Pukul 09.00 pagi Aurora masih memejamkan matanya, semalam setelah makan malam bersama sahabatnya dan menghabiskan malam yang begitu tak terlupakan. Sesampainya di hotel Aurora kembali melanjutkan pekerjaannya yang belum sempat Ia kerjakan.Ahyeon sudah selesai mandi, bahkan Ahyeon sudah rapih, wajah cantiknya pun Ia poles menggunakan make-up tipis.
Ahyeon menyibakkan gorden kamar hotel nya, cahaya matahari mulai menerangi seluruh penjuru kamar nya. Saat matahari pagi perlahan menyelinap masuk melalui celah jendela, sinarnya yang hangat membelai lembut wajah terlelap Aurora dengan kehangatan yang tenang. Cahaya keemasan itu menari di atas kulit putih kekasihnya, seolah membisikkan selamat pagi dalam sebuah isyarat yang meneduhkan hati. Di setiap sinar yang menerobos, ada janji akan hari baru, penuh harapan dan keindahan yang menunggu. Rasanya seperti pelukan lembut dari alam semesta, menghadirkan cinta yang hangat di tengah kesunyian pagi. Waktu seakan berhenti, dan dunia terasa sempurna dalam detik-detik cahaya yang mulai membanjiri ruangan.
"Ummhhh~" Aurora melenguh, menarik selimut nya semakin ke atas, menutupi seluruh wajahnya.
Ahyeon berjalan mendekat menuju tempat tidur, mendudukkan dirinya di samping Aurora. "Sayang, ayok bangun. Udah siang tau." Ahyeon menarik lembut selimut yang menutupi wajah kekasihnya.
"Umhh, 5 menit lagi, Sayang." Ucap Aurora dengan suara serak khas bangun tidur nya. Aurora mengubah posisi tidur nya, menjadikan paha Ahyeon sebagai bantalan, kemudian ia meletakkan wajah nya didepan perut buncit Ahyeon. "Good morning, baby." Aurora mengecup perut Ahyeon, melingkarkan tangannya memeluk tubuh kekasihnya.
Ahyeon tersenyum tipis melihat tingkah kekasihnya, tangan nya terulur mengelus lembut pipi Aurora. "Tapi kamu harus bangun, sayang.. yang lain sudah menunggu kita." Ucap Ahyeon lembut, wanita itu belum menyerah membangun kan Aurora.
"Aaaaaa.. tapi aku masih sangat mengantuk, Sayang.. biarkan saja mereka pergi tanpa kita." Aurora merengek, semakin menenggelamkan wajahnya kedalam perut Ahyeon.
"Haha.. geli Sayang, jangan kaya gitu." Ahyeon terkikik, merasakan sensasi geli yang Aurora lakukan padanya. "Ayok cepat bangun, atau kamu aku tinggal, aku akan pergi dengan yang lain, lanjut kan saja tidur nya kalau begitu." Ahyeon mengancam Aurora, walaupun hal itu tidak akan pernah mungkin ia lakukan. Namun sangat menyenangkan rasanya menjahili kekasih manjanya.
"Aaaaaa.. Sayang! Kenapa kamu malah mau ninggalin aku?" Aurora mendongak kan kepalanya, menatap wajah kekasihnya. Mata Aurora mulai berkaca kaca, dirinya terlihat seperti ingin menangis. "Kenapa kamu ngomong gitu sayang? Aku gamauu di tinggal.. hiksss.." Bibir Aurora melengkung, air matanya menggenang di pelupuk matanya, seakan-akan siap ia tumpah kapan saja.
"Haha.. Tidak.. tidak Sayang, aku hanya bercanda." Ahyeon mengusap lembut kedua mata Aurora. "Ayok cepat bangun makanya, jangan membuat yang lain semakin lama menunggu kita, Sayang." Ucap Ahyeon penuh kesabaran menghadapi Aurora.
"Aku udah bilang, 5 menit lagi.. aku benar-benar masih sangat mengantuk sayaanggg..." Entah apa yang membuat Aurora menjadi sangat manja pagi ini, biasanya gadis itu akan bangun lebih dulu dari pada Ahyeon, namun berbeda dengan pagi ini. Aurora bangun lebih siang, bahkan gadis itu sangat keras kepala dan susah sekali di suruh bangun pagi ini.
"Ehem." Terdengar suara seseorang berdehem dibelakang Aurora, membuat Aurora menautkan kedua alisnya bingung. Menolehkan kepalanya kebelakang, ternyata Rami sudah berdiri dengan anggun disana memperhatikan dirinya sejak tadi.
Aurora memelotot kan matanya, ia jadi malu sendiri, gadis yang salah tingkah itu pun, kembali menarik selimutn keatas kepalanya untuk menutupi seluruh wajahnya. Dan kembali menenggelamkan wajahnya di perut Ahyeon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lowkey [END]
Teen FictionAhyeon dikenal sebagai anak yang sangat berprestasi, tidak ada riwayat buruk dalam hidupnya, tidak pernah membully, atau melakukan hal hal yang tidak seharusnya dilakukan.. Namun tiba tiba terjadi suatu peristiwa yang sangat tidak tertuduga di hidu...