Prolog

115 11 0
                                    

"BUNDA KAOS KAKI JUNGWON HILANGG!!"

"BUNDA LIAT BUKU PR KAKAK GA??!!"

"BUNDA BOLA BASKET ABANG DIMANAA!!"

"SAYANG KAMU LIAT KUNCI MOBILKU GAK??!"

"BUNDAAA HUHUU GIMANA INI BUKU KAKAK"

"BUNDAA..."

"SAYANGG..."

Astaga kepala Eunha kaya mau pecah denger teriakan Suami dan anak-anaknya itu udah teriak-teriak pagi-pagi gini..

Eunha menghela nafasnya kasar, dia berjalan ke ruang tengah dimana Suami dan anak-anaknya itu berada.

"bisa diem gak kalian?! masih pagi udah teriak-teriak, dipikir ini hutan hah?" omel Bunda Eunha

Ayah Wonwoo, Soobin, Winter dan Jungwon yang diomelin gitu langsung diem, ga ada yang berani buka suara lagi ketika bunda ratu sudah ngomel-ngomel, kalau mereka buka suara yang ada mereka dapet ceramah panjang.

Eunha mulai tenang ketika suami dan anak-anaknya itu nurut, "Coba kamu liat dikamar, cari ditempat gantungan kunci" suruh Eunha pada suaminya itu

"tapi aku tad-"

"cari dulu Jeon Wonwoo"

Mulut Wonwoo langsung mingkem ketika istrinya itu udah manggil nama lengkap dia, ga mau diomelin makin panjang dia langsung bergegas ke arah kamarnya dan mencari ditempat yang istrinya maksud.

Setelah melihat  suaminya pergi, Bunda Eunha melihat kearah ketiga anaknya itu, "Jungwon coba cari di laci bawah ya, semalem bunda taro disitu, Kakak juga liat lagi di meja belajar siapa tau keselip, cari yang bener, Abang coba cari bola basket nya di gudang" suruh Bunda Eunha pada ketiga anaknya itu yang langsung dilaksanakan dengan cepat.

Eunha menghela nafas nya lagi dan melanjutkan aktivitas memasak sarapannya, setelah siap dia taruh di meja makan, sarapan kali ini simple, Eunha hanya membuat roti bakar saja, karena keluarganya tidak terbiasa makan makanan yang berat dipagi hari.

5 menit kemudian suami dan anak-anaknya itu datang ke meja makan dengan barang yang mereka ributkan tadi.

"gimana? ada ga?" tanya Bunda Eunha santai sambil duduk dan memakan roti bakarnya.

"hehe ada Bun, keselip di buku matematika ternyata buku kakak" saut Winter sambil cengengesan dan duduk disebelah bundanya itu.

"kaos kaki Jungwon juga udah ketemu kok"

"bola basket Abang juga udah ketemu"

Eunha melihat kearah suaminya itu yang masih diam saja, "kamu? belum ketemu kuncinya?"

Ayah Wonwoo menggelengkan kepalanya pelan, "belum, ga ada loh sayang kuncinya, aku tadi udah cari disitu" jawabnya sambil pasang wajah memelas.

Eunha menghela nafasnya kembali, "ya udah pada sarapan dulu, nanti aku bantu cari kuncinya"

Keluarga Jeon pun mulai menikmati sarapan mereka dengan hikmat, apalagi si bungsu yang sangat menyukai roti bakar dengan selai coklat nya itu.

"bunda, nanti adek izin pulang telat ya, mau main sama temen-temen" ujar Jungwon dengan mulut yang masih mengunyah rotinya.

"telan dulu sayang" saut Bunda Eunha yang bikin Jungwon menelan rotinya itu

"hehe, boleh ya Bun?" pinta Jungwon

Bunda Eunha mengangguk, "iya boleh, jangan terlalu sore pulangnya"

"siap bunda"

Winter yang bucin adek bungsunya itu langsung mencubit pipi Jungwon dengan gemas, "duh gemes banget si adek, jangan cepet gede ah, ntar kamu nyebelin kaya bang Soobin" kata Winter sambil masih mainin pipi Jungwon tanpa perduli kalau adeknya itu udah kesel pipinya dimainin gitu.

Jeon's FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang