Prolog

20 1 0
                                    

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh... Semuanya,

Warning!!
Hati-hati typo bertebaran!!

Dilarang keras dalam
memplagiat!!!

*********************************

"Tidak ada kata terlambat untuk berubah menjadi sosok yang lebih baik lagi, berubahlah selagi masih ada waktu,"
#SabbahStories

-Attar -

Attar mulai memasuki kamar sang ibunda dengan senyumannya yang masih saja merekah bahkan tidak luntur sedikit pun. Dengan perlahan kakinya mulai melangkah ke arah ranjang sang bunda yang tengah terlelap dalam tidurnya. Attar meletakkan nampan yang ia bawa di meja dekat ranjang bundanya.

"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, bunda. Attar udah pulang nih, Attar juga udah buat masakan kesukaan bunda," bisiknya pada telinga bunda sambil menciumi tangan bundanya dengan penuh kasih sayang.

"Wa'alaikummusalam warahmatullahi wabarakatuh, nak. Bunda rindu dengan Attar," lirih Sarah sambil membuka matanya dengan perlahan.

"Attar juga rindu dengan bunda. Maaf karena Attar udah ganggu waktu istirahat bunda. Soalnya bunda harus makan dan minum obat dulu biar cepat sembuh," ujar Attar sambil membantu Sarah untuk duduk.

"Iya, gak papa, nak," ucap Sarah sambil mengelus surai putranya dengan penuh kasih sayang.

"Sekarang bunda makan dulu, ya. Attar udah masakin sup kesukaan bunda," ujar Attar sambil mengambil piring yang telah ia bawa tadi.

"Bunda, aaa" ujarnya sambil menyuapkan sesendok makanan kepada sang bunda.

Sarah menerima suapan dari sang putra,

"Bunda, gimana enak, gak?" Tanya Attar dengan penasaran.

"Hm, gimana ya?" Raut wajah Sarah membuat Attar semakin penasaran dengan rasa masakannya.

"Gak enak ya, bunda?" Raut wajahnya yang awalnya riang gembira kini berubah menjadi masam.

"Hei, kok jadi sedih gini sih mukanya. Bunda cuman bercanda, makanan kamu selalu enak, kok. Bunda malahan suka banget sama masakan kamu," hibur Sarah sambil mengelus pipi putranya.

"Bunda, mah. Bercanda mulu," rengek Attar kepada Sarah yang membuat dirinya terkekeh melihat tingkah laku dari putra bungsunya.

Sarah terus menganggu Attar yang membuat Attar semakin merengek kepada dirinya. Ruangan kamar bernuansa putih coklat itu pun dipenuhi dengan tawa keduanya.

"Nah, sekarang bunda udah selesai makan tinggal minum obat aja deh," ujar Attar yang kemudian memberikan beberapa tablet kepada Sarah untuk diminum.

"Nak, Abang kamu gak ada telpon?" Tanya Sarah setelah meminum obatnya.

"Ada bunda, tapi tadi bunda lagi tidur Attar gak tega mau bangunin bunda. Maaf, ya, bunda," Attar menunduk dengan penuh penyesalan.

"Hey, gak papa, nak. Bunda cuman nanyak aja," Sarah mulai mengangkat tangannya menuju wajah putra bungsunya yang telah dewasa.

"Nak, nanti kalau bunda udah pergi kamu masuk mondok aja, mau ya?"

Attar menatap manik indah sang bunda yang seolah-olah membuat dirinya terhipnotis.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 3 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sabbah Stories (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang