Bab 1 : 2nd Anniversary

7 2 0
                                    

Malam ini, langit menyajikan pemandanganyang memukau, seperti sebuah lukisan yang disiapkan khusus untuk memperingati momen istimewa.

Bintang-bintang berkilauan, memantulkan cahaya halus yang menari-nari di permukaan tanah yang masih basah akibat hujan yang baru saja reda. Aroma tanah yang segar bercampur dengan wangi bunga melati, memenuhi udara dengan kelembutan yang tak tergambarkan.

Malam ini segala sesuatu tampak sempurna seperti keheningan yang memeluk mereka, seolah-olah ikut merayakan cinta mereka.
Kedua pasangan sejoli tengah berjalan menuju sebuah taman yang ramai sekali di kunjungi ketika siang hari. Keduanya tampak serasi.

Seorang gadis yang memakai dress putih dengan rambut terurai, ditambah pita berukuran besar di belakang rambut menambah kesan anggun. Sedangkan sang pria yang memakai baju kemeja putih dengan celana putih menambah kesan elegan.

Sang gadis tampak antusias dengan berjalan paling depan diikuti sang pria.

Taman kecil ini adalah tempat rahasia mereka.

Tempatnya terletak jauh dari keramaian kota, tempat ini menyimpan keindahanyang hanya bisa dirasakan oleh mereka yang mencarinya dengan hati yang tulus. Dikelilingi pohon besar yang berusia puluhan tahun, taman ini memiliki aura magis yang membuat siapapun yang datang merasa seolah-olah mereka berada di dunia lain, dunia yang terang, damai, dan dipenuhi cinta.

Seorang gadis merasakan tangan sang kekasih menyentuh lembut tangannya, dan menariknya lebih dekat. Sentuhan itu sangat familiar namun selalu berhasil membuat hati sang gadis berdebar.

Gadis itu menoleh dan melihat pria yang dicintainya tersenyum. Senyum yang selalu membuatnya merasa aman dan dicintai. Mata coklat terang indah sang pria yang selalu memancarkan kehangatan, menatap gadisnya dengan lembut, seolah-olah dia adalah satu-satunya orang di dunia ini yang layak untuk diperhatikan.

"Seraphina Isabella, kamu siap untuk malam ini?" Tanya pria itu kepada gadis yang kini diketahui bernama Seraphina. Pertanyaan lembut namun penuh antusias.

Seraphina menangguk, mengulun senyum yang tak bisa ia sembunyikan.

"Aku selalu siap bersamamu, Leander Maximilian." Jawab Seraphina.

Mereka melanjutkan perjalanan menuju tengah taman, dimana sebuah meja kecil telah disiapkan dengan penuh keindahan. Diatasnya, terdapat lilin-lilin yang menyalla dengan tenang, memancarkan cahaya lembut yang menambah suasana romantis malam itu.

Leander telah mempersiapkan semua ini dengan cermat, setiap detail diperhatikan, setiap elemen dipilih untuk menciptakan momen yang tak akan terlupakan.

"Lean, ini lebih dari indah." Ucap sera takjub dengan apa yang dilakukan Leander. Matanya tak bisa lepas dari pemandangan di hadapannya.

"Kamu biki semua ini sendiri?" Tanya Seraphina penasaran.

"Iya sayang. Aku mau malam ini jadi malam yang sempurna untuk kita. Kita sudah melalui banyak hal bersama, dan aku mau kita merayakannya dengan cara yang istimewa." Jelas Leander dengan suara berat namun lembut.

Seraphina semakin dibuat terharu, hatinya dipenuhi dengan cinta yang mendalam untuk Leander. Dia tahu bahwa hubungan mereka bukanlah sesuatu yang mudah. Mereka telalh melalui banyak tantangan, dari perbedaan karakter hingga masalah yang muncul dari luar.

Namun, setiap kali mereka menghadapi masalah, Leander selalu menjadi orang yang membuatnya merasa kuat, yang memberinya keyakinan bahwa mereka bisa melalui semuanya bersama-sama.

Mereka duduk di kursi yang mejanya dipenuhi dengan bunga segar, sebuah simbol cinta yang selalu mekar dalam hubungan mereka. Makan malam sederhana namun elegan telah disiapkan.

"Sayang kamu tahu gak?" Tanya Leander tiba-tiba, suaranya lebih serius dari biasanya.

"Aku bersyukur banget bisa rayain ini bareng-bareng. Banyak hal yang udah kita laluin selama dua tahun ini. Aku tahu kita tidak selalu sempurna, tapi aku yakin kita bisa lewatin semuanya sama-sama." Seraphina menatap sang kekasih, merasakan kejujuran dalam kata-katanya.

"Aku juga, kamu udah jadi bagian penting di hidup aku. Aku gak bisa bayangin gimana hidup aku tanpa kamu. Dua tahun ini adalah hal yang terbaik dalam hidup aku." Leander tersenyum lagi, senyum yang membuat hati Seraphina berdetak cepat.

"Aku mau kita terus sama-sama, ngadepin apapun yang datang dengan cinta. Sama seperti yang kita miliki sekarang."

Seraphina terdiam sejenak, merasakan emosi yang mendalam dalam dirinya. Dia tahu bahwa kata-kata Leander bukan hanya sekedar janji manis.

Leander telah membuktikan beberapa kali bahwa dia adalah pria yang bisa diandalkan, seseorang yang selalu ada untuknya, tidak peduli sesulit apa situasinya. Dan sekarang, saat Seraphina memandang kedalam mata Leander, dia tahu bahwa cintanya untuk pria ini adalah sesuatu yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata.

"Aku mau kita sama-sama selamanya. Sampai mau memisahkan." Ucap Seraphina, suaranya penuh ketulusan.

Leander menatap sang kekasih dengan mata yang penuh cinta. Untuk sesaat, dunia di sekeliling mereka seolah menghilang, hanya menyisakan mereka berdua dalam keheningan yang penuh arti. Leander merogoh saku jasnya, mengeluarkan sebuah kotak kecil yang tampak elegan.

Seraphina menahan nafas, jantungnya berdebar kencang kala ia melihat kota itu dibuka perlahan, memperlihatkan sebuah cincin yang begitu indah. Sebuah cincin dengan batu safir kecil yang berkilauan lembut di bawah cahaya lilin.

"Sayang" Leander menggantungkan kata-katanya.

"Aku mau nanya sama kamu. Apa kamu bersedia bersamaku selamanya." Tanya Leander menatap gadis di hadapnnya.

"Tentu, sayang. Separuh hidup aku itu udah ada di kamu. Jadi sudah seharusnya kita selalu sama-sama." Jawan Seraphina.

"Kalau gitu. Seraphina Isabella, Will you marry me?" Ucap Leander dengan yakin.

Seraphina terkejut, tidak mampu berkata-kata untuk beberapa detik. Dia menatap cincin itu, kemudian kembali menatap Leander. Dan saat itu, dia merasakan air mata kebahagiaan mengalir di pipinya. Dia tahu bahwa inilah yang dia inginkan.

"Yes, i will." Jawab Seraphina dengan nada yang penuh emosi.

Leander tersenyum lebar, wajahnya dipenuhi dengan kebahagiaan yang tak terlukiskan. Dia mengambil tangan Seraphina dengan lembut, memasangkan cincin itu di jarinya. Saat cincin itu terpasang dengan sempurna, Seraphina merasa seolah-olah dunianya telah berubah menjadi lebih indah. Seolah-olah segala sesuatu yang telah mereka lalui selama dua tahun ini, semua perjuangan dan kebahagiaan, akhirnya mencapai puncaknya pada malam ini.

Seraphina dan Leander duduk diatas rumput yang sudah beralaskan kain. Tangan mereka masih saling menggenggam erat. Tidak ada kata-kata yang diperlukan untuk menggambarkan apa yang mereka rasakan. Mereka tahu bahwa mereka telah mengambil langkah yang besar dalam hubungan mereka, sebuah langkah yang akan mengikat selamanya.

Seraphina memandang Leander, melihat pria yang kini menjadi tunangannya, dan merasa bahwa dia adalah wanita paling beruntung. Dengan cincin di jarinya, Seraphina tahu bahwa mereka telah memulai babak baru dalam hidup mereka.

Leander bangun dari duduknya kemudian mengulurkan tangan kepada Seraphina.

"Udah mau pulang?" Tanya Seraphina sedih sambil merapikan roknya.

"Enggak sayang. Aku mau malam ini jadi malam yang palin indah." Jawab Leander.

Laki-laki itu mengeluarkan ponsel kemudian memutar musik romantis. Mereka menari di bawah cahaya bintang, bergerak pelan mengikuti irama musik yang hanya bisa mereka dengar. Mereka tidak membutuhkan kata-kata, karena cinta mereka telah menjadi bahasa yang lebih dalam dari sekedar ucapan verbal.

Seraphina ~ Prioritas TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang