Jaehyun melangkah keluar dari mobilnya, sebuah sedan hitam mewah yang mencerminkan kekayaan dan statusnya. Ia berdiri tegap di depan pintu masuk hotel Jungmu, sebuah bangunan modern dengan arsitektur megah yang menjulang di tengah kota Seoul.
Hotel ini adalah salah satu properti yang dimiliki oleh Jungmu Group, bagian dari jaringan bisnis keluarganya yang telah berkembang pesat selama beberapa dekade. Namun, kedatangan Jaehyun hari ini bukan untuk urusan bisnis semata, melainkan untuk mencari informasi yang lebih pribadi.
Dia ingin mengetahui apa yang dilakukan Rosanné Park hari itu setelah insiden di rooftop. Rosé, gadis yang telah membuatnya merasa terikat, baik secara tak terduga maupun misterius.
Saat ia melangkah masuk ke lobi, sorot mata dinginnya memeriksa setiap sudut ruangan. Para pegawai hotel yang melihatnya langsung membungkuk hormat, menyadari siapa pria yang baru saja melangkah masuk.
Sebagai pewaris Jungmu Group, pamor Jaehyun tak bisa dipandang sebelah mata. Jaehyun menuju resepsionis, namun sebelum sampai di sana, ia merasa ada yang menabrak kakinya. Ketika ia menunduk, terlihat seorang anak kecil berusia sekitar enam tahun jatuh terduduk.
Bocah itu terlihat terkejut dan langsung menatap Jaehyun dengan mata membesar. Anak itu mungkin takut karena ia tak sengaja menabrak seorang pria dengan aura dingin dan berkuasa.
"Oh, maaf, ahjussi!" Anak kecil itu buru-buru meminta maaf dengan nada panik, matanya masih membulat ketakutan.
Jaehyun berhenti sejenak, menatap bocah itu dengan tatapan yang sulit ditebak. Para pengunjung di sekitar lobi tampak menahan napas, mungkin mengira Jaehyun akan marah. Namun, alih-alih menegur, Jaehyun berjongkok, menyejajarkan dirinya dengan tinggi si bocah, dan senyum tipis terbit di wajahnya yang menawan.
Senyuman itu adalah senyum yang selalu dapat menjebak siapa saja. Semua akan tertipu hanya dengan melihat bagaimana garis lengkung itu terlihat sangat sempurna terukir. Padahal dibalik semuanya, itu hanyalah senyum kepalsuan.
"Tidak apa-apa," katanya dengan suara lembut, jauh dari nada keras yang biasanya ia gunakan saat mengatur bawahannya di Black Shadow. "Kamu baik-baik saja?"
Anak kecil itu perlahan mengangguk, meski masih terlihat canggung. Jaehyun merogoh sakunya, dan mengeluarkan sebatang permen dari balik jasnya yang mewah. "Boleh ahjussi tahu siapa namamu?"
"Eng... Namaku Yongju," jawab gadis kecil itu mencoba memberanikan diri menatap Jaehyun didepannya
"Baiklah Yongju, ini untukmu. Lain kali hati-hati saat berjalan ya." Jaehyun mengacak gemas rambut Yongju
Mata bocah itu kembali membesar, tapi kali ini bukan karena ketakutan, melainkan karena kejutan bahagia. Dia menerima permen itu dengan penuh antusias, lalu berlari kembali ke ibunya yang menunggu di dekat pintu masuk.
Beberapa pengunjung hotel yang melihat kejadian itu mulai berbisik-bisik. Seorang wanita paruh baya yang berdiri tak jauh dari tempat itu berkata kepada temannya, "Bukankah itu Tuan Jung Jaehyun? Pewaris Jungmu Group? Ternyata dia baik seperti yang diberitakan, ya."
Temannya, seorang pria yang juga pengunjung hotel, mengangguk setuju. "Aku dengar dia pria yang sangat berpengaruh dan berwibawa. Tapi siapa sangka, dia bisa begitu ramah pada anak kecil."
Jaehyun menangkap bisikan-bisikan itu, tapi ia tak memberikan reaksi apa-apa. Seringkali, ia harus mempertahankan citra baik di hadapan publik, meskipun kegelapan hidupnya sebagai pemimpin Black Shadow lebih dari sekadar bertentangan dengan imej yang ia bangun. Baginya, menjaga reputasi sebagai pewaris Jungmu Group adalah sebuah keharusan, terutama ketika dia harus menyembunyikan sisi gelap yang lebih berbahaya dari dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DISTRUGLE
Fanfiction"Lihatlah Ayah, aku sedang membayar karma atas semua perbuatanmu!" _______☠︎︎______ Di antara cinta yang terlarang, ambisi yang tak terpuaskan, dan rahasia yang menanti untuk terbongkar, Jaehyun, Rosé, dan Sehun terjebak dalam...