bab 39

5.4K 571 26
                                    


   Keesokan paginya semua anak anak Park sudah bangun bahkan mereka sudah pergi pagi pagi untuk olahraga di tepi pantai, Wendy yang sibuk di dapur bersama oma Rosa dan Chanyeol yang lebih memilih membaca koran sambil di temani segelas kopi panas di pagi hari.

   Hanya tersisa Renjun yang sengaja Wendy biarkan, karena anak itu tidak bisa tidur nyenyak semalam bahkan beberapa kali terbangun, sepertinya setelah pulang dari liburan dirinya dan juga Chanyeol harus bertemu kembali dengan dokter Donghae.

"Anak anak belum balik Wen?" Oma Rosa menatap menu makanan yang di buat putrinya sambil sesekali melirik ke arah ruang tengah.

"Belum ma, mungkin sebentar lagi" Wendy sendiri hanya tersenyum maklum, anak anaknya kalau sudah berniat olahraga pasti akan lupa waktu dan lebih aneh lagi tumben Haechan putranya satu itu mau ikut.

"Renjun, cucu oma yang satu itu gak kamu bangunin?" Tanyanya yang kini menatap Wendy yang sudah mematikan kompor dan mulai meletakkan makanan tadi ke piring.

"Nanti aja ma, kalau yang lain udah datang, kasian semalam gak bisa tidur, entah mungkin trauma kambuh, nanti pulang dari sini kita mau Konsul lagi dengan dokter Donghae" ujat Wendy namun sang oma justru semakin menatapnya.

"Coba pake cara lain coba, jangan cuma bergantung pada dokter psikolog nya atau apapun itu, di Indonesia ini banyak cara loh nak, siapa tau ada kemajuan kayak dulu oppa mu kan?" Ujar Oma Rosa membuat Wendy langsung terdiam.

"Ma, aku tau ya apa yang mama pikirkan, plis ma Renjun putraku hanya trauma dan pasti bisa sembuh dengan medis, oma mau aku bawa Renjun ke paranormal di indo gitu, ayolah ma, dulu oppa Siwon emang kena guna-guna cewek itu sampai hampir gila tapi jelas beda dengan putraku, mama jangan aneh aneh deh" Wendy meletakkan piring tersebut dengan kasar.

"Ya siapa tau, cucuku di guna-guna nenek lampir itu kan, masa cucuku masih sering ketakutan gitu loh Wen" bukan tanpa alasan, oma Rosa sendiri yang masih ada keturunan jawa dan China sudah biasa dengan hal seperti itu sebelum memutuskan pinda ke Korea bersama putra pertama.

"Ma, ini masih pagi jangan buat Wendy pusing, lebih baik Wendy liat Renjun, tuh cucu oma yang lain udah dateng semua" Wendy langsung meninggalkan mamanya yang masih terdiam di meja makan.



  Wendy membuka perlahan pintu kamar itu dan melihat putranya yang masih nyenyak bergulung di bawah selimut.

  Wendy hanya mengelus pelan pipi putranya, matanya masih terlihat sedikit sembab karena menangis semalam.

"Sayangnya mama bangun yuk nak, sudah pagi loh" Wendy sendiri mencium gemas putranya hingga membuat Renjun mulai menggeliat karena terganggu dan membuka matanya perlahan.

"Ayo bangun, injun harus sarapan" Wendy membantu putranya untuk duduk bahkan mata anak itu masih terpejam.

"Mandi ya nak" gumamnya namun Renjun justru menggelengkan kepalanya dan memeluk dirinya erat.

"Ya udah, bagaimana kalau cuci muka saja hm" Wendy masih berusaha membujuk putranya yang sedang dalam keadaan mood yang buruk.

  Setelah berhasil Wendy mulai menuntun sang anak menuju kamar mandi.

"Ma, kenapa mama percaya sekali sih dengan hal hal seperti itu" Chanyeol rasanya tiba-tiba pusing saat mertuanya itu mengatakan sarannya.

"Kan cuma saran Chanyeol, kamu ini bagaimana sih, siapa tau manjur kan, jadi tidak ada salahnya mencoba" ujar oma Rosa.

   Mark bahkan yang lainnya sudah menahan tawa sejak tadi, mereka kasian sebenarnya terhadap papanya yang frustasi dengan oma mereka.

"Kalian setuju kan dengan saran Oma" oma rosa menatap semua cucunya yang menganggukkan kepalanya secara bersamaan membuat Chanyeol sedikit terkejut.

Stars Behind the Darkness Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang