Chapter 02

86 10 0
                                    

Happy Reading!

•••

"Nona, target terpantau sudah berada di posisi." Ucap Millie sembari menyodorkan segelas wine ke arah Alethea.

Alethea yang sedang memandang pemandangan riuh suasana kapal dari tempatnya, menoleh dan tersenyum. Wanita itu mengambil wine yang disodorkan pelayan nya, "Bagus. Terimakasih, Millie" Ucapnya.

"Apakah nona masih ingin menetap disini?" Tanya Millie yang melihat nona nya tidak beranjak sedikitpun dari duduk nya,

"Hmm..." Alethea bergumam lalu menarik ujung bibirnya sedikit, tangan kirinya ia letakkan di meja untuk menopang dagunya. Matanya menatap sebuah perkelahian kecil yang menarik minatnya, "Millie, apakah pria itu yang menjadi target kita?" Tanyanya.

Millie melirik ke arah bawah. Tepatnya di sebuah tangga menuju pintu masuk kapal, dimana seorang rakyat biasa sedang beradu mulut dengan seorang bangsawan, "Benar. Beliau adalah Earl Blitz Enders, Nona"

Alethea menggerak-gerakkan gelas wine di tangannya dengan senyum kecil, sepertinya pembukaan nya sudah di mulai. Ia meneguk minuman nya sampai habis lalu menatap pelayan nya, "Millie, sepertinya kita akan mendapatkan tontonan yang menarik."

"Benar, Nona. Mereka sepertinya akan membuka panggung pertama mereka disini" Jelasnya

"Permisi, Nona"

"Oh, Kharel. Ada apa?" Tanya Alethea saat mendapati Kharel menghampirinya.

"Ruangan yang disiapkan oleh Tuan besar telah selesai disiapkan."

Alethea mengangguk, "Baiklah. Millie, aku akan beristirahat sampai sebelum makan malam tiba. Kharel, teruskan lihat situasi disini dengan diam-diam."

"Baik. Kalau begitu saya permisi, Nona."

"Nah, sebaiknya kita mengisi energi kita sebelum pertunjukkan"

Alethea menyeringai lalu berdiri dari duduk nya, "Semoga kalian bisa menghibur kebosananku disini" bisiknya pelan.

•••

"Apa? Pemesanan mejaku tidak ada? Apa maksudnya ini?" Marah seorang pria kepada pelayan yang berada di depannya. Dia, Earl Blitz Enders.

"Maafkan saya. Sepertinya ada sedikit kesalahan pencatatan." Ucap pelayan itu meminta maaf,

"'Sedikit', katamu?" Gertak nya,

"A-anu, kalau tidak keberatan dengan restoran di lantai bawah, saya bisa langsung antarkan." Pelayan itu mencoba menawarkan penawaran lain.

Mendengar hal itu bukan nya tenang, Earl Enders malah semakin emosi "Jangan bercanda! Apa kau menyuruhku makan di ruangan yang sama dengan para ternak itu?" Teriak nya tidak terima.

"Ti-Tidak, maksud saya bukan begitu." Pelayan itu dengan gugup menggerakkan tangan nya menyilang, menyangkal perkataan dari Earl Enders.

"Tidak akan kubiarkan siapapun menghalangiku yang berasal dari kalangan atas ini. Mengerti?" Ucap Earl Enders dengan nada penekanan,

"Ba-Baik. Kalau begitu mohon tunggu sebentar. Biar saya siapkan meja untuk anda" Akhirnya pelayan itu mengangguk paham dan meninggalkan Earl Enders yang sedang diliputi amarah.

"Kak Al, apakah itu orang yang kakak maksud?"

Alethea meletakkan gelas nya saat mendengar pertanyaan yang dilayangkan adiknya, Wanita itu mengangguk dan melirik ke arah Earl Enders yang sedang berbisik ke arah seorang gadis kecil yang sudah menabrak dan mengotori pakaian nya, "Benar. Bagaimana menurutmu, Mikhail?" Tanya Alethea ke sang adik, Mikhail Laurent.

Mikhail mengikuti arah pandangan sang kakak dan mendapati seseorang yang mereka bicarakan sedang menggerutu menahan amarahnya, "Hmm, dia pria yang sangat buruk" Ceplosnya,

"Pfft. Ucapanmu terlalu blak blakan, Mik"

Mikhail menoleh, menatap kakak laki-laki nya yang sedang menahan tawa, "Kak Reiga lebih baik diam" Pinta Mikhail dengan nada malas

"Jangan terlalu sinis terhadap kakak mu ini, Mikhail" Reiga Laurent, Tuan muda ketiga dari keluarga Laurent sekaligus kakak dari Alethea dan Mikhail.

Reiga ikut memperhatikan Earl Enders yang ternyata sekarang sedang berbincang dengan seorang pria berambut pirang dan bermata merah, "Wah, apakah pria bermata merah itu yang kemarin kau bicarakan?" Tanya Reiga antusias,

Alethea yang sedari tadi fokus memperhatikan pembicaraan dari Earl Enders dan pria itu, menganggukkan kepala nya "Kalian berdua jangan terlalu berisik, aku tidak ingin kita mendapat perhatian dari pria itu sekarang" Tegur Alethea memperingati kedua saudara nya yang hampir membuat pertikaian.

"Baik. Maaf, Kak" Mikhail mengangguk dan akhirnya diam memakan makanannya.

"Baik, baik. Kau ini selalu saja serius seperti biasanya, Al" Gerutu Reiga pelan.

"Apakah kau mengucapkan sesuatu, Kak?"

"Tidak, tidak"

Sedangkan disisi lain, William yang sudah selesai berbincang dengan Earl Enders merasakan tatapan intens yang ditujukan kepadanya. Saat matanya menoleh dan mencoba mencari pelaku ke arah sekeliling, ia sudah tidak merasakan tatapan itu lagi. William mengernyit lalu mengedikkan bahunya,

'Sepertinya hanya perasaanku saja?' Batinnya yang masih sedikit bingung.

William akhirnya memilih untuk tidak memperdulikan nya dan pergi ke arah lain.

"Aku nantikan klimaks permainan ini, William" Gumam Alethea tersenyum.




- To be Continued -

The Lady Boss (Moriarty the Patriot x Oc)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang