Greetings!

122 22 13
                                    

RIIZE menyapa aespa di ruang latihan mereka. Karina sebagai leader diminta memberikan pesan-pesan bagi junior mereka yang akan segera debut. Sejujurnya suasana terasa awkward walaupun sebagian dari mereka yang telah mengenal satu sama lain.

"Semangat! Jangan sampai terluka" Karina mengatakannya sambil terkekeh.

"Terima kasih." RIIZE dengan kompak menjawab. Semangat mereka melunturkan ketegangan diantaranya. Shotaro sebagai member tertua berusaha membuka obrolan, dan ditanggapi oleh Giselle. Member lainpun ikut menimpali. Akhirnya mereka sibuk dengan obrolan masing-masing.

Ningning mengekor di belakang Karina, ia tidak banyak bicara. Energi sosialnya telah habis karena latihan. Walaupun begitu wajahnya tetap berseri, terutama setelah RIIZE datang hari ini.

Wonbin memandangi Ningning yang sejak tadi memainkan kukunya sambil sesekali memerhatikan Sungchan yang sedang berbicara.

Ningning masih sama cantiknya seperti pertama kali mereka bertemu empat tahun silam. Ralat, semakin cantik. Rambutnya sekarang berwarna coklat gelap, pipinya memang jauh lebih tirus tapi applecheek-nya masih terlihat menggemaskan. Hal yang paling menonjol dari semuanya tentu senyumannya yang tak pernah pudar.

Banyak pertanyaan berkecamuk di benak Wonbin, mereka memang berada di perusahaan yang sama tapi sejak pertemuan pertama mereka seakan-akan dunia tidak menakdirkan mereka bertemu. Ketika Wonbin masuk ke perusahaan, Ningning merupakan trainee yang sudah pasti masuk line up debut dan diperkenalkan ke publik. Ia telah menjadi superstar sebelum memulai resmi. Sedangkan Wonbin merasa ia hanyalah anak desa yang memiliki kesempatan istimewa. Sejak awal dunia mereka berbeda.

Saat sedang sibuk dengan pikirannya sendiri tiba-tiba ia melihat maknae grupnya mendekati posisi duduk Ningning. Mau apa dia?

"Halo kak, salam kenal aku Anton." ujar Anton sambil tersipu.

"Oh halo Anton, aku Ningning. Kita belum pernah ketemu ya sebelumnya?"

"Hehe seringnya aku liat kakak tapi kakaknya nggak liat aku."

"Sorryyyy aku nggak ngeh. Lain kali boleh sapa aku." Ningning menunjukkan ekspresi merasa bersalahnya.

"Ehh, bercanda kak, tapi kalo diizinin nyapa kakak boleh banget."

"Bisa aja hahaha" kata Ningning sambil tertawa.

Apa-apaan ini, kenapa tiba-tiba akrab, 15 menjt yang lalu mereka bahkan masih tidak saling mengenal. Sekarang Wonbin malah memerhatikan obrolan menyenangkan mereka tanpa ikut bicara. Rasanya seperti ditinggalkan, bahkan ekspresi wajahnya saat ini tidak bisa berbohong. Karina yang melihatnya merasa khawatir.

"Wonbin kamu oke? Dari tadi belum bersuara sama sekali." ujar Karina

"Eh aku gapapa kak, seru kok aku ikut dengerin aja hehe." Wonbin jadi merasa bersalah, harusnya di pertemuan pertama ini dia memberikan impresi baik, tapi sekarang seniornya malah khawatir.

"Sorry kak, Wonbin cape tadi abis nangis nonton rilis Siren, jadinya kusut gitu tuh mukanya." sela Eunseok.

"Eh emang iya?" Winter bertanya, sekarang seluruh atensi mengarah ke Wonbin.

Sialan. Tidak cukup ia menjadi pengecut hari ini sekarang imagenya berubah juga menjadi anak cengeng. Kombinasi lengkap.

"Nggak gitu kak hehehe, tadi terharu aja soalnya nggak nyangka ada di posisi sekarang. Seneng banget." kata Wonbin sambil menunjukkan senyum manisnya. Seperti tersihir yang lain otomatis ikut tersenyum.

"Kamu sudah bekerja keras, Wonbin" ujar Sungchan.

Manager RIIZE masuk kembali ke ruangan. Waktu kunjungan yang singkat ini telah selesai, Member RIIZE berdiri dari tempatnya masing-masing, Shotaro membuka suara.

"Terima kasih atas waktunya senior, maaf kami mengganggu waktu latihannya. Terima kasih juga atas saran-sarannya yang berharga. Semoga kita dapat bertemu lagi di kesempatan yang lebih baik. Terima kasih." Shotaro menunduk hormat diikuti oleh member RIIZE yang lain.

"Sama-sama. Sampai ketemu lagi semuanya." aespa menjawab kompak.

Wonbin mengikuti member lain yang berjalan ke arah pintu keluar ruangan latihan aespa. Sekali lagi ia kalah. Sejak dulu ia selalu kalah. Kalah atas ketakutan dan kekhawatirannya sendiri jika berhadapan dengan Ningning. Kesempatan baik selalu ia lewatkan begitu saja, dan dengan tidak tahu dirinya ia berharap Ningning memiliki ruang spesial untuknya. Jangan mimpi.

Saat Wonbin akan menutup pintu ruangan, tiba-tiba Ningning berlari kecil ke arahnya, tangan kecilnya menahan lengan Wonbin yang sudah di kenop pintu.

"Maaf aku terlambat, selamat atas debutmu Wonbin!" Ningning berkata dengan semangat. Tanpa memberikan Wonbin kesempatan untuk sadar dari keterkejutannya, Ningning berlari kembali ke tempatnya.

Sudah terlalu banyak waktu yang mereka sia-siakan, jika Wonbin masih diam maka biar Ningning yang memulai!

Sudah terlalu banyak waktu yang mereka sia-siakan, jika Wonbin masih diam maka biar Ningning yang memulai!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Slice of (Idol) LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang