3 : Sandiwara Radio

35 7 1
                                    

Mada.

Namaku Madahasa Raja. Biasa orang memanggilku dengan panggilan Mada. Saat ini aku duduk di bangku kelas dua belas, dan sedang sibuk mempersiapkan ujian masuk perguruan tinggi layaknya anak-anak kelas dua belas pada umumnya.

Hanenda Radiyanto atau yang akrab disapa Ete adalah salah satu (atau mungkin satu-satunya) sahabatku. Kami mengenal satu sama lain waktu kelas sepuluh semester dua karena berakhir di grup musik yang sama. Waktu itu memang ada banyak anak kelas sepuluh yang membuka lowongan anggota band, dan kami berdua berakhir pada satu tim yang sama. Terimakasih kepada poster New Kids On The Block yang ada di mading karena berhasil mempertemukan kami berdua hingga akhirnya kami merasa klop dengan satu sama lain.

Aku mengenal Ete sebagai sosok yang banyak bicara. Terkadang bahkan terlalu banyak bicara sampai-sampai membuat orang lain kesal. Nggak sedikit orang yang suka memberikanku kalimat pujian karena berhasil kuat berteman dengan Ete. Karena bagi beberapa orang, berbicara dengan Ete itu sama saja seperti berbicara dengan seribu orang.

Awal mula kami bermain di dalam satu band yang sama, Ete berperan sebagai seorang vokalis. Walaupun tengil begitu, suara Ete ini patut diancungi jempol. Suaranya merdu, cocok menyanyikan banyak lagu serta berhasil bikin banyak perempuan tersipu malu.

Sementara itu aku berperan menjadi gitaris. Terimakasih kepada Bapak yang sejak kecil mengenalkanku pada dunia musik, bermain gitar jadi salah satu bakatku yang bikin banyak orang kagum.

Walaupun kami punya chemistry yang baik, Ete nggak lama berada di dalam band itu karena dia memutuskan untuk fokus pada kegiatan taekwondo nya. Sementara aku terus bertahan di band itu sampai saat ini, walaupun hanya berperan jadi pengisi acara sekolah terutama pentas seni yang sering diadakan setiap tahunnya.

"Sopo jenenge arek iku mau?" (Siapa namanya anak itu tadi?)

Jalanan Malang itu nggak terlalu ramai. Apalagi sekarang masih siang, kebanyakan orang masih berada di kantor atau mungkin rumah mereka masing-masing. Pemuda di sebelahku alias Hanenda Radiyanto atau yang lebih sering ku panggil Ete, menoleh ketika mendengar pertanyaanku. Aku ikut melirik ke arahnya sekilas, "Yang pakai bando maksudku"

Pemuda itu ber-oh ria waktu aku memberikan detail tentang subjek yang sedang ku bicarakan. Ia tertawa kecil sambil masih asik bersenandung ke lagu dari radio, "Sodara ku! Sing sering tak ceritakno iku lho (Yang sering aku ceritain itu loh)"

Aku berdeham, memberikan kode kalau jawabannya barusan tidak menjawab pertanyaan ku sama sekali, "Lah ya iya.., siapa namanya?"

"Kenapa?" bukannya menjawab pertanyaanku, Ete malah menatapku dengan tatapan jahil. Tatapan yang sebenarnya paling ku benci selama berteman dengannya, "Seneng karo dheweke? (Naksir sama dia?)"

"Jawab aja susahnya apa sih, Te?" ucapku dengan nada kesal. Bahkan saking kesalnya, aku sampai menghentikan mobilku di pinggir jalan dan menoleh ke arahnya. Bukannya merasa bersalah atau apa, Ete malah semakin terbahak dan membuatku semakin jengkel.

"Dianti" ucapnya setelah selesai tertawa. Ia bahkan sampai harus mengusap air mata yang keluar dari matanya karena tertawa terlalu keras, "Tadi kan dia sudah perkenalan, ora krungu ta? (Nggak kedengeran?)"

"Ora" jawabku ketus sambil kembali menancapkan gas di jalanan kota Malang yang lebih dipenuhi oleh becak, sepeda motor atau sepeda, "Gimana mau bisa dengar. Suaramu sama perempuan yang satu lagi itu terlalu keras, omongan dia nggak ada yang kedengeran"

Mobil milik Bapak yang kini ku kendarai ini melaju di jalan Ijen. Sementara Ete masih sibuk bersenandung dengan lagu dari radio. "Tapi memang Dianti ki ayu pol" celetuk Ete, kembali membahas perihal saudaranya itu.  Tangannya mengetuk pinggiran jendela yang dibuka lebar, "Sing demen areke ki akeh (Yang suka anak itu banyak)"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 6 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BersamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang