'Kehidupan memang kejam. Bukankah aku telah mati di telan ombak? Lalu, kenapa tiba-tiba jiwaku masuk kedalam tubuh seorang gadis?!'
JREENGG!!
Seorang gadis yang telah terbangun dari tidurnya. Kini telah bercermin dengan berbagai fikiran yang berkelana di otaknya. "mustahil" itulah kata pertama yang terlontar dari bibir manis itu.
Tiba-tiba, terdengar suara ketukan 3 kali dari pintu kamar sang gadis yang membuat intensitas fikiran nya teralihkan untuk mendengarkan suara tersebut.
"permisi Nona Elina, saya hanya ingin menyampaikan bahwa Tuan dan Nyonya telah menunggu anda di ruang makan".
'Tunggu. Elina? sepertinya nama itu tidak asing bagiku'
Elina Forn Calestian. Merupakan seorang putri dari salah satu bangsawan yang terkenal dengan kecerobohannya. Dia juga merupakan seorang pemeran pendukung yang mempertemukan pemeran pertama wanita dengan pemeran pertama pria. Hidupnya selalu tentram tanpa ada beban, karena setiap masalah yang ia timbulkan akan terselesaikan dengan uang sang ayah (The Real anak tunggal kaya raya)
Elina pun tersadar dengan salah satu novel yang pernah ia baca. Ia tertarik untuk membaca novel tersebut karena ketulusan sang pemeran pertama Pria kepada pemeran pertama Wanita. Dan bahkan, pemeran pertama Pria siap mempertaruhkan nyawanya demi melindungi sang pujaan hati.
Ketukan pun terus berlanjut yang kembali menyadarkan Elina "Nona? Apakah anda masih tidur siang?".
Dengan tergesa-gesa, Elina pun bangkit dari tempat tidur king size nya dan berjalan menuju pintu kamarnya.
Setelah ia membuka pintu, terpampang jelas bahwa sedari tadi yang mengetuk pintu kamarnya adalah seorang wanita yang berpakaian seperti seorang pelayan.
"u-umm.. maaf jika saya terlalu lambat merespon" ucap Elina dengan canggung.
Sang pelayan pun sedikit tertawa dengan sikap Elina "Nona, tidak perlu terburu-buru, karena saya akan selalu menunggu." ucap pelayan itu dengan sopan.
Elina yang mendengar itu tersenyum kikuk dan mereka pun berjalan menuju ruang makan dengan pelayan tersebut yang memimpin, karena Elina beralasan bahwa nyawa nya belum 100% kumpul setelah tidur siang.
Sesampainya diruang makan. Dapat Elina lihat bahwa kedua orangtuanya telah menatapnya sambil tersenyum lembut.
"putriku, Apakah tidurmu nyenyak?" suara bariton itu berasal dari sang ayah, yang menatap putrinya dengan tatapan kasih sayang.Elina pun mengangguk sambil tersenyum. "Duduklah sayangku.. Apakah kamu tidak lelah terus berdiri?" ucap sang ibu sambil terkekeh pelan.
Elina tersipu malu lalu berjalan mendekati sang ibu dan memilih duduk di sampingnya.
Mereka memulai acara makan siang dengan keadaan hening dan yang terdengar hanya suara sedok atau garpu saling bertabrakan.
Setelah selesai makan, Gema yang merupakan Ayah Elina pun memulai percakapan. "Putriku, umurmu sudah menginjak usia 20 tahun".Elina yang mendengar itupun lantas menatap sang Ayah dengan bingung. Lise selaku Ibu Elina menyadari kebingungan putrinya dan berkata "Elina, Putriku.. Usiamu telah membuktikan bahwa kamu telah siap untuk menikah karena itu adalah tradisi dari keluarga Calestian".
Elina yang sedari tadi hanya diam, kini langsung terkejut, "A-Apa!? Menikah?!!"
Kedua orangtuanya pun mengangguk. Gema menghela nafas berat karena harus menyampaikan sesuatu kepada anak semata wayangnya itu. "iya.. Kami akan menjodohkanmu dengan Putra Mahkota kerajaan George"
"HUH?!!"
.
.
.
.
.
.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Will be?
Romancejika asmaraloka kita tak bisa amerta dalam takdir buana. Maka, izinkan aku membuat takdir itu amerta melalui prosa yang tertulis di lembaran kosong nandikara. -Reyshaka Twich George