Perihal Buah Tangan

11 0 0
                                    

Kepada Pak Tua yang giginya keropos. Saya melihat bapak sudah seperti bapak saya. Sejak kali pertama bapak mengunjungi kamar saya, kemudian bapak menceritakan keseharian bapak, rutinitas bapak, siapa saja yang pernah menyewa kamar di kos. Bahkan bapak juga pernah menceritakan penyewa seperti apa yang ketahuan membawa lawan jenis sembunyi-sembunyi menginap di kamar sampai pagi. Tanpa sepengetahuan bapak mereka melanggar peraturan yang bapak buat. Bapak juga menceritakan kepada saya bagaimana reaksi bapak menghadapi mereka. Sikap bapak yang mengingatkan saya dengan bapak di rumah. Seperti tebakan saya, bapak musti bisa nyambung saat berbincang dengan bapak. Persis. Saya juga pernah menyampaikan kepada bapak kalau bapak pasti akan senang berbincang dengan bapak, pak tua yang giginya keropos..

Bapak dengan anak perempuan. Bapak yang katanya cinta pertama setiap anak perempuan. Hanya berlaku apabila seorang bapak sesuai dengan bagaimana dunia menentukan seperti apa seorang bapak seharusnya. Kepala keluarga. Pemimpin rumah tangga. Sumber penghasilan terbesar untuk makan anak dan istri. Kalau tidak? Cinta pertama berubah menjadi patah terbesar bagi setiap anak perempuan. Tidak ada relasi yang bertahan dengan sehat apabila seorang istri lebih mandiri dan memiliki jumlah penghasilan yang lebih besar dari suaminya.

Kepada pak tua yang giginya keropos. Saya akan senantiasa mengingat petuah-petuah yang bapak pernah sampaikan. Sudah terpatri di dalam kepala saya. Saya hafalkan. Saya rapalkan seperti doa pada malam sebelum tidur dan menerapkannya dalam kehidupan. Akan selalu saya ingat, Pak. Saya akan terus mengingatnya. Saya akan terus mengingatnya. Pesan bapak mengenai:
Seberat apapun masalahnya kamu tetap harus senyum. Karena orang lain tidak tahu-menahu masalah seperti apa saja yang terjadi padamu. Kalau sedang banyak masalah tapi tidak tersenyum saat bertemu orang, tidak menyapa orang tersebut seperti biasanya maka kita sudah kehilangan kesempatan untuk kemungkinan buruk. Orang lain akan mempersepsikan kita sombong sehingga apabila suatu hari nanti kita membutuhkan sesuatu, membutuhkan pertolongan orang lain, kemungkinan besar orang itu tidak akan membantu.

"Lha ngapain? Waktu gue susah lu kemana? Ibaratnya gitu nak" kata bapak.

Sebab egois sudah menjadi sifat dasar manusia. Dan petuah-petuah bapak semakin membenarkan seringnya manusia hanya akan mengulurkan tangan pada mereka yang memberinya buah. Jika tidak ada buah yang didapat, belum tentu manusia itu berkenan mengulurkan tangannya. Buat apa susah payah mengulurkan tangan hanya untuk kembali dengan tangan kosong. Begitu kan, Pak?

"doain gue ya" kataku

"ya lu doain gue balik nggak?" katanya

Bahkan manusia pamrih untuk barang paling gratis di bumi. Doa. Padahal yang Maha Pemberi tidak pernah minta diberi kembali.

collection of storiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang