15

868 49 0
                                        

Seolah tak terjadi apapun, Xavier menjalani hari-harinya dengan tenang begitupun dengan Rosaline. Maddy bersama Rosaline tengah sibuk mempersiapkan pesta teh pertama di kediaman Davidson. Yang kali ini Rosaline selaku nyonya rumah lah yang menjadi tuan rumah.

Maddy sedari dulu tak pernah mengadakan pesta atau semacamnya, karena sang ayah  tak peduli dengan Maddy yang sebenarnya sudah harus mengikuti berbagai macam kegiatan sosial.

Mengingat hal itu Maddy berinisiatif, untuk membuat menantunya merasakan debut sosial nya sebagai nyonya rumah kediaman Davidson. Awalnya Rosaline ragu karena tak memiliki pengalaman dalam mengurus segala anggaran dan juga hal-hal seperti pesta, namun berkat Maddy yang menyakinkan nya akhirnya Rosaline menyetujui hal itu.

Xavier mengawasi kedua wanita berbeda umur itu dengan seksama, melihat bagaimana cara ibunya memperlakukan istrinya dan bagaimana juga sebaliknya. Xavier merasa bahwa ibunya berusaha untuk membuat Rosaline merasakan apa yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.

Xavier tak mengerti apa yang sudah dilewati oleh ibunya selama hidupnya tetapi Xavier yakin pasti masih ada rasa sakit hati itu hingga memperlakukan Rosaline dengan baik.

"Maddy terlihat sangat menyayangi istrimu, aku menjadi kasihan padamu yang menatap mereka dengan cemburu seperti ini." Ujar seseorang yang ikut mengamati dari jendela yang terbuka itu.

Xavier menatap malas pada pria yang tengah berusaha untuk menggodanya.

"Aku cemburu pada siapa? Istriku? Atau ibuku?"

Pria itu tersenyum lebar dan menjawab, "Tentu saja pada istrimu, Rosaline."

"Menggelikan." Sinis Xavier.

Vernon sejenak terdiam sebelum akhirnya mengatakan sesuatu yang telah lama ia renungkan.

"Jika suatu saat nanti kau dan Rosaline berakhir tidak bersama bagaimana menurutmu?" Tanya Vernon tiba-tiba.

Xavier lantas menatap Vernon tajam.

"Apa maksudmu? Kau ingin menjadikanku seorang duda?untuk menikah dengan bangsawan yang telah menjadi janda?"

Vernon terdiam sejenak tampak raut wajah khawatir tergambar pada wajahnya yang masih terlihat muda itu.

"Entahlah, aku merasa kasihan pada Rosaline karena semua orang tau jelas bahwa keluarganya tidak pernah memperdulikan gadis muda itu, aku khawatir jika dia akan mendapatkan luka setelah akhirnya mengetahui bahwa kau akan menceraikannya." Jelas Vernon khawatir membuat Xavier tak tahan.

"Bagaimana jika paman berada di posisiku? Aku hidup satu atap bersama dengan gadis yang bahkan tak aku kenal tetapi sekarang aku belajar untuk menerima kehadirannya dan berniat untuk hidup bersamanya selamanya." Tanya Xavier.

Vernon mengalihkan tatapannya pada Rosaline yang tersenyum lebar di bawah jendela kaca ruangan Xavier.

"Pilihanmu adalah pilihan yang tepat."

Xavier terdiam tak tau harus mengatakan apa.

"Xavier." Panggil Vernon secara tiba-tiba membuat Xavier nampak tersentak.

"Aku akan memerintahkan dirimu untuk mencari seseorang."

"Siapa?"

"Anak dari mendiang ayahmu."

Xavier terbelalak terkejut mendengar hal itu

"Anak? Bukan kah seluruh semuanya telah di bantai habis?"

Vernon mengangguk menanggapi apa yang dikatakan oleh Xavier.

"Tetapi, aku masih ragu dengan keadaan gadis kecil itu. Aku khawatir bagaimana caranya menjalani hidup jika dia benar-benar selamat." Terang Vernon kemudian menunjukkan sebuah dokumen yang berada di atas meja Xavier.

"Sejauh yang aku tau, saat kejadian itu berlangsung kita terlalu fokus pada Gabriel dan para bangsawan yang mendukung mereka sehingga kita lupa untuk memastikan keadaan gadis kecil itu."  Vernon mengatakan hal tersebut sembari membuka dokumen yang akan ia tunjukkan pada Xavier.

Kemudian Vernon mengambil sebuah kalung liontin cantik dari sakunya, Xavier membuka liontin itu dan melihat sebuah gambar yang berisi sosok perempuan muda yang cantik di dalamnya.

"Aku tak terlalu tau mengenai nama lengkapnya."

Xavier mengangguk kemudian mengamati liontin itu dengan seksama entah mengapa wajah pada lukisan itu nampak tak asing baginya.

"Bagaimana yang mulia tau tentang anak ini?" Tanya Xavier.

"Xavier, aku tak sengaja mendengar rumor yang beredar bahwa ada seorang gadis muda yang tak dapat melihat namun dapat menciptakan obat untuk berbagai macam penyakit. Karena itu, aku memiliki hutang padanya karena menyelamatkan nyawa rakyatku."

Vernon mengambil liontin itu dan memasukkannya ke dalam sakunya.

"Setelah kau menemukannya, katakan padaku. Dan, aku yakin kau tidak akan melampiaskan kebencianmu pada seorang gadis buta yang tidak mengerti apapun." Perintah Vernon pada Xavier.

Setelah itu keduanya tampak membicarakan hal yang berkaitan dengan pekerjaan hingga beberapa saat kemudian Xavier tersadar tentang suatu hal.

Di taman,

Rosaline yang tengah menyiapkan dekorasi untuk pesta tampak terkejut kala tiba-tiba seseorang membekap mulutnya dari belakang dan kemudian pandangan nya nampak kabur dan tak sadarkan diri.

Orang asing itu pun segera membawa Rosaline ke dalam gendongannya dan membawanya pergi dari mansion Davidson dengan jalan rahasia.

Maddy yang tak melihat keberadaan Rosaline pun meminta pelayan untuk mencarinya namun nihil tak ditemukan keberadaannya. Tentu saja, hal itu membuat seluruh orang di mansion panik bahkan Xavier yang mendengarnya pun langsung bergegas menunggangi kuda untuk mencari istrinya.

 Tentu saja, hal itu membuat seluruh orang di mansion panik bahkan Xavier yang mendengarnya pun langsung bergegas menunggangi kuda untuk mencari istrinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
RED ROSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang