Murid Baru?

2 1 0
                                    

Happy reading...

Heksa mengerem mendadak membuat Arsa dan Ilyas tidak seimbang dan jatuh limbung menubruk badan Heksa sehingga kepalanya terbentur keras kelantai. Dia yakin bahwa kepalanya akan memiliki benjolan yang besar setelah ini.

Meringis pelan mereka bangun dengan bantuan Kairo yang sudah tiba di depan kelas. Mereka menepuk pelan pantat mereka dan punggung mereka.

"Ada apa sih sa!?" Tanya Ilyas kesal pada Heksa yang sedang mengelus elus jidat nya yang terdapat benjol.

"Sakit anjay" ucapnya yang tak kalah kesal dari Ilyas dan Arsa.

Mereka bertiga memandang Heksa malas 'salah siapa berhenti mendadak' Kairo dengan kesabaran setipis tisunya memukul pelan benjolan di jidat Heksa, menyebabkan si empu menjerit keras. Sedangkan Kairo? Dirinya malah dengan santai berjalan memasuki kelas. Disusul dengan Ilyas dan juga Arsa lalu Heksa dengan tangan yang menutupi benjolan di kepala nya. Untungnya bu Liling belum masuk.

" Ini beneran serius makanya gue berhenti mendadak" Heksa menghentak hentakan kaki nya kesal, Heksa menarik tangan Arsa yang sedang membalas chat dengan tersenyum sinting.

"Apaan sih!?" Kesal Arsa dan menghentakkan tangan Heksa yang berada di lengannya dengan keras, membuat si pemilik tangan mengerutkan bibirnya lucu, yang malah terlihat menjijikkan di mata teman temannya.

"Gue belum bayar baksonya hehe" ucap Heksa dengan cengiran yang memperlihatkan gigi rapinya

Swosh

Brak

Suara lemparan buku yang di lemparkan Ilyas pada Heksa, membuat semua orang yang sedari tadi sibuk dengan kesibukan mereka masing masing mengalihkan pandangan ke meja mereka. Dan sebuah keberuntungan apa yang di dapatkan Heksa pagi ini sehingga dirinya dapat menghindar dengan cekatan.

Heksa mengangkat kedua alisnya dengan ekspresi mengejek yang membuat mereka berdua semakin kesal dengan tingkah laku Heksa. Mereka kira ada situasi genting seperti melihat Bu Liling sudah berada di dalam kelas, ternyata hanya belum membayar bakso saja!

"Dàjiā hǎo"

Ricuh. Semua orang yang sedari tadi sibuk dengan kesibukan masing-masing kini melangkah ribut mencari tempat duduk mereka. Mereka memperhatikan seseorang di belakang Bu Liling. Seorang gadis berambut coklat panjang dengan aksesoris berbentuk kupu-kupu yang sangat cocok dengan dirinya.

"Oke, silahkan perkenalkan dirimu" Bu Liling melangkah menuju meja guru, meletakan buku yang sedari tadi di tentengnya, meninggalkan Nami yang berdiri di tengah dengan kegugupannya. Yah, murid baru tersebut adalah Namira Keylovly.

Namira menelan ludah nya gugup, berdehem pelan guna menetralisir rasa gugupnya. "Halo semua, perkenalkan nama saya Namira Keylovly, biasa di panggil Mira. Saya pindahan dari SMA Marunagarasa di Semarang. Salam kenal semuanya, dan mohon bantuannya" Melambaikan tangannya dan setelah itu menundukkan badannya pelan.

Namira menatap teman temannya senyum manisnya yang bisa membuat semua orang terpana. Siapa yang tidak terpana melihat senyuman Namira? Senyuman indah bagaikan bunga matahari yang baru saja mekar, memberikan kebahagiaan bagi seseorang yang melihatnya. Salah satunya lelaki yang duduk di pojokan, tangannya yang sedari tadi mencoret coret buku asal sejak dirinya datang, tetapi matanya sejak tadi tertuju pada satu orang. Siapa lagi? Jika bukan Namira.

"Baiklah, kamu duduk sebelah Lusi. Lusi up your hand please"

Seorang gadis dengan rambut tergerai panjang yang berada di barisan kedua berderet tengah itu mengangkat tangan nya. Namira tersenyum menghampiri gadis tersebut yang tentu saja di balas olehnya.

Gadis itu menoleh ke arah Namira yang duduk di sampingnya, dirinya mengulurkan tangan kanannya pada Namira "Lusi" Kenalnya dengan senyuman yang cerah.

"Mira" Jawab Namira menerima uluran tangan Lusi.

___________________________________________________

ding dong
saatnya istirahat pertama~
it's time for the first break~

Bunyi bel pertanda istirahat terdengar di indra pendengaran mereka. Bu adel guru matematika yang mengajar di jam ke 3 dan 4 tersebut mengakhiri pembelajaran untuk jam ini, masih ada satu jam pelajaran lagi untuk mapel nya setelah istirahat nanti karena memang waktu pembelajaran mapel umum adalah 6 jam, dan dalam dua pertemuan masing masing jam nya adalah 3 jam.

Para murid di kelas IX ipa 1 berbondong bondong keluar kelas untuk mengisi perut mereka, walaupun masih ada beberapa anak yang berada di dalam kelas termasuk dirinya.

Namira tidak ingin pergi ke kantin, saat ini dirinya sedang mengerjakan tugas yang di berikan oleh bu adel sembari sesekali menimpali pertanyaan Lusi yang masih berada di kelas. Menurut nya Lusi itu sangat humble dan yah- terlalu oversharing, lihatlah bagaimana mulutnya terus mengoceh padahal Namira hanya menjawab seperlunya saja. Tetapi entah bagaimana manusia di sebelah ini tidak kehabisan topik untuk berbicara dengannya.

" Eh Mira, lo tau ngga sih kalau di sek-"

Srek

Lusi terdiam menggantung ucapannya, menatap seseorang yang tiba tiba menarik kursi yang tadi menghadap ke depan kini beralih menghadap meja mereka, orang tersebut menduduki kursi itu, menyenderkan kepalanya pada meja Namira meninggalkan tatapan cengo dan heran dari teman teman sekelasnya yang masih tersisa di kelas. Termasuk Lusi dan teman teman lelaki tersebut.

Namira tidak mempedulikan lelaki tersebut dan teman teman barunya yang sekarang memandang mereka berdua penasaran. Tangannya sibuk mencoret coret buku miliknya, mengabaikan lelaki tersebut yang sekarang memandang nya dalam, dengan kedua tangan yang di jadikan tumpuan dagunya.

Ahhh, jika di tatap terus begini gimana Lusi bisa fokus mengerjakan tugasnya?. Namira menutup bukunya, menghela nafas pelan untuk menahan perasaan aneh yang ada di hatinya.

Menundukkan kepalanya mengikuti gaya lelaki di depan nya, dan membalas tatapan tersebut. "Kenapa?" Tanyanya lembut.

Lelaki tersebut terkekeh pelan, menegakkan badannya dan menatap sekitar atau bisa disebut menatap teman teman barunya yang sedang memperhatikan dirinya dengan tatapan heran sekaligus penasaran.

"Kalian saling kenal?" Tanya Heksa dengan menaikkan satu alisnya.

Namira membalikkan badannya menatap Heksa dan memunggungi Lusi "Engga tuh, dia nya aja yang so akrab" ucapnya acuh dan melirik Arsa pelan.

Yah, lelaki tersebut adalah Arsa Dian Pradana, lelaki friendly nan pintar yang di rumorkan tidak pernah menjalin hubungan yang spesial dengan perempuan siapapun. Dan sekarang? Arsa malah dengan santainya mendekati seorang murid baru, bahkan murid baru tersebut juga tidak keberatan atau terganggu dengan tatapan Arsa. Seolah olah hal tersebut sudah biasa bagi dirinya.

Tak~




Eh yaampun, Kenapa itu? Arsa ngapain?

Halo semua, long time no see hehee
Gimana kabarnya? Semoga sehat selalu.
Ona ngga tau mau ngomong apa, but terimakasihhhhhh buat pembaca ona. Dan mohon dukungannya dengan cara vote dan komen.

See you....

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 09, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Just FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang