Setelah berminggu-minggu merasakan kehamilan yang semakin tidak wajar, Sakura akhirnya memutuskan untuk memberanikan diri pergi ke rumah sakit untuk menjalani USG. Meskipun ada banyak ketidakpastian dan rasa takut tentang apa yang akan ditemukan, dia tahu dia harus mengetahui apa yang sebenarnya terjadi pada bayinya. Sasuke mendampinginya dengan tenang, meskipun di dalam hatinya ada kekhawatiran yang sama besar.
Sesampainya di rumah sakit, mereka segera dibawa ke ruang pemeriksaan. Sakura berbaring di tempat tidur pemeriksaan, sementara dokter memulai prosedur USG. Sakura merasakan gel dingin di perutnya, dan dengan perasaan campur aduk, dia menatap layar monitor di samping tempat tidur.
Namun, ekspresi dokter berubah aneh saat dia memindahkan alat USG ke berbagai sudut perut Sakura. Keningnya berkerut, dan dia memeriksa layar dengan lebih teliti. Sakura dan Sasuke saling bertukar pandang, semakin khawatir. Akhirnya, setelah beberapa menit yang terasa seperti berjam-jam, dokter berhenti dan menatap mereka dengan raut wajah serius.
“Sakura, Sasuke... ini aneh,” kata dokter dengan nada hati-hati. “Bayi di dalam kandunganmu... tubuhnya terlihat terpisah. Seolah-olah ada delapan kantong bayi yang berbeda, tapi semuanya terhubung dalam satu tubuh.”
Sakura terkejut, jantungnya berdegup kencang. "Apa maksudnya, dokter? Apakah bayi kami baik-baik saja?" tanya Sakura dengan suara gemetar, matanya terpaku pada monitor USG.
Dokter menggelengkan kepala perlahan, masih memandang layar. "Ini bukan sesuatu yang biasa saya lihat. Bagian-bagian tubuh bayi itu seolah terpisah secara fisik, tapi mereka masih dalam satu kesatuan, seperti... delapan entitas yang berbeda, tapi saling terhubung."
Sasuke mengepalkan tangannya, merasakan kecemasan yang semakin besar. Delapan kantong bayi?Pikiran itu membuatnya berpikir tentang kutukan yang mereka hadapi. Dia segera menyadari ada kemungkinan bahwa ini adalah akibat langsung dari kutukan yang telah mereka bicarakan dengan dukun sebelumnya. Kekuatan kutukan itu tampaknya mempengaruhi perkembangan bayi mereka, menciptakan sesuatu yang tidak normal.
Sakura mulai menangis, tidak bisa menahan rasa takut yang semakin besar. “Apa yang akan terjadi pada anak kami, Sasuke? Ini semua karena kutukan itu, bukan?” isaknya, memegang tangan Sasuke dengan erat.
Sasuke, meskipun hatinya hancur melihat Sakura dalam kondisi seperti ini, mencoba tetap tenang. "Kita akan menemukan cara untuk mengatasinya, Sakura. Apa pun yang terjadi, aku akan ada di sampingmu."
Dokter mencoba menjelaskan lebih lanjut, meskipun dia sendiri tampak kebingungan. "Kami belum pernah melihat kasus seperti ini sebelumnya. Saya sarankan agar kalian tetap berada di bawah pengawasan medis intensif. Ini adalah sesuatu yang luar biasa, dan kami perlu mempelajari lebih lanjut tentang kondisi ini."
Sakura hanya bisa mengangguk sambil menangis pelan, sementara Sasuke memeluknya erat. Mereka berdua tahu bahwa perjalanan ini belum berakhir, dan tantangan yang mereka hadapi semakin besar. Namun, di tengah ketakutan dan ketidakpastian, mereka bertekad untuk tetap bersama, apa pun yang akan terjadi pada anak mereka yang belum lahir.
Setelah mendengar penjelasan mengejutkan dari dokter tentang kondisi bayi mereka, Sasuke merasakan ketegangan semakin memuncak. Wajahnya yang biasanya tenang kini dipenuhi kecemasan dan ketidakpastian. Dia tahu bahwa ini bukan sekadar masalah medis biasa—ini adalah akibat dari kutukan yang masih melekat pada mereka.
Tanpa banyak bicara, Sasuke dengan tegas menarik tangan Sakura, membantunya bangun dari tempat tidur pemeriksaan. “Kita harus pergi dari sini,” kata Sasuke dengan nada dingin dan tegas. Matanya tajam, menunjukkan bahwa dia sudah membuat keputusan. Sakura yang masih terguncang hanya bisa menurut, meskipun dalam hatinya penuh dengan kebingungan dan ketakutan.
Saat mereka keluar dari rumah sakit, Sakura akhirnya memberanikan diri untuk bertanya, “Sasuke, kenapa kita pergi begitu saja? Kita seharusnya mendengarkan apa yang dikatakan dokter.”
Sasuke berhenti sejenak, menatap Sakura dengan serius. “Ini bukan masalah yang bisa diselesaikan oleh dokter biasa, Sakura. Ini jelas hasil dari kutukan, dan semakin kita bertahan di sini, semakin buruk keadaannya. Aku tidak akan membiarkanmu berada dalam bahaya lebih lama.”
Sakura, meskipun cemas, memahami maksud Sasuke. “Lalu, apa yang akan kita lakukan sekarang?” tanyanya, suaranya bergetar.
Sasuke meraih tangan Sakura lebih erat. "Kita akan kembali ke dukun. Mereka yang mengerti kutukan ini, bukan para dokter. Aku tidak akan membiarkanmu mengambil risiko lagi dengan mencoba cara-cara yang tidak akan berhasil."
Mereka berjalan cepat, Sasuke tampak fokus dan penuh tekad. Sakura, meskipun merasa takut dengan apa yang akan terjadi, mempercayai keputusan Sasuke. Mereka tahu bahwa kutukan ini tidak bisa diabaikan, dan dengan kondisi bayi yang semakin tidak wajar, tindakan drastis harus diambil.
Sesampainya di hutan tempat dukun tinggal, mereka mengetuk pintu pondok tua dengan keras. Sang dukun, seorang wanita tua dengan tatapan misterius, membuka pintu dan segera mengenali pasangan itu.
“Kalian kembali,” kata dukun itu sambil tersenyum kecil, seolah sudah menebak bahwa mereka akan datang kembali. “Apa yang membuat kalian datang kali ini?”
Sasuke menatap dukun itu dengan tatapan serius. “Kutukan ini semakin kuat. Bayi di dalam perut Sakura berkembang tidak normal. Kami butuh bantuanmu—sekarang.”
Dukun itu mengangguk, memahami beratnya situasi. “Kutukan ini memang bukan hal yang mudah dihadapi. Tapi ingat, setiap kutukan punya jalan keluarnya, meskipun jalan itu mungkin tidak akan mudah.” Dia menatap Sakura yang tampak semakin lelah, kemudian berkata dengan lembut, “Masuklah, kita akan mulai ritual untuk mencoba melepaskan kutukan ini. Waktu kita tidak banyak.”
Sasuke menggenggam tangan Sakura erat, meyakinkan bahwa mereka akan menghadapi ini bersama. Meski penuh ketidakpastian, mereka tahu bahwa inilah satu-satunya kesempatan untuk menyelamatkan bayi mereka dan menghentikan kutukan yang terus menghantui mereka.
Orochimaru memantau pergerakan mereka berdua. Matanya terus menopang teropong dengan giat.
Raut nya terlihat berbeda ketika melihat Sasuke dan Sakura seperti melakukan ritual yang sangat Orochimaru benci.
" Tida...tidak... mungkin"
KAMU SEDANG MEMBACA
KUCING JANTAN
FantasiBagaimana bisa Sakura hamil hanya karena memegang telinga seorang laki - laki yang dulu berubah menjadi kucing?