CHAPTER 12

707 99 6
                                    

Semua kru berlalu-lalang menyiapkan segala macam keperluan pemotretan. Memasang kamera dan block light di beberapa sisi demi mendapat angle yang terbaik. Lokasi diramaikan instruksi tepuk tangan serta seruan toa untuk memberi arahan agar tetap kondusif.

Kali ini Deluca mendapat job outdoor dari brand pakaian lokal yang cukup terkenal di Milan. Dia duduk di tempat yang telah disiapkan dengan make-up artist yang sedang memberi polesan tipis pada wajahnya ditemani Naina yang duduk disebelahnya.

"Thank you, bro..."
Deluca dan yang lainnya menatap bingung ketika anggota kru tiba-tiba mendekat dan mengucapkan terimakasih.

Belum usai dengan kebingungannya,  ada kru lain yang datang dan melakukan hal yang sama. Deluca mulai curiga mengingat kejadian di gedung studio beberapa hari lalu.

"Biarkan aku melihatnya." Pinta Deluca dan make-up artist untuk mengangguk.

Deluca beranjak ke depan bersama Naina dan mereka terdiam melihat berbagai pilihan makanan tertata apik dibawah tenda. Deluca mendekat, menghadang salah satu kru yang berjalan kearahnya.

"Thanks for the breakfast." Kata kru didepan Deluca.

"Breakfast?"

"Ya... Mereka bilang ini darimu." Kru menunjukkan makanan ditangannya.

Deluca menatap Naina dengan raut bingung lalu beralih pada kru didepannya. Dia ingin menepis satu nama yang ada di benaknya namun semuanya terlalu monoton.

"Okay... Enjoy your breakfast." Kru mengangguk lalu pergi meninggalkan Deluca dan Naina.

"Apa pikiranmu sama denganku?" Tanya Naina.

"Bisa jadi." Sahut Deluca mendekat ke salah satu pria berjas yang berdiri didekat tenda.

"Maaf... Bolehkah saya tau kenapa mereka mengatakan semua ini dari saya?"

"Anda tuan Deluca, benar?" Deluca mengangguk.
"Ada titipan untuk anda tuan."

Pria berjas memberi isyarat pada temannya yang lain dan Deluca hanya diam memperhatikan interaksi mereka.

"Ini titipan untuk anda tuan."

Pria itu mengulurkan paperbag pada Deluca dan Deluca hening beberapa saat. Naina yang menyadari kebimbangan Deluca segera menyenggol lengannya untuk menyadarkan model itu.

"Siapa pengirimnya?" Tanya Deluca menerima paperbag.

"Mr. Lucien, tuan."

Wajah Deluca datar, tebakannya benar dan dia hanya menyenggut kecil.

"Baiklah... Terimakasih." Kata Deluca menarik Naina untuk kembali ke tempat semula.

"Aku sudah mengatakannya padamu kan?"

"Aku tidak tau dia akan mengirim seperti ini lagi, ku kira dia akan berhenti setelah aku datang ke undangan dinnernya." Deluca duduk dikursi lipat dan memberikan paperbag pada managernya.

Naina menghela napas lalu membuka paperbag yang berisi sarapan dan menyuapkan potongan kecil pada mdelnya.

Naina menghela napas lalu membuka paperbag yang berisi sarapan dan menyuapkan potongan kecil pada mdelnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ENCANTAR || JOONGDUNKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang