Ahyeon berusaha kembali menjalani rutinitas sehari-harinya. Namun, di dalam hatinya, dia merasa sangat hampa, perasaan kelelahan dan kekosongan karena jarak masih menghantuinya.
Ahyeon mendapatkan pesan dari seseorang yang lama tak ditemuinya. Daniella, teman masa kecilnya yang tinggal di luar negeri, mengabarkan bahwa dia sedang berada di Seoul untuk beberapa minggu. Mereka sudah tidak bertemu selama bertahun-tahun sejak Daniella pindah ke luar negeri, tapi keduanya masih sering bertukar kabar lewat media sosial.
Daniella
Ahyeon! Aku di Seoul nih, kapan kita bisa ketemu? Aku kangen sama kamu. Udah lama banget nggak nongkrong bareng!
Ahyeon tersenyum kecil saat membaca pesan itu. Meskipun hatinya sedang gundah karena Rora, melihat nama Daniella muncul di layar ponselnya sedikit membuatnya terhibur. Ahyeon mengingat masa kecil mereka yang penuh dengan canda tawa, dan berpikir bahwa mungkin pertemuan dengan Daniella akan membantunya melupakan sejenak masalah-masalah yang ada.
Hei! kamu di Seoul? Kapan kita bisa ketemu? Aku juga kangen banget sama kamu!
Setelah berbalas pesan, mereka sepakat untuk bertemu di sebuah kafe yang sering mereka kunjungi saat masih kecil. Ahyeon merasa antusias untuk bertemu dengan Daniella, berharap momen ini bisa sedikit meringankan beban pikirannya.
.
.
.
Hari pertemuan pun tiba. Saat Ahyeon masuk ke kafe, dia melihat Daniella duduk di dekat jendela, melambaikan tangan dengan senyum lebar. Daniella tampak lebih dewasa dibandingkan terakhir kali mereka bertemu, tapi senyumnya yang cerah dan penuh energi masih sama seperti dulu.
"Ahyeon! Kamu nggak berubah sama sekali!" Sapa Daniella begitu melihat Ahyeon.
Ahyeon tertawa kecil dan memeluk Daniella erat.
"Kamu juga! Masih sama cerianya seperti dulu."
Mereka menghabiskan waktu berjam-jam berbicara, saling bercerita tentang kehidupan masing-masing. Daniella bercerita tentang pengalamannya di luar negeri, sementara Ahyeon sedikit berbagi tentang kehidupannya di kampus dan... hubungannya dengan Rora.
"Jadi, kamu punya pacar? Wow, ceritakan dong!" Daniella menyandarkan dagunya di tangan, menatap Ahyeon penuh minat.
Ahyeon tertawa lemah, namun senyumannya memudar saat mengingat keadaan hubungannya dengan Rora saat ini.
"Iya, aku punya pacar. Namanya Rora. Tapi... kita lagi break sekarang."
Daniella menatap Ahyeon dengan wajah penuh simpati.
"Oh, aku ikut sedih dengar itu. Kamu baik-baik aja?"
Ahyeon menghela napas dan mengangguk pelan.
"Ya, aku baik-baik aja... atau setidaknya aku berusaha baik-baik aja. LDR memang nggak mudah dan kita sempat merasa hubungan ini terlalu berat."
Daniella tersenyum lembut dan meraih tangan Ahyeon.
"Kamu kuat, Ahyeon. Aku yakin kamu bisa melewati ini, apa pun hasilnya nanti. Tapi jangan lupa juga untuk jaga dirimu sendiri."
Ahyeon tersenyum, merasa sedikit lebih tenang dengan kehadiran Daniella. Mereka melanjutkan percakapan, tertawa, dan mengenang masa-masa kecil mereka. Keceriaan Daniella dan kehangatan obrolan mereka benar-benar membantu Ahyeon melupakan sejenak rasa sakit yang dia rasakan selama beberapa minggu terakhir.
Namun, tidak semua orang melihat pertemuan mereka dengan cara yang sama. Pharita dan Asa, yang berada di kampus hari itu, secara tak sengaja melihat Ahyeon diantar oleh Daniella saat ke kampus. Pharita segera merasa ada yang aneh melihat kedekatan mereka dan segera memberi tahu teman-temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pertarungan Hati
RomanceBagaimana komitmen mereka satu sama lain akan membawa mereka melalui segala sesuatu di masa depan? . .