Karakter utama pov:
Hallo semuanya, perkenalkan nama aku Diaayanna Mardiana Putri, aku sekarang berusia 16 tahun, sekarang aku telah menyelesaikan pendidikanku di sekolah menengah negeriku dan akan melanjutkan sekolahku di Boarding yang ada di Jakarta Utara.
Ya, sekolah yang aku maksud adalah Islamic Internasional Boarding School MAN 16 Jakarta Utara.
Hari ini adalah merupakan suatu hari yang sangat bersejarah untukku yang dimana aku akan melakukan tes secara langsung untuk menentukan apakah aku akan masuk ke boarding impianku atau tidak.
Aku datang cukup pagi sekitaran jam enam lewat sepuluh menit, disana kondisinya itu masih sangat sepi karena belum ada satu pun orang tua murid beserta muridnya yang datang selain aku.
Beberapa menit aku menunggu akhirnya ada salah satu murid yang datang untuk ikut tes juga, namanya adalah Dinan Alfadlia Khilsa yang biasa dipanggil Dinan.
Orang tuaku mengobrol santai dengan orang tuanya Dinan, sedangkan aku hanya diam saja tanpa berbicara apapun kepada Dinan yang juga ikut menutup mulutnya.
Perlu diketahui sedikit dari diriku, aku orangnya paling pemalu dan paling takut jika harus berkenalan dengan orang baru alias orang yang asing di mataku sehingga membuat diriku mudah merasa canggung.
Tak lama kemudian, hal-hal yang menegangkan ternyata sebentar lagi akan dimulai dan kita diarahkan untuk menuju ke arah ruang lab komputer dan mengerjakan soal yang sudah diberikan.
Aku mengerjakan tugasnya dengan agak takut dan deg-degan karena aku takut melakukan banyak kesalahan yang akhirnya membuatku tidak lolos dalam tesku yang pertama.
Aku melakukan tes ini tidak hanya sendiri melainkan ada sepupu jauhku yang sangat jauh bahkan terlalu jauh hingga aku tidak menyadari hal itu.
Setelah aku selesai mengerjakan seluruh soal yang telah dipersiapkan untukku aku mencoba menyempatkan diriku untuk bertukar pesan dengan sepupuku yang tentu nya juga sudah selesai.
Di saat waktu untuk mengerjakan tugas sudah selesai dan aku sudah benar-benar memeriksa jawaban akhirnya tes pertama berakhir dengan hasil yang lumayan memuaskan hatiku.
Sebenarnya, harusnya setelah ini adalah tes kedua yakni tes wawancara dan sekaligus adalah merupakan tes hafalan kita sampai di mana oleh para ustadz dan ustadzahnya.
Namun dikarenakan kita para peserta tes selesai pada saat waktunya untuk istirahat akhirnya kita diberikan waktu istirahat dan waktu untuk persiapan tes selanjutnya.
Di tengah-tengah kegiatan kita makan dan mempersiapkan diri untuk melakukan tes tiba-tiba salah satu ustadzah berbicara kepada kita yakni tes kedua akan segera dimulai dalam waktu lima menit lebih lagi.
Karena aku sudah kenyang aku memilih untuk memurajaah semua hafalanku yang aku hafalkan ketika aku masih di sekolah dasar saat itu yakni juz 30 dan setengah juz 29 yang masih agak lupa-lupa lah.
Tidak terasa waktu aku untuk beristirahat dan mempelajari kembali hafalanku telah benar-benar selesai, dan kini lah saatnya tes kedua yang juga menjadi penentu apakah kita akan dapat bersekolah di boarding ini atau kah tidak bisa.
Aku menunggu di balik tembok dengan wajah yang begitu khawatir dan menerawang ke angkasa untuk menebak, kira-kira soal apa yang akan dikeluarkan oleh pihak boarding.
Ya, setelah aku menunggu dengan waktu yang terbilang cukup singkat akhirnya aku dipanggil untuk masuk ke dalam ruangan yang ternyata adalah sebuah aula yang begitu besar.
Ternyata di sana aku kembali mendapatkan tes yang mana aku disuruh menuliskan huruf hijaiyah, menulis alhamdulillah, dan menulis istigfar sembari menunggu untuk dilakukan tes lisan yang masih cukup lama karena harus menunggu yang lain juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pesantren Penuh Lika-Liku
Non-FictionCerita ini hanya mengisahkan tentang kehidupan sehari-hari para santriwati di Boarding School yang ada di Jakarta Utara yang merupakan impian banyak orang. Cerita ini juga diangkat dari kisah nyata sang author yang sedang mondok, yang dimana isi cer...