|| 02 ||

45 2 0
                                    

Hai haii, comback nih oke kali ini kita tidak akan terlalu formal ya...

I'm sorry kalo misal 2 chapter kemarin terlalu formal hehe

Oke langsung masuk ceritanya yaa...

Happy Reading
--------------------

Bel sekolah sudah berbunyi yang bertanda bahwa semua pelajaran di sekolah telah selesai. Beomgyu keluar kelas bersama dengan Jevan teman sebangkunya.

Beomgyu berada di kelas XII MIPA 3
Sungchan berada di kelas XII MIPA 1
Haechan berada di kelas XII MIPA 4
Jaemin berada di jelas XII MIPA 1 ya dirinya sekelas dengan Sungchan.

Sementara Sion berada di kelas X MIPA 2

Saat pulang sekolah Beomgyu, Sungchan dan Sion dijemput oleh Jaehyun yang hendak pulang kerumahnya. Sementara berdua pulang bersama karena akan membeli perlengkapan PMR.

Diperjalanan....

"Tadi gimana sekolah?" Tanya Jaehyun ke 3 anaknya.

"Seru dad, gyu udah punya teman namanya Jevan seru anaknya"Jaehyun hanya tersenyum menatap Beomgyu lewat kaca yang ada di tengah.

"Sion tadi duduknya bareng anak cewek, kenapa enggak sama cowok aja ya? Pasti kan seru banget dad"

"Serunya kenapa coba?" Tanya Jaehyun ke Sion.

"Seru nya ya kan bisa ngobrol masalah game dad, masalah olahraga dad" jelas Sion dengan mata yang berbinar.

"Kalo Sungchan bagaimana?" Tanya Jaehyun yang menatap ke jok sampingnya karena anak ketiganya duduk di depan.

"Ya gitu aja, gk ada seru seru nya" jelas singkat Sungchan.

Tak lama dari itu mereka pun sampai di halaman rumah, mereka turun dan segera masuk ke dalam rumah. Saat masuk anak anak disambut hangat oleh pelukan Taeyong.

"Kalian ganti dulu aja sana, nanti langsung turun ya" Mereka bertiga pun mengangguk dan segera pergi dari sana.

Sementara Taeyong menatap Jaehyun yang sedang tiduran di atas sofa yang masih lengkap menggunakan setelah kantornya.

"Kenapa? Kayaknya lemes banget? Ada masalah dikantor?" Jaehyun menggeleng dan segera memeluk pinggang Taeyong.

"Kepala aku sakit sayang... hiks..." Mendengar itu Taeyong memegang dahi sang suami dan benar bahwa badan itu panas.

"Ganti baju, nanti aku ke atas bawa obat. Kalo Johnny sama Yuta tau kamu nangis citra kamu ilang pasti" ejek Taeyong dan terkekeh pelan.

Namun lelaki tetaplah lelaki, yang dimana bila sakit pasti akan ada rengekan namun bila terluka seperti kecelakaan dll pasti hanya bilang 'gpp cuma baret dikit doang'.

Jaehyun tetap menurut daripada terusan diejek lebih baik ia segera naik dan mengganti bajunya. Sementara 3 anak nya turun ke dapur dan tidak mendapati adanya daddy, mereka hanya mendapati Bubu nya saja.

"Daddy kemana bu?" Tanya Sion sembari menarik kursi untuk dirinya duduk.

"Daddy diatas masih tidur mungkin" Mereka bertiga hanya ber oh saja.

"Kalo kakak kemana bu?" Tanya Beomgyu gantian.

"Kalo kakak kayaknya lagi dimarkas ngurus keluarga Kim deh sayang, bentar lagi pulang kayaknya tunggu aja ya" jelas panjang lebar Taeyong dan hanya diangguki oleh ketiga anaknya.

Tak heran lagi, namanya saja keluarga Mafia pihak lawan melawan sini membantai.

Sementara di lain tempat...

"Sial, kenapa mereka memutuskan kerja sama?" Ujar seseorang yang kita tidak tau siapa orang itu.

"Awas saja kau Jung Jaehyun! Perbuatan mu akan aku balas lain waktu HAHAHA" Mendengar ketawa itu sangatlah jelek seperti tikus yang kejepit, lebih baik kalo aku yang mendengar ketawa Jeno dibanding ketawa orang biadap.

Mereka tidak mengetahui bahwa ruangan itu memiliki alat penyadap tingkat tinggi sehingga mereka tidak akan mengetahui jika ada orang yang sedang mencari tau tentang mereka.

Namun, disisi lain seorang pria dengan perawakan yang cukup bagus sedang berada diruang bawah tanah, pria itu sedang mengeksekusi para tikus berdasi yang senantiasa menunggu kehadiran uang dengan cara yang licik.

"A-ampun tuan... sa-saya tid-ak akan melakukannya lagi..." ujar salah satu pria tua bangka yang berada disitu.

"Haha... mau kau meminta ampun, saya tidak segan untuk membunuh para tikus berdasi seperti kalian! Kalian kira... saya tidak tau bahwa yang kalian serahkan adalah uang palsu?! Sekarang kalian pilih, mau mati ditangan ku atau ditangan Kakak ku? Pilih mana?" Jeno berkata begitu sembari membersihkan pistol yang ada ditangannya.

"Lebih baik... ha... ha... aku... mati... di... ta-tangan kakak mu itu... ha..." ujar pria Bangka itu sembari mengambil nafas.

"Haha, baik baik..." Jeno segera mengambil handphonenya dan menghubungi sang kakak atau Mark.

Mark yang ditelpon segera ke ruangan dengan senyuman yang lebar sembari memainkan pisau lipatnya.

"Mana mainanku? Pasti sangat seru" ucap Mark saat membuka pintu itu dan menatap sang adek, Jeno melihat ke arah bawah.

Mark mendekat ke arah pria tua itu sembari menenteng pisau kecilnya. "inikah mainanku? Tampaknya dia sudah sekarat?" Mark memukul pipi pria itu dan tak bergumam sama sekali.

"Belum mulai sudah hilang kesadaran" ujar Mark dan diakhiri ketawa.

Lalu mereka berdua menyuruh bodyguard untuk menjaga ruang 3C itu. Sementara mereka berdua pergi untuk menemui sang keluarga.

"Mark bagaimana kakek peot itu? Udah mati kah?" Tanya Jaehyun saat Mark dan Jeno baru memunculkan batang hidungnya.

"Mark baru juga datang, eh dah pingsan" jawab Mark dengan santai.

"Sana ganti, turun, makan" suruh Jaehyun dan diangguki 2 bersaudara itu.

Kalian bertanya? Lah kok Jaehyun dah dibawah aja? Bukannya tadi pusing ya?

Gini nih, tadi dia disuruh makan ama bubu kgk mau yaudah suruh turun aja sambil nungguin 2 anak bujang nya itu.

Batas Fiksi
--------------





















Oke sampai sini aja dulu yaa, makasih yg udah baca ceritaku... kalo bisa di comment ya, biar tau bagaimana atau apa yg salah dari ceritaku oke?

Aku nerima kalo ada masukan, dan terima kasih ya g udah beri aku masukan...

Oke

Thank you

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 07 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

King in the Jung Family || About of Jung FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang