Prolog

3 1 0
                                    

"Nana kalau sudah punya teman baru jangan lupa kabarin iyan ya." ucap anak laki laki pada anak perempuan berambut coklat panjang yang hampir mencapai pinggang.

anak perempuan itu mengangguk mantap sebagai jawaban "Iyan jangan lupa sama Nana juga ya! Nanti sering sering telepon Nana pakai handphone mama okay!" Ucap anak perempuan itu antusias

"Okay! Nanti Iyan telepon Nana setiap hari, Nana pun harus angkat telepon Iyan cepat cepat! Tidak boleh tidak diangkat! Promise!" Tangan nya terulur memberikan jari kelingking nya, yang langsung di terima baik oleh si anak perempuan.

"Promise!"

Mereka saling memandang dan setelah itu tertawa bersama dengan tangan mungil yang masih bertaut. Si anak perempuan melepaskan jari kelingking nya, membuat anak laki-laki tersebut memandang anak perempuan itu heran karena dirinya melepaskan tautan tersebut secara tiba-tiba. Anak perempuan itu mengeluarkan sesuatu dari sakunya yang membuat anak laki laki itu memandang antusias.

"Nana membuat ini bersama abang kemarin, ini buat Iyan dan ini buat Nana jangan sampai hilang ya, kalau hilang nanti Nana marah 100 tahun sama Iyan!" Ucapnya nya dengan gestur memberi peringatan dan mata yang membulat lucu.

Anak laki laki itu menerima benda berbentuk gantungan kunci yang terbuat dari manik-manik dan juga terdapat sepasang bandul couple berbentuk matahari dan bulan, di gantungan kunci tersebut juga terdapat akrilik yang tidak terlalu kecil tetapi juga tidak terlalu besar berisikan foto dirinya dan si anak perempuan yang saling merangkul.

Tangannya menggenggam erat gantungan kunci tersebut, menatap si anak perempuan dengan senyuman bulan sabit khas miliknya " Iyan akan simpan gantungan ini baik baik! Terimakasih Nana ini sangat cantik Iyan sangat menyukainya."

"Nami ayo cepat, ayah sudah menunggu!" Ajak remaja laki laki yang tiba tiba datang menghampiri si anak perempuan yang tidak lain dan tidak bukan adalah adiknya.

"Sebentar abang." ucap anak perempuan tersebut. Anak perempuan itu kembali memandangi anak laki laki di depannya.

Bruk

Dirinya menubruk tubuh anak laki laki di depannya secara tiba tiba membuat tubuh anak laki laki itu limbung dan hampir tersungkur ke belakang jika kakak dari anak perempuan itu tidak manahan tubuhnya.

"Huaaa Nana tidak bisa bermain lagi dengan Iyan." Ujarnya dengan tangisannya yang melengking

Sang kakak dari anak perempuan itu berusaha melepaskan tubuh adiknya dari teman laki lakinya yang kini sudah merasa tertekan karena tangisan dari adiknya. Hingga pelukan adiknya itu terlepas dirinya menggendong tubuh sang adik yang masih menangis bombay dan memberontak di gendongannya. Meninggalkan si anak laki-laki yang menatap mereka dengan tatapan berkaca kaca.

Hingga mobil yang di tumpang sang teman itu melaju pergi meninggalkan kawasan komplek elite tidak terlihat lagi, tangisan yang sedari tadi di tahannya pecah juga. Dirinya berlari pergi menuju rumah miliknya yang hanya berjarak 3 rumah dengan rumah si anak perempuan.

Dirinya menangis keras di sepanjang perjalanan hingga sampai dirumahnya dan di sambut dengan pelukan hangat oleh sang mama tercinta yang juga mengucapkan berbagai kata penenang untuk menenangkan dirinya.





Akhirnya bagian prolog udah selesai hehe, sebenarnya ona udah nulis beberapa part di platform writer journal tapi ona kena writer block pas nulis prolog nya, jadi ona rehat dulu deh.

Okay terimakasih banyak, jangan lupa vote
dan komen nya. Sampai ketemu
di part selanjutnya.

See you all

Just FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang