CHAPTER 2 (MIMPI)

29 5 0
                                    


HAPPY READING

Cahaya matahari menyinari ruangan melewati jendela yang sedikit terbuka. Perlahan mata yang tajam dan indah mulai terbuka, Arkala mengedipkan matanya berkali kali ia masih merasa mengantuk.

'ceklekk' suara pintu terbuka seorang wanita memasuki ruangan, dia adalah Lindy.

"Sayang kamu udah bangun?"
"Mommy datang buat jemput kamu"
Lindy berjalan menuju jendela dan membuka lebar gorden agar cahaya dapat masuk.

"Hmmm"
Arkala segera bangun dan pergi ke kamar mandi tanpa berbicara.

Tidak lama kemudian Arkala keluar setelah selesai mandi. Arkala melihat mommy nya duduk di kursi, memainkan handphonenya.

"Mommy ayok aku udh siap"
Arkana menggambil tas pakaian yang telah di rapikan oleh Lindy.

"Ayok sayang, tapi kita makan dulu ya kamu kan belum makan"
"Kamu maunya makan dimana?"
Lindy bertanya untuk mencari tempat yang disukai Arkala

"Aku mau makan seafood"
Arkana berkata tanpa ekspresi.

"Yaudah, tapi jangan banyak-banyak kamu baru sembuh"
Lindy tidak tega menolak jadi dia memberi syarat untuk tidak berlebihan.

"Iya"
Arkala hanya mengangguk dengan patuh.

Lindy dan Arkala segera meninggalkan rumah sakit menuju parkiran. Saat melewati bagian administrasi Arkala pergi untuk bertanya kepada administrasi.

"Mbak ada pasien yang bernama Arkala?"
Arkala bertanya kepada administrasi.

"Iya kak, ada dua pasien bernama Arkala yang satu sudah meninggal dan dibawa pergi oleh keluarganya. Dan yang satu yaitu anda"
Suster menjelaskan dengan senyum di wajahnya.

"Oh, iya makasih ya"
Setelah bertanya Arkala segera menyusul mommy nya di parkiran.

Dari kejauhan terlihat mommy nya yang terlihat khawatir menunggu Arkala. Arkala segera menghampiri mommy nya, Arkala memegang pundak mommy nya.

Lindy merasa ada yang memegang pundaknya ia menoleh.

"Arkala sayang kamu habis dari mana mommy cariin kamu ngak ketemu"
Lindy bertanya dengan sangat cemas kepada Arkala.

Arkala hanya mengangguk dan tersenyum tipis, Arkala segera masuk ke dalam mobil. Arkala mengambil alih kemudi mobil, Lindy menatap dengan ekspresi sulit diartikan.

"Arkala sejak kapan kamu bisa nyetir mobil?"
"Kamu kan kemana mana dianter supir kalo enggak mommy?"
Lindy merasa bingung bagaimana Arkala bisa menyetir mobil, selama ini Arkala sangat takut untuk menyetir. Arkala pernah belajar naik mobil tapi Arkala menabrak pohon, setelah itu Arkala takut menyetir.

"Aku udah pernah diajari temen ma pas di sekolah"
Arkala berbohong sedikit karna tidak tahu harus menjawab apa.

"Oalah"
Lindy hanya bisa percaya kepada anak kesayangannya.

Mobil yang dikendarai mereka melaju cukup cepat meninggalkan rumah sakit. Mobil terasa sepi dengan Arkala fokus menyetir dan Lindy sibuk dengan handphonenya.

Mobil mereka berhenti di salah satu restoran seafood, mereka segera masuk dan memesan makanan. Tidak lama kemudian mereka selesai makan di restoran dan menuju ke rumah.

"Mommy rumahnya dimana?"
"Arkala lupa"
Suara Arkala memecahkan keheningan dalam mobil.

"Kamu masih lupa sayang?"
"Yaudah mama atur di google maps ya, nanti tinggal kamu ikuti"
Lindy segera mengatur jalan ke rumahnya.

Tidak lama kemudian mereka telah sampai ke sebuah mansion yang cukup besar. Arkala memasukan mobil menuju garasi dengan mengikuti jalur.

Arkala dan Lindy segera keluar dari mobil memasuki mansion. Saat masuk ke mansion Arkala disuguhi pemandangan yang elegan. Mansion itu memiliki gaya elegan dengan beberapa lukisan mozaik di dinding.

"Arkala kamar kamu di lantai tiga ya"
"Kamar yang paling bagus"
"Mommy mau zoom meeting dulu"
Lindy segera menuju ke ruang kerjanya untuk meeting.

Arkala hanya mengangguk dan pergi mencari kamarnya dengan menaiki tangga. Sesampainya di lantai tiga Arkala melihat kamar yang lebih bagus dari kamar lainnya.

Arkala kemudian memasuki kamar itu, Arkala melihat bahwa kamar itu memiliki nuansa gelap yang elegan.

Arkala merasa kagum dengan mansion dan kamarnya. Arkala merasa bersalah karena ini semua bukan miliknya yang asli.

Arkana kemudian membersihkan diri setelah itu Arkala memilih untuk bersantai hari ini. Tidak terasa Arkala melewati hari ini dengan bersantai hingga pukul delapan. Arkala segera turun ke ruang makan untuk makan malam.

"Sayang sini makan, mommy udh masak makanan kesukaan kamu"
Lindy memanggil dengan lembut

Setelah Arkala duduk Lindy segera mengambilkan makanan untuknya. Mereka makan dengan hikmat dan tenang.

"Arkala sayang besok kamu mau sekolah atau istirahat dulu?"
Lindy membuka topik pembicaraan setelah mereka selesai makan.

"Sekolah aja mommy"
"Arkala udh ngak masuk sekolah lama kan?"
Arkala ingin memastikan berapa lama ia sakit.

"Iya, kamu udh ngak sekolah dua Minggu"
"Kemarin mama udah kasih karpet di tangga biar kamu ngak jatuh lagi"
Lindy menjelaskan apa yang terjadi dengan ekspresi hangat.

"Aku istirahat dulu ya mommy"
Setelah berpamitan Arkala segera menaiki tangga menuju kamarnya.

Sesampainya di kamar Arkala segera merebahkan dirinya di kasur. Memikirkan apa yang terjadi padanya Arkala merasa senang, Arkala sekarang memiliki orang tua yang menyayanginya. Arkala juga merasa bersalah karna menggambil tubuh orang.

"Arkala Lo bisa ngak sih datengin gua di mimpi gue merasa bersalah ngambil badan Lo"
Arkala bergumam sendiri sambil melihat langit-langit kamarnya.

Setelah beberapa menit Arkala tertidur dan memasuki alam mimpi. Saat tidur Arkala bermimpi bertemu dengan Arka pemilik tubuh yang ditempati oleh Arkala.

Arka menghampirinya dengan menepuk pundak Arkala. Arka tersenyum manis melihat Arkala.

"Arkala"
Arka menyala dengan memanggil namanya.

"Lo dimana? gimana dengan tubuh Lo?"
Arkala sangat penasaran apa yang terjadi dengannya, bagaimana mungkin Arkala bisa tiba-tiba memasuki arka.

"Gue yang manggil Lo buat gantiin gue"
"Sekarang ini tubuh Lo"
" Maaf gue ngak bisa jelasin, waktu gue ngak banyak"
"Gue harap Lo bahagia"
Tubuh arka sedikit demi sedikit menghilang.

"Gue bakal kasih ingatan gue"
"Tolong jaga tubuh gue Arkala gue percaya sama Lo"
Arka menghilang bagaikan angin.

Arkala ingin bertanya banyak hal tapi tidak sempat karena arka menghilang secepat angin. Arkala merasa ada yang menariknya, yang dilihatnya kemudian hanyalah kegelapan. Pada kegelapan yang dingin Arkala merasa kepalanya sakit, dalam sekejap ribuan ingatan dan memori milik arka memasuki kepalanya.

HAPPY READING
SAMPAI JUMPA DI CHAPTER BERIKUTNYA
🥳🥳🥳

EKSTRAK CHAPTER KARNA BESOK UJIAN JADI NGAK ADA WAKTU.

ARKALA BRIGANTARA [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang