bab 36

3.4K 400 21
                                    


  Hari ini tanggal merah tentu membuat semua orang berada di rumah untuk bersantai.

  Wendy dan oma Rosa sudah sibuk di dapur, pagi ini mereka hanya akan membuat nasi goreng sebagai sarapan karena mereka rencananya akan pergi liburan ke pantai atas usul Chanyeol suaminya dan juga sekalian mengenalkan alam dan lingkungan baru pada Renjun.

  Oma Rosa sibuk dengan nasi gorengnya sedangkan Wendy sibuk membuat beberapa menu makanan yang bisa dia bawa sebagai bekal nanti.

"Kamu buat apa saja Wen?" Oma Rosa memperhatikan putrinya yang tampak sibuk menata sandwich dalam kotak bekal.

"Ada sandwich dan nasi Bento saja ma dan nasi kari untuk Renjun, untuk cemilan aku bawa cookies yang kemarin aku buat, juga ada puding buah juga, kalau masih lapar ya kita beli aja nanti di sana" ujarnya sembari mengamati apa saja yang masih kurang.



  Chanyeol sendiri sudah bersantai dengan segelas kopi di temani Jaemin dan Jeno sedangkan dua bontot masih belum keliatan turun, Haechan sudah keluar sejak pagi pagi buta katanya pengen olahraga.

  Renjun menggeliat pelan kamarnya masih temaram karena memang hanya menyisakan lampu tidur saja, namun dirinya masih bingung dan mulai menoleh kesana kemari, dia masih belum berniat bangun hingga dia terkejut dengan suara alarm di samping meja belajar nya.

  Renjun semakin bersembunyi di balik selimut karena takut juga dia tidak menemukan siapa siapa.
Dia takut di kurung lagi.

"Mah pha" lirihnya, dia hanya mengintip sedikit dari celah selimut berharap ada orang di sekitarnya.

  Cukup lama namun tidak ada siapa siapa yang datang.

"Hiks ma pha" dirinya mulai terisak pelan menutup matanya rapat rapat.

  Mark yang baru keluar kamar sedikit mengernyit saat melewati kamar Renjun adiknya, dia mendengar sangat jelas suara alarm yang belum di matikan hingga dia mencoba membuka pintu tersebut yang ternyata tidak di kunci.

"Injun?" Ujar Mark memperhatikan kamar yang masih sedikit gelap tersebut.

  Hingga matanya menatap gumpalan selimut di atas kasur yang sedikit bergetar, ketika semakin mendekat barulah Mark mendengar suara isakan pelan dari dalam selimut.

  Mark segera membuka gorden kamar tersebut sebelum menghampiri adiknya dan mematikan alarm tersebut.

"Injun, hei ini hyung hm" Mark mengusap pelan rambut adiknya yang terlihat menyembul sedikit dari balik selimut, hingga dirinya tersenyum saat Renjun menyembulkan kepalanya dari dalam selimut, mata nya berkaca-kaca justru membuat Mark terkekeh pelan.

"Yung hiks ma pah" lirihnya menatap Mark yang sedang membantunya duduk.

"Mama papa di bawah, ya ampun jelek banget sih adik hyung kalau nangis, takut hm" Mark membawa Renjun kedalam pelukannya membiarkan adiknya itu agar tenang terlebih dahulu.

"Injun mandi yuk, bau asem sih, yuk mandi baru ketemu mama papa, adik hyung kan anak pintar" ujarnya ketika melihat Renjun yang sudah mulai tenang.

"Jun hiks pintal" ujarnya seketika membuat Mark tertawa.

"Iya injun pintar, berani tidur sendiri, hebat sekali adik hyung satu ini" Mark menuntun Renjun ke kamar mandi, setelah menemani adiknya menggosok gigi karena takut Renjun akan kembali meminum air kumuran itu, setelah itu barulah dia meninggalkan Renjun untuk mandi sendiri walaupun dirinya sengaja tidak menutup pintu kamar mandi itu sepenuhnya.

  Mark menatap isi lemari pakaian Renjun dan melihat baju manakah yang cocok untuk adiknya itu apalagi hari ini mereka akan pergi kepantai seharian.

"Aahh kayaknya ini cocok deh" Mark membawa baju bewarna putih yang kelihatan cukup kebesaran atau memang modelnya seperti itu dengan celana panjang bewarna abu muda.

Stars Behind the Darkness Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang