6.

26 17 2
                                    

~HAPPY READING~


6.Ikhlas

"Hiks ... Ibu, Ayah, sekarang Aya udah gak punya siapa-siapa lagi. Terus gimana Aya mau lanjutin hidup," lirih Aya sembari sesenggukan menangis diatas kuburan ke dua orang tuanya, setelah semua orang pulang.

Tanpa Aya sadari ada seseorang yang masih menunggunya.

"Nak Aya, ayo pulang!" ucap Umi Tazkia. Ya, orang yang menunggu Aya adalah Umi Tazkia Uminya Azka.

"Kemana Aya mau pulang. Umi," jawab Aya sembri menunduk. "Aya gak punya rumah untuk pulang, sebab rumah Aya sendiri udah pulang duluan ke rumah yang baru," lanjutnya.

Umi Tazkia tersenyum seraya menepuk-nepuk punggung Aya pelan. "Sekarang kan... Umi juga udah jadi rumah kamu. Jadi, ayo pulang!" rayu Umi Tazkia.

"Umi gak perlu terlalu baik sama Aya, Aya gak mau ngerepotin Umi."

"Masa sama menantu sendiri, Umi gak boleh baik?" ucap Umi Tazkia sedikit bergurau.

"Hah?!"

Aya tercengang mendengar penuturan Umi barusan. Dia rasa telinganya sudah bermasalah karena mendengar hal yang tidak mungkin itu.

Aya menatap Umi Tazkia. "Maksud Umi, bagaimana?" tanyanya bingung.

"lya ... kamu sekarang udah jadi menantu Umi. Tadi... saat di Rs, kamu telah dinikahi oleh Aka atas permintaan papa kamu dan izin sahabat kamu," jelas Umi Tazkia sembari mengusap-usap kepala Aya lembut.

Aya membelalakan matanya, dia sungguh terkejut mendengar hal yang diucapkan Umi Tazkia.1

"U-m-mi," ucap Aya terbata masih tidak menyangka dengan kenyataan itu. "Terus Ara bagaimana?" tanya Aya khawatir.

"Dia udah ngikhlasin kamu dengan Aka. Makanya sekarang... kamu juga harus ikhlas, nerima diri kamu yang sudah menjadi milik Aka. Masa kamu mau nyia-nyiain pengorbanan sahabat kamu!?" Aya menggelengkan kepalanya.

Umi tersenyum dan kembali melanjutkan ucapannya. "Makanya... kamu juga harus bisa semangat lagi, buktikan bahwa sahabat kamu tidak sia-sia berkorban!"

Hening sejenak dengan fikiran masing-masing. Umi dengan fikiran yang tak terbaca, sedang Aya tengah bingung memikirkan kenyataan yang menimpanya saat ini.

"Sudah, jangan terlalu di pikirkan. Sekarang... kita pulang dulu, bentar lagi ujan."

***

"Terang teu? Tadi Umi miwarang ngabersihan kamar A Azka, katanya istrinya mau dongkap!" ucap salah seorang santriwati ponpes Al-Istiqomah milik Abby Zaki.

(Tau gak? Tadi Umi nyuruh buat ngebersihin kamar A Azka , katanya istrinya mau datang)

"Bukannya... ustadz Azka belum nikah, ya?" tanya santriwati yang lain.

"Mungkin nikah syiri'.'"

"Mungkin juga ... Akhh patah hati sepesantren dongg!!!"

"Akhhh ...."

***

My bestod🤣

Assalamualaikum Aya..
Gmn kabarnya?baik kan?
Pokonya harus baik.☺️
Maaf ya ara tadi pulang duluan✌️
Lagipula kan sekarang ayanya
juga udh punya suami... Ciee
Ouh iya!.
Always happy ya ayaa
Jangan mikirin ara gmn²
Ara gapapa kok...
Pokonya semangat terus yaa...
Ingat km ga sendiri!

NITIP!
Jadiin a Azka cinta ke km
Secinta²nya ara yakin Aya bisa!!!✊

"Aya bahagia Ara pun ikut bahagia"
Udh akhh .. see u ayaa❤️

Wassalamu'alaikum...

***

"Lo tega, Ra! Lo tega ngorbanin prasaan lo sendiri demi gue..." lirih Aya sembari menangis setelah membaca chat dari Ara. "Harusnya lo yang ada di sini, Ra ... Duduk di tempat ini, tinggal di kamar ini. Bukan gue," monolognya lagi.

Ya, sekarang Aya sudah berada di kamar Azka dan tengah beristirahat.

"Gue harus gimana? Walau gue dulu pernah suka juga sama dia, tapi nyatanya gak semudah itu untuk mencintai kembali orang yang pernah gue lupakan. Tapi ... kalo nggak, gue kan harus ngebuktiin ke dunia bahwa pengorbanan Ara tuh gak sia-sia. Hmm... Iya gua harus buktiin!" Tekadnya sembari menghapus sisa-sisa air mata di pipinya.

CEKLEK...

Pintu kamar terbuka menampilkan sesosok laki-laki dengan raut wajah datar dan penampilan yang sedikit acak-acakan—tidak seperti biasanya.

Dia ... Azka, yang kini telah resmi menjadi suami dari Aya. Aya melihat nya dari bayangan pantulan cermin di meja rias, karna memang dia sedang duduk di depannya.

Pandangan mereka sempat bertemu di pantulan cermin, sampai beberapa detik kemudian Aya memutus pandangan tersebut dengan memalingkan wajahnya ke samping. Sampai-sampai... dia tak sadar, saat Azka sudah berdiri tepat di belakang tubuhnya.

"Apa ini?" tanya Aya saat ia tersadar dari keterkejutannya, tatkala Azka tiba-tiba memakaikan kalung berbandul huruf 'A' keluar kerudung bagian lehernya.

"Mahar," jawabnya datar. Tanpa sadar Aya tersenyum ketika mendengar hal itu... ya, sebelum Azka kembali melanjutkan ucapannya.

"Milik Ara... yang dia berikan lagi ke gua, buat dijadiin mahar lo."

Jlebb

'Lagi?' berarti kalung ini memang asalnya dari A Azka untuk Ara,'  fikirnya. Dan hal itu semakin membuat Aya merasa bersalah pada Ara.

"A! Mending kembaliin aja kalung ini ke Ara !" ujar Aya sesaat setelah dia berhadapan langsung dengan Azka. Sedangkan Azka hanya menaikan sebelah alisnya.

"Gua gak mau buat Ara lebih sakit hati dengan gua ngebalikin itu ke dia," ucapnya sembari menunjuk kalung tersebut, yang membuat hati Aya kembali mencelos.

Namun... saat Azka hendak keluar dari kamarnya, ucapan Aya menghentikan pergerakannya yang hendak membuka pintu.

"A Azka mau kemana? Gak mau istirahat dulu?" tanya Aya berusaha untuk perhatian.

Azka berbalik, menatap tajam kearah Aya. Membuat Aya kebingungan. Apakah ia salah bertanya fikirnya. Sampai-sampai dia tak sadar ketika telunjuk Azka sudah bertengger di depan matanya.

"Lo!" geram Azka. "Jangan SKSD sama gua! Segimanapun sempurnanya lo, dan posisi lo jadi istri gua. Lo harus SADAR, bahwa lo gak akan pernah bisa gantiin tempat Ara di hati maupun kehidupan gua," lanjutnya yang membuat Aya seketika tertegun.

Namun, saat Azka membuka pintu untuk kembali keluar... kata-kata selanjutnya membuat hati Aya semakin berdenyut nyeri.

"Dan ingat! GUA GAK AKAN PERNAH JATUH CINTA SAMA LO, ARAYA HURRY FIRDAUSYI. Camkan itu," ucapnya lalu pergi setelah membanting keras pintu kamarnya.

"Emang harus sesakit ini ya?!"

***

"Cinta dan sakit itu satu paket, kalau kita siap jatuh cinta maka kita juga harus siap dengan rasa sakit yang menjadi konsekuensinya."

24 September 2024

2025-03-10
Tbc

Jangan lupa vote and koment ya!

DibelakangmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang