SCORIOUS || NOMIN

455 55 7
                                    

Jeno tengah menyiapkan kuda yang akan ia gunakan. Mencari seekor rusa dengan tanduk emas untuk meminang calon istrinya. Ditemani Mark, Hyunjin, Bangchan dan Lucas mereka bersiap pergi meninggalkan istana. Dengan Raja Ratu, tak lupa yeeun dan para pengawal serta parajurit yang mengantar mereka hingga depan pintu gerbang.

"Yeeun-ah tunggu aku, setelah mendapatkan rusa itu aku akan langsung menikahimu, Jaga diri baik-baik selagi aku pergi dari istana. Aku mencintaimu"

"Iya Jeno aku akan menunggumu dengan baik disini, Aku juga mencintaimu. Hati-hati jaga dirimu dengan baik disana"

Seperti di drama, sang pangeran sebelum menaiki kudanya berpamitan mencium putri kesayanganya, lalu melambai sangat lambat bersama dirinya yang menjauh dari istana.

Mereka meninggalkan istana, pergi menjauh kearea hutan lebat yang dimana kata sang Raja ada sebuah pedesaan kecil disana untuk beristirahat. Berangkat tanpa ada rasa takut sekalipun, Para pangeran tampan yang mengendarai kudanya kini telah sampai di pertengahan hutan.

Benar, Tempat disini sangat gelap dan lembab, ditambah mereka sampai sini hari sudah hampir malam. Istirahat sejenak Jeno bersama keempat teman nya berhenti di pepohonan rindang. Meminum dan memakan camilan yang mereka bawa tadi sambil menerka nerka jalan yang akan mereka lalui di gelap malam tiba.

Saat tengah asik mereka berbincang, entah dari mana sekitar dua belas orang berjubah dengan penutup wajah mengepung mereka berlima. Sambil membawa sabitan dan banyaknya kayu runcing bersiap-siap ingin memukul. Dengan gerakan cepat mereka berdiri bertarung melawan keduabelas sosok misterius tersebut.

Terjadi pertempuran di tengah hutan gelap tersebut. Jeno tak hentinya memainkan pedangnya dengan lihai menebasi mereka dengan pandangan minim. Diikuti pangeran yang lain ikut mengayunkan pedang melawan mereka yang menghajar membabi buta. Satu persatu dari mereka tumbang kini tersisa tiga dari mereka, yang mana dua dari mereka jeno hadapi sendiri.

Menghindari serangan lawan yang hampir saja menebas lehernya. Jeno mengeram kesal dengan gerakan kesetanan ia menusukan pedang tersebut ke dada salah satu pria itu, tanpa dirinya sadari satu dari teman pria misterius yang berada tepat dibekangnya, Menancapkan bilah pisau tersebut di punggung jeno.

Lantas saja tubuh jeno membeku, ia terkejut dengan darah yang mengalir lewat punggung nya. Para pangeran yang melihat kejadian itu lantas saja menenbas kepala pria tersebut tanpa ampun hingga putus mengelinding beberapa meter.



"JENO KAU BERDARAH"




"SIALAN MEREKA SIAPA"




"LEPASKAN PISAU ITU DULU"























Semakin gelapnya malam membuat jalan disana tampak terlihat sama karna minim pencahayaan. Dengan tubuh yang lemas mereka berjalan membawa jeno untuk mencari tempat singgah sementara, meninggalkan kuda mereka disana. Takut-takut ada pasukan yang lainya menyerang mereka dengan kondisi sudah teramat lelah.

Bangchan membakar satu kayu yang baru ia lumuri cairan bakar api sebagai alat penerangan selama perjalanan mereka.
Lumayan lama mereka berjalan hingga sampai dimana Hyunjin memekik girang saat melihat sebuah gubuk tua dengan jarak jauh lima meter dari mereka. Dengan sisa-sisa tenaga mereka berjalan kesana.

Dan disini rumah tua yang dari kayu lapuk tersebut terdapat sebuah gubuk lumayan besar di depanya. Mungkin ini akan menjadi tempat mereka beristirahat sejenak sebelum besok kembali mencari hewan buruan.

Dibaringkan nya tubuh jeno yang menahan sakit. Mereka juga bingung harus melakukan apa, karna mereka sama sekali tak mempersiapkan obat-obatan diperjalanan.

"Jen lepas saja bajumu, bersihkan lukamu dulu takut-takut pisau tadi beracun" Lucas menepuk jeno yang hampir tertidur.

"Kau gila ini di luar ruangan, selagi udaranya dingin aku juga malu harus bertelanjang di depan umum" Walaupun sakit jeno tetap saja masih bisa memberontak memikirkan harga dirinya.

"Disini hutan jen, tidak ada orang adanya hewan buas" Saut mark.

Jeno tetap menolak, memang keras kepala. Padahal baju belakangnya hampir terpenuhi oleh tetesan darah apa daya jeno memang susah dibilanginnya.

Karna suara bising ribut dari mereka tanpa sadar gesekan antara dorongan pintu yang dibuka menjadi alih perhatian mereka berlima. Disana nampak seorang dengan gaun tidur putih selutut yang tengah mengosok gosokan matanya dengan kedua telapak tangan.

Terdiam sejenak pemuda tersebut saling pandang terhadap mereka. Ia kembali mengedip ngedipkan matanya berusaha menyadarkan diri dari apa yang baru saja dilihatnya. Sama dengan mereka berlima mematung saling menatap pemuda tersebut.

Laki-laki manis dengan rambut yang sedikit panjang dikuncir berantakan yang tak lain adalah permaisuri atau istri dari temanya ini membuat mereka tak bisa berkutik, tak menyangka akan bertemu disini.


"Jaemin" Ujar lucas pelan.


"Kalian, mengapa ada disini?" Tanya jaemin heran dan sedikit ragu. Apa benar ini jeno dan temanya yang datang kemari. Untuk apa?.

"Jaemin, tolong izinkan kami beristirahat sebentar disini" Mark berucap sedemikian membuat jeno membuang muka malas.

"Hyung kita pergi saja dari sini" Jeno sudah berancang ancang ingin berdiri namun entah mengapa tubuhnya sangat lemas hingga jatuh kembali terduduk.

"Jen kau tak mungkin bisa melanjutkan perjalananya malam ini juga, selagi kondisimu juga kurang baik"

"Aku tak perduli, aku tak mau berhutang budi padanya nanti" Sarkas jeno.

Jaemin menghela nafasnya malas. Ia membukakan pintu lebar lebar untuk mereka.

"Masuklah tidak usah berisik di luar kau bisa membangunkan hewan hewan buas yang berkeliaran, istirahat di dalam saja"

Jaemin menghampiri mereka, membawai tas-tas kecil mereka untuk masuk kedalam. Diikuti oleh hyunjin dan lucas.

"Kalian apa tak ingin masuk juga? diluar dingin, tidak usah meninggikan gengsi" Ujarnya malas menatap suaminya.

Dengan cangung mark memapah tangan jeno untuk ia ajak masuk walau sedikit ada pemeberontakan. Jaemin ingin sekali menendang pria ini.

Jaemin mengelarkan karpet usang yang lumayan tua pada mereka untuk menjadi alas berbaring.

"Maaf aku hanya punya karpet tua" Dirinya menepuk nepuk debu yang menempel disalah satu sisi karpet.

"Tunggu sebentar aku akan memngambilkan minum" Ucap jaemin yang beranjak pergi meninggalkan mereka berlima.

"Aku tak menyangka jaemin yang tinggal disini" Celetuk lucas.

Mereka saling diam, sibuk dengan pikiranya masing-masing hingga sampai jaemin tiba membawakan lima air di gelas kecil yang terbuat dari kayu.

"Minumlah, Kalian bisa istirahat disini dulu aku tak keberatan, tapi maaf rumah ini sangat sempit dan hanya ada satu kamar yang dapat ditiduri"

"Tak apa jaemin terimakasih karna memberikan kami tumpangan untuk menginap disini" Hyunjin yang haus sehabis minum tak sengaja lenganya menyikut punggung jeno.

"ARGHHHH" Jeno mengeram kesakitan, Kompak mereka melihat jeno yang meringis kesakitan memegangi pungung.

"Hei jeno ada apa?" Tanya jaemin sedikit panik. Bangchan menjelaskan pada jaemin tentang kejadian yang mereka alami beberapa jam yang lalu sebelum tiba.

Jaemin tampak berpikir sebentar, sebelum dirinya memakai pakaian luarnya lalu menyuruh mereka menunggu sebentar, dan dirinya akan segera kembali.

SCORIOUS || NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang