya menghapus jejak air mata.

Keringat bercucuran di pelipis Bagaskara, dan nafasnya tak beraturan. Ia mengatur nafasnya hingga kembali normal, namun setelah itu Bagaskara malah melamun.

Mengapa mimpi itu terasa nyata baginya? Rasa sakit? Serta tangisan yang begitu terdengar jelas di telinganya. Namun, saat ia bangun itu semua hanyalah mimpi. Tidak ada yang terjadi, bahkan saat didalam mimpi ia berada didepan ruang ICU, seraya menunggu kabar baik dari Dokter Bareng mengenai anak sulungnya.

Tapi kini, Bagaskara berada di atas brankar yang ia tempati kurang lebih 2 bulan. "Zean, ini beneran kamu kan? Kamu belum mati kan? Kamu jangan tinggalin ayah ya??" kata-kata yang keluar dari mulut Bagaskara itu, memancing emosi Lauren.

DEAR ZEAN BAGASKARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang