SCORIOUS || NOMIN

519 73 6
                                    

Sudah beberapa jam mereka menunggu jaemin, lebih tepatnya mark dengan lucas saja karna yang lain sudah terlelap, akhirnya selang beberapa lama jaemin tampak kembali dengan dirinya yang membawa keranjang berisi banyaknya daun daunan serta akar yang dibawa masuk.

"Apa kalian belum tidur? tidurlah istirahat saja aku akan membuat obat untuk mengobati luka itu" Jaemin berlalu menuju dapur berkutat dengan alat alat dan bahan yang diambilnya.

Membuat mark dan lucas lama-lama akhirnya mengantuk juga kemudian tertidur. Jaemin menumbuk beberapa daun dan akar yang diingatnya dapat menyembuhkan bekas luka.

Aroma dari dedaunan yang baru saja jaemin rebus tersebut membuat jeno yang tidur merasa tergangu. Jaemin yang melihat itu lantas menghampiri jeno sambil membawa wadah yang berisikan air hangat.


"Sini bersihkan dulu lukanya, takut terinfeksi kuman bisa berbahaya"


Karna posisi jeno yang di pingir mau tak mau ia langsung berhadapan dengan jaemin. Seperti biasa awalnya jeno menolak namun karna paksaan dari seorang jaemin tentu saja jeno akhirnya tunduk.


"Berbalik, buka saja bajumu kau nampak sangat berkeringat" Tidak ingin banyak berinteraksi lanta saja jeno berbalik memungungi jaemin.


Jaemin menelan ludahnya kasar. Punggung lebar yang kokoh disertai luka darah yang mengering dipingiranya membuat jaemin menahan nafas sejenak. Jaemin jadi teringat dada bidang jeno yang menjadi tumpuan saat di kendarainya. Menepis pikiran kotornya, jaemin dengan telaten membersihkan darah yang mengering disana dengan perlahan.


"Ahkk sakit, airnya panas jaemin!"

"Maaf tanganku juga kepanasan"

Seringakali jeno meringis perih saat luka itu tak sengaja terkena tetesan air yang menetes. Ingin sekali menjambak jaemin dan memberinya air panas tersebut.


"Tunggu sebentar jangan tidur dulu sepertinya ramuan obatnya sudah selesai"

"Ramuan obat? dedaunan bau yang kau bawa itu?" Tanyanya yang dianguki jaemin sambil berlalu.

"Hei tidak aku tidak mau!"

Percuma, kini ditangan jaemin sudah ada secangkir herbal ramuan yang telah siap untuk jeno minum. Jaemin menyodorkan cangkir tersebut.



"Ini minum, semoga saja bekas luaknya nanti pagi sudah mengering"


Jeno mengeleng keras mana mau dirinya minum ramuan berbau menyegat itu. Jeno menjauhi cangkir tersebut bersiap ingin berbaring.


"Jeno aku sudah lelah, cepat minum itu hanya baunya saja, tak usah dicium" Sama saja sudah berkali-kali jaemin membujuknya, ya namnya jeno keras kepala mana mau kalau tidak dipaksa.

Kepalang kesal karna sudah mengantuk kembali, Jaemin meminum ramuan itu menahanya di dalam mulut. Membalikan tubuh jeno untuk menghadapnya, dengan gerakan cepat jaemin menyambar bibir tersebut. Mengalirkan air dimulutnya kedalam mulut jeno, Jeno memberontak namun apa daya punggungnya sangat sakit karna posisinya dibawah. Sehabis air tersebut ditelan nya jaemin melepaskan ciumannya.



Jeno menatap jaemin marah, "Berani sekali kau" Ucapnya menunjuk jaemin.

"Berani sekali kau menciumku, cuihh aku harus mencuci mulutku dengan bunga tujuh rupa karna sudah terkena sentuhan jalang dari mu"


Sekelibat bayangan muncul dipikiran jaemin. Kejadian barusan seakan menerobos masuk seperti pernah ada sebelumnya. Kepalanya mendadak pening, dengan rasa ingin muntah disertai keringat dingin. Jaemin bangikit berdiri.


"Beristirahatlah , aku akan segera tidur juga" Jaemin berlari cepat meninggalkan jeno yang menatapnya kesal. Jika Punggung nya tidak sakit sudah dipastikan tangan besarnya melayang tepat dipipi jaemin.


























"Huamm ahh sudah pagi cepat sekali huh rasanya aku masih mengantuk" Hyunjin yang pertama bangun dari tidurnya, beranjak mencari jaemin untuk menanyai dimana letak kamar mandinya.

Menatap punggung kecil yang membelakanginya, hyunjin mendekat. Sepertinya jaemin tengah memasak, diam-diam hyunjin memperhatikan. Istri dari sahabatnya ini, cantik juga jika dilihat dari dekat. Jaemin yang tersadar ada yang memandanginya menoleh kesamping dan menemukan hyunjin dengan wajah bantalnya memperhatikannya.



"Ada apa? ini masih sangat pagi mengapa sudah bangun?" Tanya jaemin sambil mengelap piring yang basah.

"Eung aku ingin ke kamar mandi, ku lihat disini tidak ada kamar mandi" Hyunjin mengaruk pipinya yang gatal lalu mengikuti jaemin yang berdiri.

"Ayo ikut aku" Ajaknya.

Cukup jauh dari rumah yang ditempati mereka, Jaemin dan Hyunjin berjalan dan tiba dimana terdapat sebuah gubuk kecil yang tertutup dedauan lebat diiringi suara gemercik air, hyunjin sudah bisa menebak jika disinilah kamar mandinya.


"Kamar mandinya disini, kenapa jauh sekali? apa kau tak kerepotan jika mendadak ingin buang air atau semacamnya?"

Jaemin menghela nafasnya "Mmhh sudahlah terima saja, lagi pula ini tak terlalu jauh, aku menjalaninya dengan senang-senang saja tak perlu dipikirkan"


"Wah kau hebat sekali jaemin-ssi bisa tunggu aku sebentar aku takut disini masih gelap gulita hehe"

Haduh yang benar saja hyunjin ini. Ia berlalu masuk kedalam sedangkan jaemin menunggunya diluar sambil mematahkan beberapa ranting kayu untuk dirinya jadikan bahan api.


"Jaemin ahh ada serangga tolong aku" Hyunjin berteriak lari keluar, jaemin yang melihatnya hanya mengeleng heran. Badanya besar, wajahnya laki-laki kenapa bisa dia takut hanya pada seekor jangkrik.

Jaemin mengusir jangkrik tersebut dengan hyunjin yang bersembunyi dibekangnya. Dengan sedikit ide jail jaemin mematahkan sedikit potongan ranting lalu melemparnya kebelakang persis kena kepala hyunjin. Membuat dirinya berteriak sambil melompat seperti tarzan, Jaemin tertawa geli memegangi perutnya.

"Hei itu hanya batang ranting hwang" Jaemin masih saja tertawa, hyunjin yang tersadar merengut kesal menyipitkan matanya yang sudah sipit itu membuatnya tak terlihat.

"Sudahla hyunjin cepat, ayo kembali ke kediaman. Aku harus memasak"




















"Kalian sudah bangun, makanlah dulu aku sudah membuat sarapan di meja" Jaemin yang baru datang bersama hyunjin membuat jeno dan yang lainya menoleh kearah mereka berdua.

Jaemin nampak menyusun sesuatu di sudut ruangan. Mereka yang sudah dimeja makan dihidangkan banyak makanan yang belum pernah mereka coba.



"Aku ingin mengantar ini sebentar kalian makan saja duluan, maaf jika hanya menyediakan itu saja, aku tak sempat menangkap ayam"

"Ah tak apa Jaemin-ssi terimakasih banyak maaf karna sudah merepotkan mu" Ujar Mark merasa tak enak pada jaemin.

Jaemin menganguk dan berlalu pergi meninggalkan mereka berlima yang terdiam sambil memakan sarapanya.

"Ku lihat Jaemin sepertinya berubah, pribadinya jadi menyenangkan, Padahal dia disini belum lama kan?" Lucas berucap sambil masih memperhatikan Jaemin.

"Benar kurasa juga begitu, saat tadi dia menemaniku aku merasa sangat nyaman bersamanya" Perkataan hyunjin sukses membuat mereka menoleh.

"Maksudku aman begitu bukan nyaman dalam artian lain, Lagi pula pagi-pagi sekali mengapa dia sudah pergi keluar"

"Entah sepertinya dia sangat sibuk hidup disini"

"Hei jen mengapa kau diam saja, apa lukamu sudah membaik?" Tanya bangchan.

Jeno yang tengah menikmati sarapannya terhenti. Benar dirinya tak merasa nyeri lagi di punggung. Secepat itu? benarkah? obat jaemin manjur sekali. Mendadak dirinya teringat kejadian semalam saat jaemin dengan kurang ajarnya menyium bibirnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 09 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SCORIOUS || NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang