#19#

137 23 9
                                    

🌸🌸🌸

.

.

.

Jimin menghela nafas khawatir,di tangan nya terdapat makanan hangat yang masih mengeluarkan uap, menatap pasrah nampan di depan pintu Hoseok yang hanya di makan sedikit.

Dengan agak kesusahan karena perut besarnya,Jimin mengganti nampan tersebut dengan yang baru,mengetuk pintu di mana sang Hyung bersemayam di dalamnya,tak pernah menapak kan diri sejak kemarin.

Jimin khawatir, terus bertanya pada Yoongi dan Namja itu hanya bungkam seribu bahasa, sebenarnya Hoseok Hyung nya ini kenapa?apa dia marah hingga merajuk seperti ini?tapi,apa sebabnya?Jimin di buat kebingungan,ingin bertanya tapi selalu keterdiaman yang menjawabnya.

"Hyung aku membawakan mu makanan,buka pintunya"kata Jimin pelan,mencoba membujuk Hoseok dengan nada suara halus nya.

"Pergilah Jimin"

Walaupun samar,Jimin masih bisa mendengar suara Hoseok yang menyuruh nya untuk pergi,Jimin mengeratkan pegangannya pada nampan,bibir terlipat menahan diri.

"Hyung,.. sebenarnya ada apa?jika Hyung sakit ayo kita ke rumah sakit"Jimin diam menunggu sahutan dari dalam, namun nihil.

"Apa Hyung ada masalah?aku disini Hyung, cerita padaku,ku mohon"lanjut Jimin lirih, dari semalam Jimin tidak tenang dalam tidurnya walaupun dalam dekapan Yoongi,ia frustasi karena Hoseok yang seperti ini.

"Hyung -"

"Tidak ada, pergilah Jimin"suara itu semakin kecil dan bergetar

"Please"

Dengan mata yang sedikit berembun,Jimin berkata "baik aku akan pergi, jangan lupa makan Hyung,aku pergi"

Jimin mengusap sudut matanya yang berair sebelum berjalan menuruni tangga, melangkah dengan hati-hati sambil membawa nampan di tangan kirinya, berjalan menuju dapur untuk membersihkan peralatan makan, melamun sambil mencuci piring Sampai dirinya tersentak saat cairan bening membasahi pipinya, mengusap air yang berasal dari mata nya itu dengan kasar sampai meninggalkan jejak kemerahan.

Tapi bukannya berhenti, crystal bening itu semakin deras keluar, Jimin terisak menutup wajahnya dengan kedua tangan, semalam ia bermimpi tentang mereka bertiga dengan sosok bayi kecil di tengah mereka yang terlihat bahagia namun menyesakkan dada, ingin mengadu pada sang kekasih, tapi sayang nya Yoongi ada rapat mendadak,ingin bercerita pada Hoseok,namun sang Hyung masih mengurung diri.

Entah karena apa Jimin merasa cemas dan takut, sangat takut hingga ia tidak berani untuk menutup mata, takut mimpi indah yang mematikan itu membunuhnya di bawah alam sadar,Jimin frustasi, sangat putus asa karena keadaan sekitarnya,ia ingin bercerita panjang lebar agar dadanya ini berhenti sesak, apakah karena ia mengandung segala sesuatu menjadi bahan tangis nya? entahlah Jimin tidak tahu, tidak tahu...

Jimin menetralkan nafas mencoba menenangkan diri, mengelus perutnya ketika sang calon bayi bergerak gelisah, jika bisa,Jimin tidak ingin banyak berpikir, takut memicu stres,tapi tidak bisa, tanpa di undang segala beban pikiran datang.

"Sst tenanglah,papa di sini"

.

.

.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 19 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Selfish Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang