02. GALAKSA

20.1K 1.1K 191
                                    

HAPPY READINGG🤍🤍

____________________

Malam sudah berganti pagi, kini Aluna sudah rapi dengan seragam sekolahnya, juga cewek itu sudah menyiapkan sarapan untuk Galaksa pagi ini.

Kejadian dirooftop kemarin berusaha untuk Aluna lupakan, mau bagaimana pun ia tidak punya hak untuk mencampuri hubungan Alana dan Galaksa.

"Udah selesai," ucap Aluna melihat sarapan yang sudah rapi tertara di atas meja.

Suara langkah terdengar menandakan seseorang turun dari lantai dua. Galaksa menuruni tangga satu persatu dengan seragam acak acakan, juga rambut yang berantakan tidak lupa dengan jaket kebanggaannya.

"Sa, makan dulu udah gue siapin," ucap Aluna. Galaksa melihat sekilas makanan itu kemudian kembali melihat Aluna.

"Maaf Lun, hari ini gue gak bisa makan masakan lo. Alana udah masak buat gue."

Aluna tersenyum kecut mendengar ucapan yang sudah tiap pagi dia dengar, namun mau bagaimana lagi, setidaknya ia sudah melaksanakan tugasnya sebagai seorang istri.

Aluna mengangguk kemudian mengambil tas yang ada di sofa dan langsung keluar rumah tanpa memerdulikan Galaksa lagi.

"Lun, berangkat bareng gue aja."

Langkah Aluna terhenti, tidak biasanya Galaksa memintanya untuk berangkat bersama namun kenapa dengan cowok itu sekarang?

Aluna membalikkan tubuhnya menatap Galaksa. "Lo gak bareng Alana?"

"Alana katanya berangkat sama bang Aksa," ucap Galaksa. Cowok itu dengan cepat mengambil kunci motor dan langsung mendekat kearah Aluna, menarik pelan tangan cewek itu untuk berangkat.

Saat sudah berada di depan motor, Galaksa mengambil satu helm dan memasangkan dikepala Aluna. Sedangkan cewek itu hanya diam membiarkan Galaksa memasangkan helm.

"Ini helm kesukaan Alana, katanya dia paling benci kalau ada orang lain yang make helm ini. Tapi lo tenang aja, dia pasti gak marah kalau lo yang make," ucap Galaksa tersenyum.

"Gue pake helm lain aja."

"Gapapa Lun, pake ini aja."

"Ayok berangkat sekarang, jangan sampe lo telat," ajak Galaksa.

Hanya keheningan yang menyelimuti keduanya, tidak ada yang mengeluarkan suara sedikitpun. Galaksa yang sesekali melihat Aluna dari kaca spion dan Aluna yang memejamkan matanya menikmati angin pagi.

"Lun, gue mau nanya sesuatu boleh?"

Aluna membuka matanya saat suara Galaksa terdengar. "Apa?"

"Kapan lo bilang sama bunda mau cerai? Cuma lo satu satunya yang bisa buat kita cerai secepatnya, gue mohon banget sama lo ngomong secepatnya sama bunda," ucap Galaksa dengan penuh harap.

"Sa, gue gak bisa cerai sama lo," jawab Aluna setelah terdiam sesaat.

"Kenapa? Bukannya dulu kita udah sepakat untuk cerai? Kenapa sekarang lo gak mau?"

"Bunda terlalu baik sama gue, gue gak mau bikin bunda kecewa." Ghina mamanya Galaksa begitu baik pada Aluna membuat ia tidak sanggup untuk mengecewakannya.

Galaksa menghentikan laju motonya, menepi kearah samping kemudian turun dari motor. Sama halnya dengan Aluna yang juga turun dari motor dan membuka helm.

"Lo udah janji, Lun. Dan ini waktunya lo tepati janji itu," ucap Galaksa menatap dalam kedua manik mata Aluna.

"Iya gue udah janji, tapi mungkin gue gak bisa nepatin janji itu."

GALAKSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang