Keesokan paginya, sinar matahari yang hangat menyelinap masuk melalui jendela, membangunkan Sakura dari tidurnya. Ia perlahan membuka mata, meregangkan tubuhnya yang terasa sedikit kaku setelah tertidur di sofa. Saat duduk, pandangannya jatuh pada kucing hitam yang meringkuk di dekat kakinya, tertidur pulas.
Sakura tersenyum kecil melihat kucing itu. "Kamu tidur nyenyak, ya?" gumamnya lembut, sambil mengelus punggung kucing itu dengan hati-hati agar tidak membangunkannya.
Kucing hitam itu tetap tenang, napasnya teratur. Sakura teringat kejadian aneh beberapa malam yang lalu, tentang bagaimana kucing ini sebenarnya adalah seorang pria bernama Sasuke, terjebak dalam kutukan. Namun di siang hari, dia tampak begitu biasa-hanya seekor kucing yang manis dan pendiam. Sakura merasakan rasa sayang tumbuh dalam dirinya, bukan hanya karena wujud kucing itu, tapi juga karena pria di balik sosok tersebut.
Ia berdiri perlahan, meninggalkan kucing itu untuk beristirahat lebih lama sementara ia menyiapkan sarapan. "Mungkin hari ini aku akan mencari tahu lebih banyak tentang kutukan ini," pikirnya. "Aku ingin membantumu, Sasuke."
Sakura teringat kata-kata Sasuke di malam hari ketika ia berubah menjadi manusia. Dia yakin Sasuke tidak pernah meminta bantuannya secara langsung, tapi melihat bagaimana kucing itu selalu bersamanya, Sakura merasa tanggung jawab untuk membantu membebaskan pria itu dari kutukan yang membelenggunya.
Saat Sakura sibuk di dapur, kucing hitam itu menggeliat dan akhirnya membuka matanya. Ia memperhatikan sekelilingnya sejenak, lalu perlahan bangkit dan berjalan menuju Sakura, yang kini sedang memasak.
"Sudah bangun, ya?" kata Sakura sambil tersenyum melihat kucing itu mendekatinya. "Ayo, sarapan dulu. Aku juga akan menyiapkan makanmu."
Kucing hitam itu mendekat, duduk di samping Sakura seolah mengawasinya dengan tatapan tenang. Sakura merasa kehadiran kucing ini kini lebih dari sekadar teman, tapi juga seseorang yang harus ia bantu, meskipun untuk saat ini, hanya sebagai seekor kucing.
Dengan pagi yang tenang dan penuh harapan, Sakura tahu bahwa hari-hari ke depan akan membawa banyak tantangan. Tapi, dia bertekad untuk terus menemani Sasuke, baik dalam wujud kucing maupun manusia, sampai kutukan ini terangkat dan pria itu bisa kembali menjalani hidupnya yang sebenarnya.
..
Pagi itu, setelah sarapan, Sakura bersiap-siap untuk pergi ke tempat kerjanya. Ia mengenakan pakaian kerjanya yang rapi dan memeriksa tasnya untuk memastikan semuanya sudah siap. Saat hendak melangkah keluar, ia menoleh melihat kucing hitam yang masih duduk di lantai, menatapnya dengan tatapan lembut namun intens.
"Sasuke, aku harus pergi bekerja sekarang," katanya sambil berjongkok di depannya. "Kamu jaga rumah, ya?"
Kucing hitam itu hanya diam, tapi matanya seolah berbicara lebih dari sekadar tatapan biasa. Sakura merasa aneh harus meninggalkan kucing itu, terutama setelah mengetahui siapa dia sebenarnya. Tapi ia juga tahu bahwa tidak ada yang bisa dilakukannya di siang hari, karena kutukan itu hanya akan terangkat sementara pada tengah malam.
Sakura mengelus kepala kucing itu sekali lagi, lalu bangkit berdiri. "Aku akan pulang sore nanti, dan kita bisa habiskan waktu bersama lagi," ujarnya sambil tersenyum lembut.
Dengan perasaan sedikit berat, Sakura akhirnya melangkah keluar rumah dan menutup pintu di belakangnya. Suasana jalanan di pagi hari begitu ramai, tapi pikirannya terus kembali pada kucing hitam yang ia tinggalkan di rumah. Meskipun ia mencoba untuk fokus pada pekerjaannya, bayangan tentang kutukan Sasuke dan bagaimana ia bisa membantu terus mengganggu pikirannya.
Di tempat kerjanya, Sakura menjalani hari seperti biasa, meskipun ada sedikit kegelisahan yang terus menggelayut di pikirannya. Ia menghabiskan waktu dengan rekan-rekannya dan menjalani tanggung jawabnya, tetapi setiap kali ada momen hening, ia memikirkan kucing hitam yang mungkin menunggunya di rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
KUCING JANTAN
FantasíaBagaimana bisa Sakura hamil hanya karena memegang telinga seorang laki - laki yang dulu berubah menjadi kucing?