8 - Pertama Kali Setelah Hilang Ingatan (21+)

532 8 1
                                    

Di bawah perawatan Yan Wanyi yang penuh perhatian, Gong Luochen dengan cepat pulih dan dipulangkan dari rumah sakit. Seperti yang sudah ia tebak, Gong Luoming sudah menyiapkan seorang tutor, dan sebulan kemudian, Gong Luochen akan sudah harus kembali untuk bekerja di perusahaan.

Bagaimanapun, dia akhirnya tidak perlu tinggal di rumah sakit lagi.

Yan Wanyi menghembuskan napas lega setelah kembali ke rumah. Setelah tinggal lama di rumah sakit, dia lupa bagaimana nyamannya kasur di rumah.

"Aku sangat minta maaf sudah membuatmu merawatku begitu lama," Gong Luochen menggaruk-garuk kepalanya. Rambut pendeknya terasa seperti berduri. Kepalanya butuh dijahit, jadi doktor menggundul rambutnya dan mulai menumbuhkannya lagi saat jahitannya sudah dilepas.

"Itu adalah hal paling sedikit yang bisa aku lakukan," Yan Wanyi tersenyum, dia sudah menyiapkan baju Gong Luochen lalu bertanya, "Apakah kamu mau mandi bersama?"

Mereka berdua sering mandi bersama sebelumnya. Tentu saja, bukan mandi biasa. Mandi 'normal' bersama tidak pernah terlintas di pikiran mereka. Namun, Gong Luochen yang saat ini memancarkan aura lembut dan jinak dari ujung kepala sampai kaki, jadi dia mungkin akan berbeda dari yang sebelumnya, kan?

Tapi, Yan Wanyi lupa kalau Gong Luochen yang saat ini adalah seorang remaja berumur 18 tahun. Itu pasti akan sangat fatal jika seorang wanita cantik sepertinya mengundang seorang perjaka berumur 18 tahun untuk mandi bersama.

"Ti-ti-tidak, tidak, tidak perlu!" Gong Luochen berbicara dengan gagap, seakan-akan sedang meminum racun, "Ka-ka-kamu, kamu, kamu mandi duluan saja!"

Yan Wanyi tidak bisa menahan tawanya lalu masuk ke kamar mandi duluan.

Saat dia keluar, Gong Luochen sedang duduk di kasur dengan punggung tegak dan kedua tangan di atas lutut, seperti seorang anak kecil yang sedang melakukan kesalahan.

"Kamu bisa masuk sekarang," Yan Wanyi merasa seperti sedang merawat seorang anak kecil.

Namun, Gong Luochen terlihat tenang.

Sebagian besar piyama Yan Wanyi adalah atasan tanpa lengan, dan kakinya yang ramping seputih porselen terekspos dengan santai. Melihat bahunya yang putih dan bulat membuat gigi Gong Luochen gatal, membuatnya ingin menggigitnya. Tentu saja, yang terpenting adalah payudaranya yang terbuka. Putingnya yang menonjol sangat mencolok, dan karena tinggi badannya, dia bisa melihat payudara di dalamnya hanya dengan berdiri.

Tidak! Aku tidak boleh mengintip lagi. Itu sangat vulgar!

Gong Luochen memarahi dirinya sendiri karena telah merasa jahat di dalam hatinya dan bergegas ke kamar mandi seolah-olah ada yang mengejarnya.

Meskipun dia masih bisa menyembunyikan hasratnya saat sebelum tidur, tidur di ranjang yang sama dengan Yan Wanyi di malam hari bagaikan siksaan telanjang baginya.

Belum lagi Yan Wanyi masih berbaring miring sambil menopangnya, dadanya yang tinggi dan montok menekan lengannya, jari-jarinya masih melingkari otot-ototnya.

"Apakah masih sakit?" Yan Wanyi bertanya dengan lembut. Entah itu kondisi psikologisnya, suasana, atau usahanya yang disengaja, suaranya sangat lembut dan halus.

Otot-otot Gong Luochen menengang bersamaan, lalu dia menggelengkan kepalanya dengan kaku, tidak bisa mengeluarkas sepatah katapun.

"Apakah sangat sakit?" Yan Wanyi semakin mendekatinya, menempel erat dengannya, betisnya bergesekan dengan kakinya, dan nada bicaranya sedikit kesal, "Kenapa kamu tidak mengatakan apapun?"

"Tidak sakit," suara Gong Luochen terdengar sedikit aneh karna gugup, "Aku  agak kepanasan... Lepaskan aku."

"..." Yan Wanyi tiba-tiba merasa sedikit rindu dengan Gong Luochen yand dulu, yang tidak sabaran dan langsung memperkosanya tanpa ampun. (t/n: agak laen ni mbak cantik yang satu ini:) )

Waist [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang