6

60 8 0
                                    

Guys Jangan lupa dukungannya di karyakarsa ya dan komen di jalan cerita serta vote.

Supaya Jae bisa mengembangkan cerita Sasusaku setiap harinya 😇

.

.

.

Happy Reading






Malam hari di rumah Uchiha terasa panas dan lembap. Setelah seharian beraktivitas, Sasuke berusaha bersantai di kamarnya, tetapi hawa panas membuatnya merasa tidak nyaman. Dia mengatur kipas angin milik Itachi yang biasa membantu menyejukkan ruangan, tetapi tiba-tiba kipas itu mati tanpa peringatan.

“Damn,” gumamnya sambil melihat kipas yang kini diam membisu. Sasuke berdiri dan mencoba menyalakannya lagi, tetapi tetap tidak ada reaksi. “Kenapa harus mati sekarang?” pikirnya kesal.

Dia berusaha mengipas-ngipas dirinya dengan tangan, tetapi tidak banyak membantu. Keringat mulai mengalir di pelipisnya, dan dia merasa semakin gerah. Sasuke melirik jam di dinding; masih cukup awal, tetapi hawa yang menyengat membuatnya ingin segera tidur agar bisa menghindari rasa tidak nyaman ini.

Mengingat situasi ini, Sasuke akhirnya memutuskan untuk keluar dari kamar. Dia berjalan menuju dapur, berharap bisa menemukan minuman dingin untuk mengurangi rasa gerah. Saat tiba di dapur, dia melihat kakaknya, Itachi, yang sedang duduk di meja makan sambil membaca buku.

“Sasuke,” Itachi menyapa tanpa mengalihkan pandangan dari bukunya. “Kamu terlihat tidak nyaman.”

“Ya, kipas angin di kamarku mati,” jawab Sasuke sambil mengelap keringat di dahinya. “Aku harus menunggu sampai pagi untuk memperbaikinya.”

Itachi menutup bukunya dan menatap adiknya. “Coba periksa apakah ada yang bisa diperbaiki. Jika tidak, kita bisa menggunakan kipas yang ada di ruang tamu.”

Sasuke mengangguk, merasa sedikit lega dengan saran itu. “Oke, aku coba cek. Kalau tidak bisa, aku akan ke ruang tamu.”

Dia segera kembali ke kamarnya dan memeriksa kipas angin itu. Setelah beberapa menit, dia menyadari bahwa itu hanya masalah kabel yang terlepas. Dengan cepat, ia mengembalikan kabel ke tempatnya, dan saat itu juga kipas kembali menyala.

“Finally,” katanya, tersenyum sendiri. Namun, saat kipas berputar kembali, dia merasa angin dari kipas tidak sekuat yang dia harapkan. Dia menyadari, mungkin itu juga saatnya untuk meminta kipas angin baru.

Setelah menyesuaikan posisi kipas agar anginnya lebih mengarah ke arahnya, Sasuke merasa sedikit lebih nyaman. Namun, hawa malam masih terasa gerah, dan dia tidak ingin merasa seperti ini setiap malam. Setelah menghabiskan beberapa menit merenung, dia mengambil keputusan.

Dia keluar dari kamarnya dan menuju ruang tamu, di mana Itachi masih duduk. “Nii'san, aku berpikir untuk membeli kipas angin baru. Yang ini sudah mulai tidak berfungsi dengan baik.”

Itachi mengangguk. “Kau bisa menggunakan uang saku yang aku berikan bulan lalu. Pilihlah yang sesuai.”

“Baik,” jawab Sasuke, merasa lebih baik saat mendapatkan dukungan dari kakaknya. “Terima kasih, Itachi.”

Dengan semangat baru, Sasuke kembali ke kamarnya, mengatur rencananya untuk membeli kipas angin baru keesokan harinya. Di tengah panas malam itu, perasaannya mulai lebih baik, seolah ada harapan untuk lebih nyaman di malam-malam mendatang.

Malam itu semakin larut, dan meskipun kipas angin sudah menyala, Sasuke masih merasa tidak nyaman. Suasana panas dan lembap di dalam kamar membuatnya sulit tidur. Ditambah lagi, suara dengung nyamuk mulai mengganggu ketenangannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 14 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Feeling Playing [ PDF & KARYAKARSA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang