"Cantik..."
Monita menoleh. Wajahnya merah tersipu saat mendengar kata-kata Shua, mahasiswa pertukaran asal Kanada yang berdarah Asia tersebut. Sebenarnya Monita sadar kalau Shua tidak sedang memuji dirinya. Namun dadanya tetap berdebar saat mendengar kata-kata Shua yang sebenarnya sedang ditunjukkan untuk kecantikan senja Awaji.
(Ilustrasi Shua)
"I.... iya cantik ya," jawab Monita grogi.
"Ini pertama kali juga kamu ke sini?".
Monita mengangguk. Kenapa tiba-tiba lidahnya kelu. Ia kesulitan mencari kata-kata dalam bahasa Inggris untuk menimpali pembicaraan Shua. Padahal sebelum datang ke Jepang, ia sudah mengikuti program intensif selama tiga bulan untuk meningkatkan kemampuan bahasa Inggrisnya.
"Dih jaim amat lu, sok mesem-mesem, biasanya juga buas kaya Moo Deng" sindir Axel, teman satu kampus Monita yang kebetulan juga lolos seleksi program pertukaran ke Universitas Tenjin.
(Ilustrasi Axel, sahabat Monita)
"Maksud lo muka gue kek kuda nil!" protes Monita kesal. Ia mencubit lengan Axel dengan kencang.
"Sa----kit nek!"
"Nek, nek! Emang gue nenek lo...".
"Ga usah asem gitu mukanya, ntar ga cantik lagi..." goda Axel.
Monita mendelik, ia menatap tajam wajah usil Axel. "Don't say dia tadi tahu gue salting," gumamnya curiga.
Tawa kecil Axel menambah kecurigaan Monita. Gadis itu menghela napas panjang. "Hah, seharusnya Cik Kanna yang lolos seleksi ini, napa juga para dosen milih bocah tengil kek dia. Lihat aja kelakuannya kaya laptop belon kelar direparasi gitu. Sumpah pengen gue reset..." gerutu Monita geram.
"Students! Ayo berkumpul. Ini sudah waktunya kita menuju penginapan. Ayo naik ke bis sekarang juga," ujar Profesor Kato, pembimbing program short course dari Universitas Tenjin.
Pria paruh baya itu nampak kerepotan membawa tas ranselnya yang besar. Sebenarnya dari awal keberangkatan, Monita terus memperhatikan ransel hitam sang Profesor yang terlihat "penuh".
KAMU SEDANG MEMBACA
YOMI NO KUNI (To the Underworld)
FantasíaMonita, seorang mahasiswi pertukaran di Universitas Tenjin, tak pernah menyangka bahwa perjalanannya ke Pulau Awaji merupakan awal dari mala petaka. Gadis itu sama sekali tidak mengira bahwa kedatangannya dapat membangkitkan Amatsu-Mikaboshi, dewa k...