01- Different Feeling when with her

202 62 31
                                    

23

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

23.48

Itulah angka jam yang tertera di layar handphone Taehyung saat pria itu membacanya setelah mendapati pesan Jennie.

Yang semulanya Taehyung sudah bersiap menarik selimut untuk berkelana pada alam mimpinya, mengingat besok pagi dirinya ada presentasi di kelas, ia urungkan kala mendengar bunyi notifikasi pesan. Lalu saat mengecek dan mendapati pesan tersebut dari Jennie, ia pun bergegas mengenakan setelan keluar dengan jaket jeans, lantas mengemudikan motor sportnya menerpa jalanan kota di malam yang masih ramai akan kendaraan.

Taehyung tahu tabiat Jennie yang jika sudah mengabarinya seperti ini, gadis itu mungkin sedang dalam masalah, terlebih di jam-jam malam. Mengingat, latar belakang keluarga Jennie yang tak cemara, Taehyung bisa hapal dan menebak bahwa sahabatnya itu sedang membutuhkan tempat curhat untuk pelampiasan emosi.

Juga, karena ini sudah memasuki waktu tengah malam, sedangkan Jennie mengatakan masih berada di kampus, tentu saja, sebagai sahabat yang peduli, Taehyung tidak ingin membiarkan Jennie sendirian.

Maka di sinilah Taehyung, setelah memarkirkan motor sportnya di parkiraan gedung lokasi Jennie, ia membuka helm, kemudian mencabut kontak dan bergegas masuk ke dalam.

Suasana sekitar sepi, hanya terdengar bunyi mesin alas dan beberapa mesin yang biasa digunakan anak teknik untuk menggarap tugas praktikumnya.

Langkah Taehyung tergesa menuju ruangan Jennie, ia membuka pintu dan mendapati sahabatnya itu terduduk lesu di hadapan rancangan bangunannya yang sudah rusak parah.

"Jen... kau tak apa? Ini tengah malam. Di ruangan ini sepi dan kau hanya sendiri, apa akalmu tak berfungsi untuk berpikir akan bahaya? Bagaimana jika ada yang macam-macam terhadapmu?" Tanyanya panik sembari mendekati Jennie.

Sedangkan gadis itu menatap Taehyung tanpa ekspresi. Kemudian melirik sejenak rancangan bangunannya, "membuat ini. Appa menendangnya tanpa perasaan karena bertengkar dengan Eomma. Jadi aku di sini bukan tanpa alasan. Besok dikumpul, bukankah artinya aku harus lembur untuk memperbaiki yang rusak?" Ia melirik jam tangannya sekilas. "7 jam dari sekarang sebelum kelasku dimulai, aku tak memiliki banyak waktu. Jadi tunda dulu marahmu dan pergilah jika tidak ingin menemaniku."

Taehyung mendecak. "Pulang. Seharian ini aku tahu kau padat kelas dari pagi sampai sore. Bahkan sekarang kau masih mengenakan jaket teknikmu. Mau berlagak jadi superhero yang bisa terjaga sepanjang malam hah?"

Jennie menatap jengah ke arah sababatnya. "Kau mau aku merevisi semuanya dari awal dan mendapat nilai rendah? Ringan sekali opsimu mengatakan aku harus pulang."

Tanpa menghiraukan Jennie, Taehyung bergerak mengambil beberapa alat perbaikan terkhusus rancangan bangunan. "Keras kepala."

Jennie menyerngit, "Mau apa?"

"Aku yang akan memperbaikinya," jawab Taehyung serius.

"Kau pikir kau anak arsitek yang paham caranya? Jangan menggagalkan tugasku, Taehyung, atau kau akan membuatku menunda kelulusan," cegah Jennie, gadis itu kemudian mendekati Taehyung dan berniat mengambil alih alat yang dipegang sang sahabat.

Namun dengan sigap, Taehyung mencekal pergelangan tangan Jennie. Kemudian menarik gadis itu duduk kembali di sebuah bangku. Tatapannya begitu lekat dan penuh kecemasan.

"Kenapa?"

Jennie menatap bingung, "Apanya yang kenapa? Jangan bercanda, kemarikan alatnya!"

"Ingin menangis? Ayo lampiaskan padaku, jangan dipendam," tutur Taehyung lembut, memahami sirat yang menyembunyikan sesuatu dalam netranya.

"Kau pikir aku anak kecil lemah yang harus apa-apa menangis?!" Tantang Jennie mengelak. Nafasnya menderu.

Dan responnya tak dapat mengelabuhi Taehyung. Pria itu justru mengusap lembut tangan Jennie.

"Aku bukan orang yang bisa kau bohongi. Kenapa tadi di rumah? Kau terluka? Kau di pukuli?"

Pertahanan Jennie hampir runtuh. Namun ia mencoba tetap bertahan, "Tidak ada apa-apa!"

Taehyung tersenyum, "Jangan sok tegar di hadapanku. Kenapa berusaha menyembunyikannya?"

"Karena aku tidak ingin terus-terusan bertumpu dan terlihat lemah di hadapanmu!!" Jennie memalingkan wajahnya.

"Alasan apa itu? Aku berdiri di sini sebagai sahabatmu yang selama bertahun-tahun tahu sisi ceria atau bahkan lemahmu. Aku berposisi sebagai itu dalam hidupmu, Jane."

Entah kenapa, entah kenapa penuturan itu seakan sebuah kemutlakan untuk mengklaim bahwa Taehyung peduli atas Jennie lebih dari sekedarnya. Dalam dirinya yang entah seperti apa perasaan jelasnya, Taehyung berpikir bahwa ia tak ingin Jennie merasa terpuruk, lalu memendam semuanya sendiri. Ia ingin dirinya juga perlu tahu dan siaga akan bagaimanapun keadaan gadis itu.

Dalam diam. Taehyung berusaha mencerna perasaan yang timbul. Terhitung sejak setahun belakangan.

Perasaan yang mulanya hanya bentuk kepedulian sesama teman, perlahan berubah menjadi lebih besar, hang berkeinginan untuk melindungi Jennie dengan status yang lain, yang ia sendiri belum mengerti itu.

Selang diliputi keheningan, Taehyung kembali membuka suara. "Izinkan aku kalau begitu,"

Jennie mendongak. Menatap penuh tanda tanya pada sahabatnya itu. Satu-satunya sahabat yang selalu ia andalkan dalam posisi apapun, istilahnya, daripada Jisoo yang juga sahabatnya, Taehyung lebih sering menjadi acuan Jennie untuk melampiaskan segala hal, karena ia merasa dirinya aman bersama pria ini.

"Izinkan apa?"

Tanpa permisi, Taehyung mendekat dan memeluk Jennie penuh kehangatan. Seolah melindungi gadis itu dengan kesungguhan. "Izinkan aku menjadi peran yang akan melindungimu selamanya, yang pada saat kau ingin menunjukkan sisi lemahmu tak perlu merasa sungkan."

***







JADI, TAE SUKA JISOO APA JENNIE NIH?🤩

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 25 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RELATIONSHIP | TAENNIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang