2. Pengantaran Dan Hari Pertama Di Pondok

1 0 0
                                    

Di suatu pagi di sebuah rumah yang tidak terlalu mewah terlihat secercah cahaya matahari, cahaya itu dapat menembus kaca jendela yang tipis dan transparan.

Ada seorang perempuan yang baru saja bangun dari tidurnya lalu kemudian ia beranjak dari kasurnya untuk bersiap-siap melakukan sesuatu hal yang sangat ia tidak sukai.

Ya! Hari ini merupakan sesuatu hal paling ia benci seumur hidupnya karena ia harus tinggal di pondok pesantren selama tiga tahun ke depan.

Namun, dengan sangat terpaksa akhirnya dia bersiap-siap dengan sangat cepat.

Skip ke setelah dia selesai melakukan berbagai persiapan dan mengecheck semua barang yang akan dibawanya ke boarding schoolnya nanti.

Perempuan itu langsung berjalan ke arah kedua orang tuanya yang sedang duduk di meja makan, menunggu dirinya untuk makan bersama disana...

"Good morning mama... How are you today?" Sapa perempuan itu dengan menggunakan bahasa Inggris yang begitu fasih dan lancarnya.

"Good morning too my beloved child... Good well, today mom feels very happy, excited and excited, how about you?" Jawab sang mama dengan menggunakan bahasa Inggris juga seperti anaknya sendiri.

"of course I'm good, in fact today is the best day in the history of my life" Jawab sang anak dengan begitu semangat

"okay okay, now let's have breakfast first and then we'll go to our main destination this morning" ucap sang mama yang sepertinya tidak ingin berbicara panjang lebar lagi.

"okay, okay mommy, I'll eat now" Jawab sang anak dengan wajah yang tersenyum ramah

Skip setelah mereka telah selesai sarapan bersama

"Honey, are you ready? Come on, let's go, we're already going to be late" Ucap sang mama dengan wajah yang terlihat panik dan terburu buru

"In a moment I'll be ready mama, I just need to wear my watch and necklace, then I'll take my favorite pillow and we'll go after that." Jawab sang anak lagi  dengan berteriak karena jaraknya yang lumayan jauh dari tempat kedua orang tuanya berbicara

"Please speed up the preparations, son, so that we won't be late on your first day of entry" Pinta sang mama dengan suara  yang kencang agar terdengar oleh kuping sang anaknya sendiri

"Yes mama, now I'm ready and will come out of my room" Jawab sang anak yang sedang bersiap untuk membuka pintu kamarnya yang menandakan bahwa ia siap secara seratus persen

Anak perempuan yang telah menginjak usia remaja itu kini telah mendandani dirinya sendiri dengan riasan yang membuatnya menjadi seperti seseorang yang bukan dirinya alias berbeda orang saking jauhnya.

Perempuan itu kini berjalan menyusuri lorong lantai dua untuk turun menuju ke lantai satu untuk menemui ayahnya yang sudah sangat siap untuk mengantarkan putri kecil mereka ke boarding impian putrinya tersebut.

"Good morning my dear father, how are you feeling today? Are you happy if I go to boarding and be away from you?" Sapa perempuan remaja itu kepada ayahnya dengan menggunakan bahasa yang sama pula, yakni bahasa inggris

"Good morning to your little daughter, daddy, daddy's news today is very good, daddy is also happy because your daughter will continue her education to the next level." Ucap sang ayah dengan suara lembut dan rendah yang menjadi ciri khas sang ayah ketika berbicara dengannya

"Even though on the one hand, father also feels sad because his little daughter will rarely come home to see her father, but as long as it is good for you, father will definitely support you one hundred percent." Lanjut sang ayah dengan wajah sayunya

"Dad, please don't cry in front of me, I don't want to see you cry" Ujar sang anak sambil mengelap air mata ayahnya agar ayahnya tidak menangis lagi di depannya

Skip akhirnya mereka pergi menuju ke salah satu boarding yang ada di Jakarta Utara.

Tiga puluh menit telah berlalu dan kini keluarga bahagia itu telah sampai di tempat tujuan mereka, yakni sekolah berasrama Islam internasional dan nasional.

"Ayo anak kesayangannya mama turun"Ucap sang mama dengan penuh kelembutan sembari melirik sang anak yang masih sangat fokus pada ponselnya sendiri yang menurutnya jauh lebih menarik dibandingkan dengan pemandangan di balik jendela kaca mobil

"Iya ma, Diaayanna mau turun sekarang juga nih" Jawab sang anak ketika ia sudab menyadari kalau ia tengah dipanggil oleh mamanya.

Anak remaja perempuan bernama Diaayanna itu kemudian langsung turun dari mobilnya dengan anggun dan slayy sekali seperti seorang putri raja.

Ketika ia sudah turun, ia bergegas menghampiri sang mama yang tengah berbincang-bincang dengan salah satu ustadzah yang ada di sana.

"Ma, ayo kita ke aula sekarang, kata salah satu ustadzah barang-barang yang aku bawa di taruh di lobby depan dulu aja gak apa-apa, nanti pas acara pembukaannya udah selesai baru dibawa ke atas" Ucap Diaayanna dengan sangat bersemangat

"Hahaha... Kamu terlihat bersemangat sekali ya kayaknya, baiklah ayo kita ke aula sekarang" Jawab sang mama sambil tertawa kecil dengan tingkah anaknya yang di luar dugaannya

"Oh ya Diaayanna, mama cuman mau ngingetin aja sedikit nih ya, selama kamu disana bersikaplah layaknya seorang rakyat biasa yang tidak tahu apa-apa, oke?"

"Dan satu lagi, kamu selama di sana harus membiasakan diri memakai Bahasa Indonesia sebagai bahasa sehari-hari kamu okay, karena kebanyakan dari teman-teman kamu itu bahasa inggrisnya kurang" Ucap mamanya memberikan sebuah wejangan yang lumayan penting

"Siap mamaku tersayang dan terluvv, aku akan menuruti apa yang mama katakan kepadaku" ucap sang anak dengan wajah yang tersenyum lebar yang menandakan bahwa anak itu setuju dengan perkataan kedua orang tuanya.

Skip acara pembuka telah selesai di laksanakan dan pengemasan barang Diaayanna telah selesai di lakukan

Perempuan bernama Diaayanna ini telah selesai melakukan kegiatan utamanya yakni membereskan semua barang-barang yang telah ia bawa dari rumahnya.

Ia juga sudah berkenalan dengan beberapa teman baru dari kamarnya sendiri yakni Ghurfah A, itu tandanya kini ia hanya harus mengantar kepulangan kedua orang tuanya untuk kembali ke rumah asalnya.

Disini lah perjuangan untuk meraih cita-citanya di mulai, dia beruntung dan sudah di tempat yang tepat karena dia akan mendapatkan banyak ilmu di tempat yang ia pilih

Disini juga lah ia harus menyembunyikan semua identitas aslinya demi kenyamanan dan keamanan anggota keluarganya, ia memulai kehidupan baru dengan identitas sebagai rakyat biasa.

"Selamat tinggal mama, papa... Aku akan membuktikan kalau aku dapat bergaul walau aku berbeda kasta dengan teman-temanku"

"Jangan khawatirkan aku karena selama aku disini aku akan terjamin keamanannya tanpa perlu kalian menyuruh bodyguard untuk menjaga diriku" Ucap Diaayanna lalu kemudian masuk ke dalam boarding

Selamat memulai cerita barumu disini, Diaayanna...

TBC

Hello readers... Gimana nih sama chapter kedua dari cerita baruku? Semoga kalian suka ya...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 27 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pesantren Penuh Lika-LikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang