bab 35

4.6K 509 24
                                    


"Aaahhkkk aduh aduh oma jangan kenceng kenceng, aahkkk pelan aduh tangn jie makin patah nanti"

   Malam harinya suasana kembali ramai dengan teriakan Jisung yang sedang di urut tangannya yang keseleo, padahal niat hati ingin menyembunyikan nya tapi Chenle malah ngadu.

   Chanyeol hanya menggelengkan kepalanya, dirinya lebih memilih menemani Renjun yang sibuk dengan buku gambarnya yang sudah penuh dengan coretan warna.

"Lagian kok bisa sih kamu sampai jatuh gitu, pasti gak hati hati nih" " Wendy sedari tadi berada di samping putra bungsunya, dirinya benar-benar tidak sadar tangan anak itu bengkak karena Jisung sangat pandai menyembunyikan nya.

"Tadi waktu olahraga kita main basket ma di lapangan indoor, nah pas lari tuh tali sepatu Jisung lepas terus jatuh anaknya keras banget lagi bunyinya, dan tangan yang itu dia buat nyanggah tubuhnya" Chenle menjelaskan kejadian yang menyebabkan tangan saudaranya itu bengkak.

"Mangkanya jangan kebanyakan tingkah bontot" ujar Jeno, dirinya lebih memilih fokus bermain game bersama Jaemin dan Haechan.

"Aahhkk mama" Jisung menatap Wendy dengan melas.

"Kerumah sakit aja gimana, takut parah ih ma" Wendy menatap mamanya yang masih mengurut tangan Jisung.

   Renjun yang melihat itu kini meninggalkan buku gambarnya dan fokus menatap Jisung yang masih kesakitan.

"Pha, jie" Renjun menunjuk Jisung membuat Chanyeol hanya mengangguk.

"Iya, adiknya kesakitan ya nak, tadi injun kan, sekarang adik yang nangis tuh" ujar Chanyeol padahal nyatanya Jisung hanya berteriak tidak sampai menangis.

"Eehh sayang" Chanyeol langsung mendekap tubuh Renjun saat anak itu tiba-tiba melemparkan bantal sofa ke arah sang mertua.

"Pha, jie" Renjun menggelengkan kepalanya, dia mengira omanya itu orang jahat setelah tadi dirinya yang di siksa sekarang adiknya.

  Sang oma yang mendapat lemparan tiba-tiba hanya tersenyum, dia tidak bisa marah pada cucunya.

"Sayang, itu oma loh nak, bukan orang jahat, jangan lempar lempar hm, anak papa anak pintar kan" Chanyeol mengelus punggung putranya agar tenang.

"Kamu sih jie pake teriak teriak kan jadi ngira di siksa" Haechan tanpa merasa bersalah menggeplak lengan adiknya yang membuat Jisung kembali meringis.

"Emang sakit hyung ssttt" ujarnya menatap haechan dengan jengkel.

"Udah, tangannya jangan buat ngangkat berat dulu kalau beberapa hari masih bengkak kerumah sakit aja" oma Rosa mengusap rambut cucu bungsunya sebelum menghampiri Chanyeol yang sedang memeluk Renjun.

"Maafin oma ya sayang, oma jahat ya, tuh liat adiknya baik baik aja loh" dirinya hanya tersenyum saat Renjun terus menolak sentuhan nya.

"Hyung jie gak apa apa liat" Jisung juga ikut menghampiri hyungnya yang masih bersembunyi di dekapan papanya.

"Jie" Renjun mendongak menatap Jisung yang tersenyum ke arahnya.

"Astaga" Chanyeol segera menarik putranya saat tiba-tiba Renjun menerjang tubuh Jisung dan memeluk nya hingga sang anak langsung terjatuh kebelakang karena tidak siap dan tangannya masih sakit buat nahan tubuh mereka.

"Nak, itu adiknya masih sakit hm" Chanyeol membantu Renjun kembali duduk setelah itu barulah dirinya membantu Jisung.

"Bilang apa sama adiknya hm" Chanyeol mengelus rambut Renjun.

"M mm mmaap jie" Renjun mengatakan maaf tapi matanya menatap sang papa.

"Pinter" Chanyeol tersenyum.

"Tidak apa apa hyung, kan gak sengaja iyakan pa" ujar Jisung.

  Renjun menunjukkan buki gambarnya yang penuh gambar abstrak dengan berbagai warna.

"Waahh injun hyung jago ya gambarnya, jie juga mau gambar ah, bentar ngambil dulu buki gambarnya" Jisung langsung kari ke atas ke kamarnya.

  Jeno Haechan Jaemin yang tadi sedang main game juga memutuskan untuk ikut bersama yang lain menemani Renjun menggambar.

    Kini sudah pukul 9 malam, semua anak anaknya sudah kembali ke kamar masing-masing untuk istirahat.

  Dan sekarang Wendy serta Chanyeol berada di dalam kamar yang memang khusus untuk Renjun, Wendy sedang menemani anak itu sembari menunggu Chanyeol yang sedang memasang kamera untuk mengawasi putranya.

  Mereka akan mencoba membiarkan Renjun untuk tidur sendiri mulai malam ini.

  Renjun sendiri masih menatap bingung kedua orang tuanya yang terlihat sibuk.

"Sudah" ujar Chanyeol membuat Wendy menatap putranya sejenak.

"Injun tidur sendiri hm" ujar Wendy namun Renjun langsung bangkit dan memegang tangannya.

"Ma" Renjun menggelengkan kepalanya.

"Hei, jagoan nya papa harus berani hm, tuh nanti papa sama mama lihat dari ini ya nak" Chanyeol mengusap surai putranya pelan.

  Namun nyatanya tidak semudah itu, Renjun memang diam ketika mereka meninggalkan dia agar tidur sendiri namun tidak begitu lama, mereka melihat dari layar hp di mana Renjun yang terus berkeliling kamarnya bahkan membongkar semua boneka miliknya hingga hampir dua jam akhirnya anak itu tertidur, di lantai, yang membuat Chanyeol dan Wendy hanya bisa menghela nafas melihat hal itu.

"Tidak mudah" lirihnya membuat Chanyeol tersenyum dan mengelus pundak sang istri.

"Pelan pelan ya, kita kasih pengertian pada Renjun, lama lama dia akan ngerti hm" ujar Chanyeol.

  Memang tidak mudah bahkan lelah tapi mereka semua bahkan anak anaknya tidak pernah mengeluh, bahkan bukan sekali dua kali semua anak anaknya yang lain menjadi korban ketika Renjun kembali tantrum, tapi setidaknya kesabaran mereka mulai membuahkan hasil.

  Bahkan sekarang Renjun sudah bisa mandi sendiri setelah di ajarkan bahkan di praktekkan oleh semua saudaranya, ketika mereka berenang walaupun praktek nya menggunakan boneka atau Chanyeol yang ikut memantau di kamar mandi, toh putranya sendiri kan?

  Tapi mereka juga harus sabar menunggu bahkan hampir 30 menit hingga Renjun mau keluar, salahkan Jaemin yang mengajarinya agar menggosok semua tubuhnya dengan pelan dan teliti sedang kan Renjun selalu mengikuti apa yang di ajarkan ke dirinya.

"Tapi kita berhasil kan? Kita berhasil melewati semuanya sama sama, tidak mudah mengontrol emosi tapi kita semua berhasil melakukan itu di depan Renjun, aku mau dia bahagia, sudah cukup putraku satu itu menderita Chan" Wendy mengeratkan pelukannya pada suaminya, dia sampai saat ini masih terus merasa bersalah dan menyesal baru menemukan putranya ketika kondisi mentalnya sudah sangat parah.

"Ya, kita berhasil, kita berhasil melewati ini semua sama sama, liat, bukankah perkembangan Renjun sudah sangat besar, dari dia yang selalu takut di dekati sampai sekarang dia sudah nyaman dan sudah belajar banyak hal, kita akan buat Renjun selalu bahagia, apa yang tidak pernah di dapatkan akan kita berikan, semuanya yang pernah terlewatkan akan kita ganti, kamu sudah menjadi ibu yang baik buat anak anak, kamu berhasil mendidik mereka padahal dulu ada ibu yang selalu menjadi penengah di antara kita kan?" Ujar Chanyeol.

  Biarkan saja malam ini mereka mengeluarkan semua beban mereka sama sama.


   Ayo jangan lupa vote sama komen oke

  Kemarin komennya agak sepi ya🤔

Stars Behind the Darkness Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang