4. Ku kira Excorsist

69 13 8
                                    

Haihaihaiii, makasih ya buat yg sblmnya udah baca dan kasih bintang 😁










Setelah diperiksa kembali oleh dokter, sejam berikutnya Venan sudah kembali sadar. Beruntung saat itu ada seorang perawat yang memeriksa keadaannya, jika bertemu ketiga curut tadi Venan yakin dia akan pingsan kembali.

Namun ada yang aneh pada jawaban perawat tersebut ketika Venan bertanya mengenai ketiga pemuda yang dia lihat pertama kali ketika sadar dari koma.

"Masa keluarga? Seingatnya dia tidak pernah punya keluarga dengan wajah seperti itu. Dan mereka terlalu bule untuk Venan yang oriental eaaa"

Walaupun bingung, Venan tidak peduli. Dibenaknya mungkin saja ketiga pemuda itu adalah orang yang menolongnya ketika kecelakaan terjadi, alasan mereka marah-marah juga karena Venan sangat merepotkan.


"Tapi di mana kedua idiot itu? Harusnya mereka tuh udah tahu kalau aku lagi sial kek gini. Dan bukankah ini udah mau sebulan yah? Masa gak ada yang jengukin sama sekali? Jimmy kampret juga masa gak dateng? Terus si asu Samuel mana? Katanya sepupu terbaik sepanjang masa! Bulshittt!"

Venan asik menggerutu, walaupun kesal dia masih tak bisa teriak-teriak.

Tidak lama perawat tadi kembali masuk untuk mengingatkan Venan akan jadwal terapi berjalannya, badannya masih kaku walau mulutnya sudah lancar berbicara yang aneh-aneh.

"Maaf, saya bisa minta handphone saya gak suster? Bosen tau, orang sakit juga butuh hiburan" Venan mengeluh, walaupun ekspresinya memelas namun bagi perawat tersebut justru merasa aneh.

"Wajahnya memang ganteng maksimal, tapi kalau ekspresinya kek gitu kok aga laen yah?"

Yang dipanggil suster tersenyum menyembunyikan pikiran konyolnya, "ah, kalau handphone tuan muda saya sudah menyimpannya di sini."

Perawat segera mengambil ponselnya yang disimpan di dalam laci samping nakasnya.

"Sudah diperbaiki dan data-datanya dipastikan sama seperti sebelumnya "

Venan menerimanya dengan santai.

"Kalau begitu saya permisi tuan muda"

Sepeninggalan perawat tersebut, Venan langsung mengalihkan perhatiannya pada ponsel.

Matanya berapi-api, tak pakai lama segera membuka kunci layar menggunakan sidik jari dan segera beralih pada aplikasi hijau WhutsUpp, ingin segera melakukan panggilan video pada grup khusus mereka.

Venan ingin menyembur mereka dengan semua umpatan yang dia pelajari dari berbagai bahasa daerah di Indonesia.



Namun Venan segera sadar akan sebuah keanehan, kontak yang dia pin paling atas pada daftar obrolannya adalah nama kontak yang dipanggil 'tuan' bukan grup somplak yang dinamai 'Jameteh Kudasaih'. Eh bukan dipin tapi memang riwayat chat terakhirnya.

"Apakah mereka salah mengambil handphone? Atau jangan-jangan tertukar di tempat reparasi? Ahh tidak mungkin, kaya kek raja Arab gini masa perbaikin benda kek gini sama kang reparasi?"

Venan menghela napasnya, apakah anak buahnya semakin tolol ketika dia tak sadarkan diri? Mereka ingin mengujinya?

Jari Venan tak sengaja membuka ruang obrolan tersebut, matanya langsung melotot ketika melihat riwayat chat.

"Anjing!!! Apaan nihh, kok ambigu gini? Ini duit buat beli rumah apa gimana? Terus ngapain njirr pake segala bilang jangan betingkah dan jangan macam-macam sama keluarga si 'tuan'"

Kucing NakalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang