02. The Wolfren

36 6 0
                                    

Freya menarik napas dalam-dalam, merasakan udara malam yang dingin menyentuh kulitnya. "Kau siap?" tanyanya sambil menoleh ke Marsha yang berdiri di sampingnya.

Marsha tersenyum tipis, matanya memancarkan keyakinan. "Aku lahir untuk ini," jawabnya dengan tenang.

Di kejauhan, terdengar suara gemuruh samar, pertanda bahwa sesuatu yang besar sedang mendekat. The Wolfren bukanlah sekadar nama; mereka adalah simbol kekuatan dan persatuan. Bersama, mereka akan menghadapi apa pun yang datang.

Langit mulai memudar, dan sinar pertama fajar muncul di cakrawala, memberi mereka harapan baru. “Ini saatnya,” kata Freya.

Dengan langkah mantap, mereka berdua melangkah maju, meninggalkan ketidakpastian malam dan menuju ke medan yang belum mereka kenal.

Suara gemuruh semakin keras, seakan menggema di tanah yang mereka pijak. Freya dan Marsha saling bertukar pandang, tanpa perlu kata-kata untuk memahami satu sama lain. Mereka telah melewati banyak hal bersama, namun tantangan kali ini terasa berbeda—lebih besar, lebih mendebarkan.

Freya merapatkan mantel bulunya, merasakan energi yang mulai mengalir di udara. “Apakah kau merasakannya?” bisiknya.

Marsha mengangguk. "Kita tidak sendirian."

Tiba-tiba, dari balik bayangan pepohonan, muncul sosok-sosok yang perlahan menghampiri. Siluet mereka samar, tapi cahaya fajar yang mulai muncul perlahan-lahan memperjelas wujud mereka—sekumpulan makhluk dengan mata berkilau dan taring tajam.

"Kawan atau lawan?" tanya Marsha dengan suara berbisik.

Freya menajamkan tatapannya, lalu berbisik, “Hanya ada satu cara untuk mengetahuinya.”

Dengan tangan yang siap, mereka berdua bersiap untuk menghadapi apa pun yang datang, bersatu sebagai The Wolfren. Hari baru telah tiba, dan dengan itu, tantangan yang tidak akan mereka hindari.

Sosok-sosok itu semakin mendekat, langkah mereka nyaris tak bersuara di tanah yang basah oleh embun pagi. Freya dan Marsha memperhatikan dengan cermat, setiap gerakan, setiap desiran angin yang membawa aroma asing.

"Freya," bisik Marsha lagi, matanya tetap fokus ke depan. "Mereka bukan seperti yang pernah kita temui sebelumnya."

Freya mengangguk perlahan. Ada sesuatu yang berbeda dalam aura para makhluk ini—bukan ancaman, tetapi juga bukan keakraban. "Tetap tenang," jawab Freya dengan suara rendah. "Kita lihat apa yang mereka inginkan."

Salah satu sosok berhenti beberapa langkah di depan mereka, jauh lebih besar dari yang lain, dengan mata berwarna biru yang menyala dalam keremangan fajar. Makhluk itu berbicara dengan suara dalam yang bergema di udara, "The Wolfren... Akhirnya kita bertemu."

Freya mengangkat alisnya, terkejut bahwa mereka tahu siapa mereka. "Siapa kalian?" tanyanya, tetap berjaga-jaga.

"Kami adalah penjaga dari dimensi lain," jawab makhluk itu, suaranya dingin namun tegas. "Kami sudah lama menanti kedatangan kalian. Sebuah ancaman besar sedang bangkit, dan kalian adalah kunci untuk menghentikannya."

Marsha melirik Freya dengan ragu. "Apa ini jebakan?"

Freya menatap makhluk itu dengan mata tajam. "Kenapa kami? Kenapa tidak ada yang memberitahu kami soal ini?"

Makhluk itu menunduk sedikit, menunjukkan rasa hormat. "Karena hanya The Wolfren yang memiliki kekuatan untuk melawan kegelapan ini. Waktu kalian untuk bertindak sudah dekat."

Sejenak suasana hening, hanya terdengar desiran angin yang lembut. Freya dan Marsha saling menatap, merasakan beban baru yang tiba-tiba menghampiri mereka.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 29 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

F & MTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang