bab 5

4 2 0
                                    

Acara tanggal 13 September berjalan dengan lancar walaupun ada beberapa calon member yang hanya menyimak dan hanya ikut kegiatan setengahnya saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Acara tanggal 13 September berjalan dengan lancar walaupun ada beberapa calon member yang hanya menyimak dan hanya ikut kegiatan setengahnya saja.

Wulan menutup kegiatan malam ini dengan memberikan ucapan selamat malam dan terima kasih, diikuti oleh para admin dan tentunya Ala juga ikut memberikan ucapan itu.

🦋

Keesokan harinya, Ala bangun dengan senyuman yang terukir di wajahnya. Dia merasa senang, kegiatan pertama di komunitasnya berjalan dengan lancar tanpa ada hambatan. Sebenarnya ada, hanya saja itu masalah kecil dan dia bisa menanganinya.

Seperti hari-hari biasanya, Azka Devantara—adiknya itu membuka pintu kamarnya untuk membangunkan sang kakak.

"Eh? Sudah bangun, ya?" gumam Azka. Namun Ala masih bisa mendengarnya, dia mengangguk sebagai jawaban.

"Ya, sudah. Azka keluar dulu, ya, Kak. Jangan tidur lagi!" pamitnya sembari memutar badan. Ala yang mendengar penuturan adiknya pun seketika membulatkan matanya dan menggerutu.

Lima belas menit kemudian Ala keluar dengan pakaian kerjanya, dia duduk di meja makan bersama dengan keluarganya yang lain. Tidak biasanya mereka berkumpul dengan lengkap di sini, bahkan Kanaya, adik bungsunya juga ikut hadir walaupun masih dipangku oleh Alika—mamanya.

Sarapan telah usai, Ala dan Azka berangkat bersama karena hari ini adalah hari Senin. Awal Minggu yang menurut sebagian orang sangat membosankan.

🦋

Waktu berjalan begitu cepat, Ala kembali dari kantor tempatnya bekerja dengan wajah yang murung.

"Kenapa, Kak?" tanya Azka yang datang tiba-tiba di hadapan Ala yang baru saja duduk di sofa ruang tamu.

"Ngagetin aja kamu, Dek!" seru Ala memegang dadanya yang berdetak lebih cepat karena rasa terkejut yang baru saja dialaminya.

"Hehe, maaf, Kak." Pria kecil yang merupakan adiknya itu meminta maaf. "Lagian Azka lihat wajah kakak murung saat Azka mau keluar. Azka nyapa kakak aja ngga di balas, ada apa sih? Mau cerita?" lanjutnya memandang wajah sang kakak dengan penuh khawatir.

Ala tertegun mendengar ucapan 'Azka nyapa kakak aja ngga di balas, ada apa sih? Mau cerita?' dari adiknya itu. Sebegitu tidak fokusnya dia kah, sampai-sampai adiknya menyapa, tetapi dia malah tidak membalasnya?

"Ahelah, malah bengong." Ucapan Azka sukses membuat Ala kembali tersadar.

Gadis cantik dengan mata teduh dan wajahnya yang lelah itu menatap manik mata adiknya. "Kamu ngga papa, kan, Az? Maaf kakak tadi ngga fokus jadi ngga membalas sapaan mu."

Bayangan Cantik Butterfly Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang