01. Aeres Daphne

110 22 5
                                    

Semua orang tahu jika Dewi Aphrodite adalah Dewi tercantik di daratan Olympus. Bahkan Ares sang dewa perang yang arogan dan tak memiliki hati itu jatuh cinta dengan rupa sang Dewi.

 Namun, Dewa Ares harus patah hati ketika tahu jika dewi yang sangat dia puja hamil dengan manusia. Dewa Ares marah, istana miliknya hancur karena amarah dewa Ares yang mendengar jika Dewi Aphrodite hamil dengan manusia biasa. Tak ada yang bisa menghentikan Dewa Ares pada saat itu.

Fokus para Dewa dan Dewi bukan hanya kepada Dewa Ares saja, mereka kini fokus dengan Dewi Aphrodite.

Di dalam aturan, para Dewa sangat dilarang memiliki anak dengan manusia, jika itu dilanggar maka hukumannya anak yang nanti dilahirkan harus tinggal di bumi, dan sang Dewa atau Dewi yang melanggar aturan tersebut diambil jiwanya, itu adalah hukuman yang paling berat untuk para Dewa.

"Mengapa kamu tidak merasa takut sama sekali, Aphrodite? Kamu sudah melanggar aturan, mengapa kamu merasa bahagia?" Tanya Dewi Athena yang berjalan di samping Dewi Aphrodite.

Dewi Aphrodite tersenyum mendengar pertanyaan tersebut, tangannya terus mengelus perutnya yang kini mulai membesar.

"Aku bahkan tidak memikirkan itu. Saat ini aku merasa bahagia karena anakku akan lahir. Kau tahu Athena, kebahagiaan terbesar adalah kau bisa bersama dan mendapatkan cintamu" ucap Dewi Aphrodite menatap kedua mata Athena.

"Kau tahu, aku tidak habis pikir dengan jalan pikirmu, Aphrodite. Bahkan sang Dewa Ares yang memiliki tahta dan dihormati semua orang saja kau tolak lalu kau lebih mencintai manusia, ada apa denganmu?" Tanya Dewi Athena.

Semua orang tahu bagaimana dewa Ares sang dewa perang begitu mencintai Dewi Aphrodite. Semua hal dilakukan dewa Ares untuk mendapatkan cinta sang Dewi kecantikan, namun cintanya harus bertepuk sebelah tangan dan beribu tolakan dari Dewi Aphrodite.

"Athena, dewa Ares hanya terobsesi dan bukan cinta yang sesungguhnya. Kau tidak mengerti hal itu, merasa dicintai dengan cukup tanpa berlebihan itu sangat indah" jawab Dewi Aphrodite lalu menghentikkan langkahnya membuat Dewi Athena menghentikkan langkahnya .

"Jika anakku lahir nanti, tolong selalu jaga dia di bumi, aku hanya mempercayaimu Athena. Setelah dia besar nanti, beritahu siapa ibunya"

"Aphrodite" lirih Dewi Athena sambil menunduk, tak berani menatap mata sendu Dewi Aphrodite. 

Semua para dewa tahu, jika kesalahan yang dilakukan Dewi Aphrodite sangat besar dan hukuman yang didapatkan adalah jiwanya akan diambil atau dalam kata lain Dewi Aphrodite akan meninggal. 

Beberapa bulan telah berlalu, dan hari ini Dewi Aphrodite telah melahirkan anaknya. Ditemani Dewi Athena yang berada di sampingnya, Dewi Aphrodite tersenyum menatap bayi yang ada di gendongannya.

"Lihatlah, dia sangat manis sekali, anakku Aeres" ucap Dewi Aphrodite sambil tersenyum kemudian menutup mata. Dewi Athena tahu jika kini jiwa Dewi Aphrodite telah pergi. Dewi Athena menunduk sebagai penghormatan terakhir untuk Dewi Aphrodite.

Dewi Athena mengambil anak Dewi Aprhodite untuk digendong. Bibirnya tersenyum menatap bayi kecil itu "Dia sangat indah sepertimu, Aphrodite" ucap Dewi Athena.

"Aeres Daphne, itu adalah nama indah yang diberikan oleh ibumu"

***

Satu persatu para Dewa dan Dewi pergi meninggalkan ruang peristirahatan terakhir Dewi Aphrodite. Salah satunya Dewi Hera dan Dewi Demeter.

Dewi Hera dan Dewi Demeter berkaitan menghampiri Athena yang saat ini duduk di kursi yang ada di depan ruang peristirahatan Dewi Aphrodite. "Apakah bayi kecil ini anak Aphrodite?" Tanya Dewi Hera sambil tersenyum menyentuh hidung bayi yang di gendong Dewi Athena.

"Benar, namanya Aeres" jawab Dewi Athena dengan mata yang terus melihat ke arah baru Aeres yang tersenyum ketika hidungnya di sentuh oleh Dewi Hera.

"Kenapa namanya seperti anak laki-laki?" Tanya Dewi Demeter bingung.

"Dia memang laki-laki, Demeter" jawab Athena sambil tersenyum menggoda bagi Aeres.

Bayi Aeres tidak pernah menangis, bibirnya terus tersenyum dan tertawa. Kesedihan Dewi Athena yang kehilangan Dewi Aphrodite hilang ketika melihat tawa menggemaskan dari bayi Aeres.

"Dia benar benar seperti ibunya, indah dan cantik. Aku sangat takut ketika nanti dia tinggal di bumi" ucap Dewi Demeter menatap bayi Aeres sendu ketika mengingat beberapa jam lagi bayi Aeres harus diturunkan ke bumi.

"Jangan sampai anakku, Ares, melihat anak Aphrodite. Sembunyikan lah anak ini dari pandangan dewa Ares, dia sedang di masa emosi yang belum stabil" peringat Dewi Hera dan di jawab anggukan oleh Dewi Athena.

"Kau yang akan mengantar Bayi Aeres?" Tanya Dewi Demeter mengatasi Dewi Athena.

"Ya, aku ikut bertanggung jawab untuk menjaga bayi Aeres. Aphrodite memberikan tanggung jawab ini padaku" jawab Dewi Athena.

Dewi Hera dan Dewi Demeter akhirnya pergi, kini hanya ada Dewi Athena dan bayi Aeres yang sudah tertidur tenang di dalam gendongan Dewi Athena.

Sejujurnya, Dewi Athena tidak tega untuk menurunkan mahluk mungil yang ada di gendongannya ini ke bumi, namun ini sudah menjadi hukum alam dan Dewi Athena tidak dapat melawannya.

Semua keindahan dan kecantikan Aphrodite benar benar diwariskan pada bayi Aeres. Dewi Athena merasa takut meninggalkan bayi Aeres sendiri di bumi. Dewi Athena tahu bagaimana buruknya sifat manusia.

***

"Hati hati di bumi ya, aku akan kembali menemui dirimu ketika berusia 17 tahun. Jadilah anak yang baik, semoga restu para Dewa dan Dewi menyertaimu" ucap Dewi Athena sambil menaruh keranjang baru rotan di depan rumah seseorang.

Dewi Athena lalu pergi meninggalkan tangis kencang bayi Aeres. Pintu rumah tersebut itu terbuka dan menampakkan seorang wanita yang berlari ketika melihat bayi yang ditinggalkan di depan rumahnya.

Wanita itu menggendong bayi Aeres yang terus menangis "Anak manis, sudah jangan menangis sayang" wanita itu berusaha menghentikan tangis bayi Aeres.

"Ada apa Frida?" Tanya wanita paruh baya yang juga ikut keluar rumah karena mendengar tangis bayi Aeres yang sangat kencang.

"Lihatlah, ada orang jahat yang membuang anak semanis ini, ibu" ucap wanita itu menatap sendu bayi yang ada di gendongannya.

"Anak yang manis, dia memakai sebuah kalung Frida" ucap wanita paruh baya itu sambil melihat kalung yang dipakai bayi Aeres.

"Namanya adalah Aeres Daphne. Nama yang sangat indah, siapa orang tua yang tega membuang anak selucu ini?" Sedih wanita paruh baya itu.

"Ayo kita masuk ibu, bayi area Aeres nanti kedinginan"

Mereka berdua akhirnya masuk ke dalam rumah. Ini adalah awal kisah dari Aeres Daphne, anak dari Dewi Aphrodite yang mewarisi keindahan dan kecantikan ibunya meski dia seorang pria.

***

Gimana cerita ini? Maaf ya sedikit ngelantur

Aeres DaphneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang