Setelah merayakan hari anniversary dua tahun semalam, pagi ini Seraphina mengajak Leander ke apartemen miliknya untuk sarapan bersama.
Saking sibuknya memasak, Seraphina sampai tidak sadar dengan suara pintu terbuka, dan suara Leander yang memanggil namanya beberapa kali."Sayang." Panggil Leander lembut sambil memegang pinggang Seraphina.
"Kamu udah disini. Maaf ya, saking fokusnya aku sampai ga dengar kamu masuk." Ucap Seraphina.
"Iya, padahal aku udah panggil kamu beberapa kali. Masak apasih cantik?" Tanya Leander sambil iseng mencolek ujung hidung Seraphina.
"Bikin sup iga kesukaan kamu." Jawab Seraphina antusia.
"Wah. Mau aku bantu?" Leander berusaha membantu namun Seraphina menolak.
Gadis itu malah menyuruh Leander untuk duduk dan menunggu di meja makan. Seraphina tidak akan sanggup jika Leander terus berada disisinya. Bukan apa, Leander sering jahil. Selain itu, berada di dekat Leander saat memasak akan membuatnya sulit fokus.
Padahal Seraphina sudah berpacaran selama dua tahun dengan Leander, tapi entah mengapa Leander selalu mampu membuat Seraphina tersipu malu dan terbawa perasaan.
"Sudah siap." Seru Seraphina sambil mengangkat sebuah mangkuk berukiran sedang.
Leander yang mendengar hal itu, dengan cepat menyimpan ponsel dan langsung fokus dengan kekasihnya. Tidak ada hal mencurigakan, Leander memang seperti itu. Selalu bertindak buru-buru jika Seraphina mengajaknya berbicara atau sekedar memanggil namanya. Hal inilah yang membuat Seraphina merasakan kehangatan dan merasa sangat di hargai.
"Wah. Makasih sayang." Ucap Leander kemudian mengambil beberapa sendok nasi.
"Di beresin nanti aja sayang. Nanti aku bantu, sekarang makan dulu yu." Ucap Leander ketika melihat kekasihnya kembali ke arah dapur.
"Iya, ini cuma mau cuci tangan aja sama simpen celemek."
Selesai cuci tangan dan menyimpan celemek yang sedari tadi melekat di tubuh Seraphina, kini ia menghampiri Leander yang tengah siap menunggunya. Seraphina terkekeh melihat muka lapar Leander.
"Seperti anak kecil" batinnya.
"Hari ini menunya apa aja sayang?" Tanya Leander saat Seraphina baru saja duduk.
"Hari ini aku buat sop iga kesukaan kamu. Sama nasi goreng telur mata sapi setengah matang kesukaan aku." Jawab Seraphina antusias.
"Sayang. Aku kan udah bilang, biasain makan telur yang mateng yah" Senyum Seraphina kini berubah menjadi cemberut. Pasalnya Leander sering menyuruhnya untuk menggoreng telur dengan matang.
"Yahhh. Padahal telur setengah mateng tuh enak banget tau." Gerutu Seraphina.
Bukannya marah, Leander malah gemas melihat tingkah laku kekasihnya itu. Selain ceremet dan mudah cemberut, sisi lain Seraphina yang disukai Leander adalah lemah lembut. Sifat itulah yang mampu membuat Leander selalu merasa bersyukur.
Seraphina mampu mengisi kekosongan yang sela bertahun - tahun Leander rasakan. Kedua orang tuanya yang sibuk dinas di luar negeri sebagai seorang dokter menjadikan mereka jarang bertemu bahkan berkomunikasi. Tapi setelah Seraphina hadir di kehidupannya kini Leander merasa hidupnya lebih berarti.
"Ayo makan yang banyak. Pagi ini kamu ada kelas kan?" Leander buyar dari lamunannya. Matanya kembali fokus dengan Seraphina.
"Iya. Kamu hari ini ga ke kampus sayang?" Tanya Leander, ia baru sadar jika sedari tadi kekasihnya itu masih mengenakan piyama.
"Enggak. Dosen aku selama seminggu ini lagi ke liar kota. Jadi kita cuma di kasih tugas sama beliau." Leander mengangguk paham kemudian dengan cepat menghabiskan makanannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seraphina ~ Prioritas Terakhir
Teen FictionDilarang menjiplak karya!! SAY NO TO PLAGIAT !! ------------------------------------------------------------- Sephina dan Leander, pasangan yang telah menjalin kisah cinta selama dua tahun, mendapati hubungan mereka diuji ketika Elara, sahabat la...