38. Disneyland

757 132 41
                                        

Pukul 07.00 pagi, Aurora masih terlelap dalam balutan hangat selimutnya. Malam sebelumnya dihabiskan dengan tawa, kebersamaan, dan kenangan yang tak terlupakan bersama sahabat-sahabatnya. Namun setelah kembali ke hotel, Aurora kembali larut dalam pekerjaannya yang sempat tertunda. Kini, tubuhnya menagih waktu untuk beristirahat sejenak lebih lama.

Sementara itu, Ahyeon sudah bersiap. Ia telah mandi, mengenakan pakaian yang rapi, dan memoles wajah cantiknya dengan sentuhan make-up tipis yang menyegarkan.

Dengan langkah ringan, Ahyeon mendekati jendela besar kamar mereka, menyibakkan gorden yang menutupi cahaya pagi. Sinar matahari langsung menari masuk, menyebar hangat ke seluruh penjuru ruangan. Kilau keemasan pagi menyentuh wajah Aurora yang masih terlelap, membelainya lembut seperti bisikan penuh kasih dari semesta. Di antara cahaya yang perlahan menerobos, terselip harapan dan ketenangan-seakan pagi ini dilukis dengan cinta.

"Ummhhh~" Aurora bergumam pelan, menarik selimutnya lebih tinggi, menutupi wajahnya dari sinar yang menyapa terlalu mesra.

Ahyeon tersenyum kecil. Ia melangkah mendekat, lalu duduk di tepi tempat tidur. Dengan lembut, ia menarik selimut yang menyelimuti kekasihnya.

"Sayang, ayo bangun. Ini sudah siang," ucap Ahyeon dengan suara lembut seperti alunan melodi pagi.

Aurora hanya menggeliat manja. "Lima menit lagi, yaa..." gumamnya serak, suara khas seseorang yang baru bangun tidur.

Dengan gerakan menggemaskan, Aurora berpindah posisi dan merebahkan kepalanya di atas paha Ahyeon. Wajahnya menghadap ke arah perut Ahyeon dengan manis. "Good morning, baby," bisiknya sebelum mengecup lembut perut Ahyeon, lalu memeluk tubuh kekasihnya dengan penuh kasih.

Ahyeon tersenyum penuh cinta, membiarkan jari-jarinya menyusuri pipi Aurora dengan belaian lembut.
"Tapi kamu harus bangun, Sayang... Yang lain sudah menunggu kita," bisiknya, tetap lembut, tetap sabar, dengan cinta yang tak pernah habis.

"Aaaa... tapi aku masih sangat mengantuk, Sayang... biarkan saja mereka pergi tanpa kita," rengek Aurora sambil menyembunyikan wajahnya ke dalam perut Ahyeon, meringkuk manja seperti anak kecil yang menolak beranjak dari mimpi indahnya.

"Haha... geli, Sayang, jangan begitu" Ahyeon terkikik, tubuhnya sedikit bergetar karena sentuhan lembut yang menyapu kulitnya. "Ayo cepat bangun, atau aku tinggal saja dan pergi bareng yang lain. Lanjutkan saja tidurmu kalau begitu," ucapnya dengan nada menggoda, jelas-jelas hanya ingin mengerjai kekasih manjanya itu.

Aurora langsung mendongakkan kepalanya, wajahnya terlihat kaget sekaligus terluka. Mata beningnya mulai berkaca-kaca, dan bibir mungilnya melengkung ke bawah. "Sayang! Kenapa kamu malah mau ninggalin aku?" suaranya gemetar. "Aku nggak mau di tinggal... hiks..." lirihnya, seakan-akan air matanya bisa jatuh kapan saja.

"Haha... tidak, tidak, Sayang. Aku cuma bercanda," Ahyeon buru-buru mengusap kedua mata Aurora dengan lembut. "Ayo bangun, jangan buat yang lain nunggu kita terlalu lama, sayang." ucapnya lembut, penuh kesabaran seperti biasa.

"Tapi aku udah bilang... lima menit lagi aja... aku bener-bener masih ngantuk, Sayaaang..." rengek Aurora, kali ini lebih manja dari sebelumnya. Tak seperti biasanya, gadis yang biasanya bangun lebih pagi itu kini justru enggan membuka mata, keras kepala menolak realita pagi.

"Ehem."

Suara berdehem itu terdengar dari arah belakang. Aurora langsung menautkan kedua alisnya, bingung. Ia menoleh perlahan ke belakang, dan matanya membelalak saat melihat Rami berdiri dengan kedua tangan disilangkan di dada, menatapnya dengan ekspresi penuh kekesalan.

Seketika wajah Aurora memerah. Dengan cepat, ia menarik selimut hingga ke atas kepala, menyembunyikan diri di balik perut Ahyeon. Ia benar-benar malu karena tertangkap basah tengah memanjakan diri dalam momen penuh cinta.

Lowkey.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang