2

131 25 2
                                    

Tempat kalian panas gak sih? Gerah gitu? Beberapa hari ini Pinn berasa kayak dioven. Panas bingits.

Selamat membaca ♥️ Ayo ramaikan vote dan komentarnya.

***

Sejak membuka mata, Cherry sudah tersenyum bahagia. Hari ini gadis itu berusia delapan belas tahun. Cherry lebih bersemangat ketika menyiapkan diri untuk berangkat ke sekolah.

Begitu keluar kamar, Cherry terkejut karena sang ayah juga beberapa asisten rumah tangga menyiapkan kejutan untuknya. Cherry meniup lilin di atas bolu kecil yang ayahnya bawa. Selain dari sang ayah, Cherry senang sekali karena para asisten juga memberinya hadiah. Bukan barang mahal, tetapi cara mereka menyenangkan hati Cherry membuat gadis itu bahagia.

"Hadiah lain menyusul, ya," ungkap David Budiman, saat sarapan bersama putrinya.

"Janji, loh, Pa. Pokoknya nanti malem Papa harus temenin aku jalan-jalan. Papa kerja terus," protes Cherry, menunjukkan wajah kesal.

David terkekeh. Satu tangannya mengusap puncak kepala Cherry. "Tentu, Sayang. Papa akan luangkan waktu buat kamu."

Cherry tersenyum lagi. Sejak usia empat tahun, Cherry harus berpisah dengan sang ibu karena wanita itu meninggal dunia setelah berjuang melawan kanker. Berat bagi David menjadi orangtua tunggal. Namun, pria itu berusaha untuk selalu memenuhi kebutuhan Cherry dan memastikan putrinya tak kurang kasih sayang.

"Kamu ke sekolah sama Yeslin?" tanya David.

"Ya, dong, Pa. Maunya, sih, pake mobil sendiri. Udah 18 tahun, nih," singgung Cherry.

David tertawa panjang. Lagi-lagi, pria itu mengusap puncak kepala Cherry. "Hati-hati, ya, kalian. Inget, mau ujian akhir. Kurangin main."

"Iya, Pa. Tapi, aku mau ngerayain ultah sama Yeslin, sama Liana, pulang sekolah nanti. Boleh, 'kan?"

"Boleh, Sayang. Jangan kesorean pulangnya. Nanti malem, kamu mau pergi sama Papa."

"Beres, Pa. Liana juga nggak bakal mau main lama-lama. Dia bantu jagain toko ayahnya."

David mengangguk setelah menyesap kopinya. "Anak baik dia."

"Aku baik juga, nggak, Pa?"

"Anak Papa yang terbaik," puji David.

Cherry tersenyum lebar dan menyelesaikan sarapannya. Ketika gadis itu menghabiskan jus jeruk segar, ponselnya berbunyi. Notifikasi pesan dari temannya. Beranjak, Cherry berpamitan pada ayahnya.

"Yeslin sama Liana udah deket. Berangkat dulu, ya, Pa."

"Hati-hati."

Cherry setengah berlari keluar rumah. Sebuah mobil berhenti di depan rumahnya. Kaca mobil dibuka dan menampakkan wajah Yeslin. Di sisi gadis itu, sudah ada Liana memegang kue kecil.

"Happy birthday!" seru Yeslin dan Liana serempak.

"Thank you, girls," balas Cherry, masuk mobil.

Setelah Cherry duduk di kursi belakang, Yeslin segera menyiapkan kamera ponsel. Ketiganya berfoto dan tertawa bahagia. Yeslin dan Liana bergantian memberikan selamat pada Cherry sebelum mereka meninggalkan rumah gadis itu.

Sejak masuk SMA, Cherry, Yeslin, juga Liana memulai pertemanan mereka. Meski ketiganya hanya sempat merasakan kelas yang sama di tahun pertama, mereka masih menjalin pertemanan yang erat. Cherry, Yeslin, dan Liana berjanji akan berteman untuk selamanya hingga ketiganya sepakat masuk universitas yang sama.

Sweet Cherry || sweet seriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang