K-1 : Prolog.

194 24 8
                                    

"Gimana kuliahnya, Flo?"

---

"Kenapa? Ada masalah di kampus?"

---

"Gimana kalo kita jalan-jalan, mumpung libur,"

---

"Uang kost biar gue aja yang bayar, mumpung ada duit..."

"Sombong,"

---

"Nggak kerasa ya, sebentar lagi kita udah mau wisuda,"

"Ya,"

---

"Kita udah dewasa, udah saatnya kita raih cita-cita kita,"

"Lo bener..."

---

PROLOG:

••••

"Flo cepet! Kita bisa telat nanti!" Teriakan kencang terdengar dari ambang pintu. Terlihat sesosok gadis yang sedang mengenakan alas kakinya.

Dia, Freyana Aleale Jayawardhana, gadis yang selalu ceria, namun tidak ketika social battery nya habis.

Sementara itu yang dipanggil hanya berdecak sebal. "Sebentar Freyana! Gue masih nyari jaket ini!" ucap gadis itu kesal.

Dia, Flora Rameina, gadis pemarah yang selalu saja emosi akan hal-hal yang tak penting. Ia memiliki ukuran tubuh yang mungil, namun menyeramkan. Mulutnya tajam, sekali ngomong pasti nusuk di hati. Ia juga seringkali menjadi seorang pelupa.

Flora berlari menuju Freya yang sudah menunggunya di ambang pintu keluar. "Cepetan dong! Udah hampir telat kita nih," ucap Freya memberikan protes kepada Flora.

Flora menatap Freya dengan tajam. "Lo diem!" Freya bungkam, tak berani menjawab jika Flora sudah seperti ini.

Flora melanjutkan kegiatannya——mengikat tali sepatu. Sial! Dia lupa betapa sulitnya dia saat mengikat tali sepatu.

"Kenapa?" tanya Freya ketika melihat Flora terdiam.

"Gak," jawab Flora seraya melanjutkan mengikat tali sepatunya yang tak kunjung selesai.

Freya yang peka akan itu hanya tertawa. Ayolah, Flora sudah besar, tapi mengapa tetap tak bisa mengikat tali sepatu? "Sini tak bantu." Freya menjongkokkan tubuhnya, mengambil tali sepatu milik Flora lalu mengikatnya.

"Dah tuh, kalo nggak bisa tuh minta tolong. Gunanya mulut lo itu buat apa?"

"Makan."

"Nggak salah sih," gumam Freya pelan. "Pokoknya, kalo nggak bisa minta tolong ke gue." Freya menatap Flora yang sedang mengenakan jaket miliknya.

"Ya ya ya ya..." Flora menjawab dengan rasa malas, "cepet! Udah hampir telat kita ini!" ucap Flora dengan raut wajah malas pada Freya.

"Ya," jawab Freya.

Kehidupan mereka di kota Tangerang terasa indah, meskipun mengalami beberapa masalah, mereka tetap santuy dalam menjalaninya.

Freya dan Flora tinggal di sebuah kost dekat dengan kampus mereka. Mereka berkuliah di kampus Jaya Pelita——jangan dianggap serius.

Freya dengan tingkahnya yang selalu manja kepada Flora. Selalu membuat emosi Flora meningkat ketika bersamanya.

Flora dengan sifat pemarah dan pelupanya. Selalu membuat Freya takut ketika ia mengamuk.

Inilah kisah dua orang sahabat yang berada di kota Tangerang.

Bagi mereka, kota Tangerang adalah, Kota Penuh Kisah.

•••



























































































Gimana prolognya?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Gimana prolognya?

Minat buat baca?

Kalau minat, kita lanjut ke bab selanjutnya!

Don't forget to Vote And Follow!!

Tangerang, kota penuh kisahWhere stories live. Discover now