Bab 3 : Pesan dari Sahabat Lama

3 1 0
                                    

Leander duduk di samping Seraphina. Memperhatikan setiap gerak geriknya. Rasa sayang yang tumbuh untuk Seraphina bukan main. Leander mengakui bahwa semakin hari dirinya semakin jatuh cinta.

Selain karena sifatnya, Leander juga terpikat dengan Seraphina karena hal lain. Seperti kecantikannya, wanginya, serta caranya berpakaian anggun membuat Leander dimabuk kepayang.

Leander berjanji untuk selalu menjaga gadis kecilnya.

“Kok gak dihabisin?” tanya Leander.

“Sayang, buat besok aja.”

“Kok buat besok? Aku kan udah beli tiga. Kalau kurang, besok aku beli lagi.” Seraphina dengan cepat mengecek tas belanjaan tadi.

Ternyata benar, ada 2 lagi coklat yang tertimbun barang belanjaan lain.

“Aku kira kamu cuma beli satu,” ucap Sera tersenyum.

“Enggak, sayang. Tapi khusus yang dua ini, dimakan besok ya. Aku kan kasih kamu jatah makan coklat cuma satu perhari.” jelas Leander merebut coklat yang ada di tangan Seraphina kemudian menyimpannya di atas lemari.

“Selalu kayak gitu,” gerutu Sera.

Saat Leander tengah menyimpan coklat, dan membuat jus. Ponsel miliknya berbunyi.

Sebuah nama asing terpampang jelas di sana. Sera mengamati ponsel itu kemudian membaca nama yang tertera di sana. Dahinya mengerut ketika membuka isi pesan itu.

“Ada apa sayang?” tanya Leander dengan jus tomat di tangan sebelah kanannya.

“Ada yang message kamu,” jawab Sera datar.

“Siapa sayang?” tanya Leander sambil mengusap kepala Sera.

“Elara Rosalind.” jawab Sera singkat.

"Elara?" Tanya Leander memastikan sambil mengambil ponselnya dari tangan Sera.

"Lean. Aku harus bicara sama kamu. Kalau kamu gak sibuk, hubungi aku." Begitu isi pesan dari Elara.

Sera yang melihat sikap Leander, dengan cepat bertanya.

"Elara siapa?"

"Sahabat aku sejak SMA, sayang," jawab Leander kemudian mengirimkan kembali ponselnya di atas meja.

"Kamu gak pernah cerita soal dia sama aku."

"Besok aku cerita ya sayang. Besok pagi, aku jelasin semuanya sama kamu."

"Janji ya, sayang."

"Iya. Sekalian telpon dia di depan kamu. Biar kamu percaya, dan gak bikin kamu kepikiran."Mendengar kalimat terakhir yang diucapkan Leander, membuat hati Sera sedikit lebih tenang.

"Udah jam 9. Aku pulang dulu ya, sayang," pamit Leander sambil mengusap kepala Sera.

Sera tersenyum sambil mengantarkan Leander sampai depan pintu. Setelah mengantar Leander, Sera kembali duduk di atas sofa, hatinya tak bisa berbohong.

Nama Elara Rosalind terus saja memenuhi isi kepala Seraphina.

"Kenapa kamu gak pernah cerita kalau kamu punya sahabat perempuan, Lean?" Gerutu Seraphina sambil memandangi foto keduanya.

Seraphina beranjak dari sofa kemudian berjalan menuju kamarnya. Beberapa kali ia mencoba untuk tertidur tapi tetap saja, matanya enggan untuk memejam. Kalau terus seperti ini, ia bisa tidak tidur sampai besok.

Tiba-tiba ponselnya berbunyi. Dia tahu itu notifikasi dari Leander. Seraphina mengambil ponselnya yang tergeletak di atas nakas. Benar saja, Leander menyuruhnya tidur.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 28 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Seraphina ~ Prioritas TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang